Sunday, September 23, 2018

Mengikuti Tuhan

Spiritual Touch: Cara Merdeka
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Sept 2018

Sekitar dua hari lalu aku bermimpi mendapati diriku sedang berjalan di sebuah tempat umum. Entah apa yang terjadi kulihat diriku berjalan dari alun-alun ke sebuah pusat perbelanjaan dengan amat sangat kelelahan. Di atas lantai marmer putih aku terjatuh beberapa kali. Di sana kulihat ada banyak orang yang tampak hanya berdiri melihatku. Beberapa di antaranya merasa kasihan tetapi ada pula yang tatapan matanya seakan-akan bertanya: “Mengapa tidak berhenti saja?” Meskipun demikian, kulihat diriku berdiri kembali, jatuh lagi, merangkak lagi, berdiri lagi, jatuh lagi, merangkak lagi, dan terus seperti itu hingga aku terbangun dari mimpi.

Wow… Roh yang ada di dalam diriku tampak lebih gigih daripada yang kupikirkan. Bagaimana mungkin dalam keadaan amat sangat kelelahan seperti itu masih bisa terus berjalan?
1 Korintus 9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! 

Ya ampun, berat sekali. Rasanya seperti berjalan di lantai marmer sambil memikul salib yang sangat berat. Selain itu, memikul salib sendirian itu amat sangat melelahkan. Mengapa banyak orang hanya mau menonton dan tidak membantu? Sekalipun ini bukan perjalanan menanjak ke bukit Golgota, jika perjalanan ini amat sangat panjang, tentu saja energi bisa terkuras habis walaupun jalannya terlihat datar. Maka, daripada menjadi pelari maraton yang seperti itu, sepertinya lebih asyik menjadi penonton.
Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 

Oh Tuhan, kadang kala aku merasa bahwa Engkau bersikap lebih baik kepada orang-orang jahat daripada kepada anak-anak-Mu karena anak Tuhan harus selalu mengalah dan mengasihi orang-orang jahat. Aku tahu bahwa Engkau menghendaki pertobatan orang-orang jahat tetapi kesannya Engkau selalu membela pelaku kejahatan. Sampai kapan harus mengalah kepada orang-orang semacam itu? Pebisnis yang tidak jujur juga terlihat semakin makmur hingga orang jujur semakin kesulitan menempatkan diri di dunia bisnis. Kelihatannya beriman di dunia bisnis merupakan hal yang sangat sulit karena sistem bisnis sudah terlanjur jatuh ke tangan iblis. Jalannya sangat sempit, Bapa.

Mungkin beriman di gereja lebih mudah daripada di dunia bisnis. Namun, jika ini benar, mengapa ada pendeta yang bisa korupsi, selingkuh, atau mati bunuh diri padahal mereka dikelilingi oleh orang-orang beriman? Hmmm… berat ringan atau mudah sulitnya tantangan iman ternyata tidak ditentukan oleh lingkungan. Semua bergantung kepada bos kita. Jika bos kita adalah uang, sekalipun bekerja di gereja dan dikelilingi oleh orang-orang beriman, kita bisa saja kompromi. Namun, jika bos kita adalah Tuhan, sekalipun bekerja di dunia bisnis yang cinta uang dan jalannya sempit, kita tidak akan kompromi.

Manusia jatuh ke dalam dosa setelah Hawa memakan buah dari pohon terlarang. Tuhan pun pasti mengetahui kelemahan manusia. Lalu mengapa Tuhan yang Maha Tahu malah menciptakan pohon itu? Jawab-Nya: Tanyakan nanti di surga.” Lalu Bapa, mengapa Engkau tidak langsung saja memberi kami kekuatan-Mu sehingga seketika kami semua bisa hidup kudus? Simsalabim, jadilah kudus! Lalu semuanya menjadi kudus. Simsalabim, semua yang jahat menjadi baik! Lalu semuanya menjadi baik seketika sehingga dunia ini langsung menjadi sorga. ^_^
1 Timotius 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. 

Hehehe… rupanya pertandingan iman tidak bisa berlangsung dalam tempo sesingkat-singkatnya. Mujizat keselamatan atau pertobatan bisa terjadi seketika, seperti pengalaman Matius dan Zakheus. Namun, setelah bertobat kita harus mengerjakan keselamatan hingga semakin serupa dengan Yesus. Dulu Yesus memenangkan pertandingan iman lewat jalan salib. Sekalipun terluka parah, amat kesakitan, dan amat sangat kelelahan, Dia tetap berjalan memikul salib-Nya. Dia tidak mau simsalabim langsung ke sorga. Ketika Yesus benar-benar tak sanggup lagi memikul salib-Nya sendirian, datanglah Simon dari Kirene yang mau membantunya. Jadi, kita juga tidak sendirian memikul salib karena Tuhan akan segera membantu kita ketika kita sudah tak sanggup lagi. Wew… sepertinya tak ada istirahat dalam pertandingan iman.

Karena tak ada istirahat, bagaimana jika kita sampai tertidur karena kelelahan? Nah, semalam aku bermimpi melihat tubuhku sedang tidur tetapi tiba-tiba ada sebuah tangan kasar yang memegang lengan kiriku. Lalu sedikit kubuka mataku dan kulihat tangan itu berwarna hitam legam seperti arang dan berkuku panjang. Iiih… ngeri rasanya tetapi pada saat bersamaan kulihat rohku sedang duduk di samping kiriku sambil berbahasa Roh secara singkat. Seketika tangan mengerikan itu menghilang. Lalu aku terbangun dari mimpi dan teringat kata-kata Pengkhotbah bahwa tak ada istirahat dalam peperangan.
Pengkhotbah 8:8 Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian. Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya. 

Namun, saat itu sudah larut malam dan aku amat mengantuk. Jadi, aku segera tertidur pulas lagi karena kata pemazmur Penjaga kita tidak akan terlelap (Mazmur 121) dan terbukti dech roh-Nya juga tetap berjaga-jaga. Maka, wajarlah jika Daud tidak ingin kehilangan roh Tuhan.
Mazmur 51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! 

Di dalam film ‘The Legend of Jade Sword’ dikisahkan tentang adanya seorang pemuda yang tubuhnya diambil alih oleh raja dewa yang jahat. Maka, seketika itu juga kekuatan atau energinya berlipat ganda tetapi kapasitas tubuhnya tidak bisa menampung kekuatan super besar itu sehingga dia kesakitan. Lantas dia harus berlatih untuk meningkatkan kapasitas tubuhnya agar bisa bersinergi dengan energi raja dewa. Wuih, untuk menampung kekuatan jahat saja perlu latihan, apalagi untuk bersinergi dengan kekuatan Roh Kudus. Roh Tuhan memang tidak terbatas tetapi kapasitas manusia terbatas sehingga setiap manusia tentulah harus berlatih atau diproses dulu jika ingin memperbesar kehidupannya di dalam Roh. Hmmm… seperti itu ya? Jadi, tidak bisa simsalabim donk… wkwkww… nikmati saja prosesnya.

KAMI T'RIMA. Kami yang t'lah ditebus dengan darah yang kudus mengangkat pujian bagi-Mu. Kami bait kudus-Mu s'bagai bukti karya-Mu, nyatakan Kau besar dan hidup. Berlari sampai tujuan mendapatkan mahkota kekal. Chorus: Kami t'rima kuasa-Mu Tuhan. Kami t'rima kemenangan yang Engkau sediakan 'tuk kami bawa di setiap langkah. Dimanapun kami berdiri, kemanapun kami pergi, di situ pasti mujizat-Mu terjadi. 

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.