Sunday, November 11, 2018

Penuntut dan Penerima Pahala

Pahala dari Tuhan (2)
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Nov 2018

Kadang kala berurusan dengan orang yang suka memuji-muji dirinya dan mengharapkan pahala bagi dirinya merupakan hal yang menyebalkan. Suatu kali ada orang yang curhat perihal bosnya yang tidak punya rasa pengertian. Dirinya sedang sakit tetapi malah dituntut untuk kerja dan kerja terus. Dia juga menyebutkan berbagai kebaikan yang telah dia lakukan bagi bosnya tetapi dia merasa malah dicurigai dan tidak dianggap oleh bos dan anak bos. Jika sering dicurhati hal semacam ini, seseorang yang bertelinga tipis lama-lama ya kesal juga, apalagi keluh kesah semacam ini telah disampaikan di depan sekelompok orang. Alhasil, tersebarlah berita di kalangan bawah bahwa bos dan anak bos merupakan orang-orang yang tak punya perasaan. Apa benar begini?

Jika kita harus bekerja untuk bos seperti untuk Tuhan, bukankah kita perlu menyelamatkan muka bos dari penuntut pahala? Namun, jika penuntut pahala tidak dipedulikan bos, ya kasihan juga karena kondisi fisiknya memang cukup memprihatinkan. Namun, tidak enak donk jika kita melaporkan bahwa penuntut pahala ingin ini dan itu. Alhasil, untuk melindungi kedua belah pihak, pelapor hanya membeberkan kondisi fisik penuntut pahala dan mengharapkan anak bos mempedulikan dia.

Amsal 27:5 Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. 
Ketika menerima pemberitahuan dari pelapor, anak bos segera menunjukkan kepeduliannya kepada penuntut pahala. Alhasil, penuntut pahala merasa senang, bos dapat menyelamatkan reputasinya, dan para penggerutu merasa malu karena mempercayai cerita penuntut pahala. Namun, anak bos membenci pelapor yang berusaha menyelamatkan mukanya di depan karyawan. Hahaha… terkadang hidup itu memang lucu. Terkadang orang yang kita lindungi malah memusuhi kita. Yesus juga telah berusaha melindungi manusia tetapi beberapa manusia malah membenci-Nya dan menyalibkan Dia karena mereka tidak menyukai teguran yang nyata.

Dulu aku pun sempat berniat memberikan CD album ‘Oldiest Worship Night’ kepada seseorang yang terkenal suka marah-marah. Namun, dia selalu berusaha menutupi kemarahannya di depanku dengan cara meminta orang-orang di sekitarku untuk merahasiakan kebiasaannya yang suka marah-marah. Maka, sebelum memberikan CD tersebut aku mau mengujinya terlebih dahulu. Agar adil, sebelum mengujinya aku pun memberikan firman terlebih dahulu: “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” (Efesus 4:26) dan Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. (Amsal 27:6)

Ujiannya sederhana sich. Di sini aku cuma memberitahu dirinya bahwa di dalam perusahaannya banyak orang terkena penyakit kudis (kurang disiplin) sehingga ada yang tidur saat jam kerja, sering datang terlambat, dan bermain saat jam kerja tetapi aku juga tidak bisa membantunya karena aku juga sedang terserang bisul (bisanya usul). Eh, hanya begini aja dia langsung kebakaran jenggot. Ketika suara hatiku memberitahuku agar CDnya tidak kuberikan kepadanya, bersiaplah aku untuk segala kemungkinan terburuk. Ternyata benar. Dia mengusirku karena aku dianggap tak berguna… hahaha…

Maka, tahulah aku jika dia orang Kristen pencari berkat doank. Kalau kuberi ikan, aku diterimanya dan dipuji-puji. Kalau kuberi kail atau berkat terselubung alias masalah doank, aku langsung diusirnya. Jadi, dia maunya terima beres doank. Yach, mana bisa bertumbuh kalau maunya diberi ikan terus? Tidak mengherankan sich karena memang banyak juga orang yang mencari Yesus demi ikan atau roti doank. Eh, ketika diberi roti kehidupan, mereka malah bersungut-sungut dan meninggalkan Dia.

Yohanes 6:26, 35, 41, 66 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 

Jadi, untuk sementara waktu, kubiarkan dia menang tetapi pada hari ketiga aku menegurnya dan menceritakan padanya perihal beberapa berkat yang dibatalkan karena dia tidak lulus ujian alias marah-marah. Salah satunya adalah CD album ’Oldiest Worship Night’. Meskipun demikian, aku masih berbaik hati memberikan link youtube ‘Oldiest Worship Night’ agar dia masih bisa menerima pemulihan, janji, dan beroleh sukacita dari Tuhan. Namun, tentu saja tidak gratis lagi karena dia harus mengeluarkan sedikit biaya untuk internet. Itu pun kalau dia mau. Jadi, kadang kala Tuhan memberikan pahala setelah kita melewati ujian kepantasan terlebih dahulu. Tuhan ingin hati kita siap dulu agar berkat atau pahala yang Dia berikan tidak menjadi jerat bagi kita.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.