Filipi 2:5-8 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Setelah 400 tahun diamnya Tuhan, barulah terjadi berbagai aktivitas supranatural menjelang kedatangan Yesus. Ada Yohanes pembaptis, Maria, dan Yusuf yang dipersiapkan untuk kedatangan-Nya. Jadi, tujuan hidup Yesus sudah ditentukan sebelum Dia lahir tetapi hidup-Nya tidak mudah dan tidak enak secara manusiawi padahal Dia sendiri boleh menentukan jalan hidup-Nya. Yesus justru memilih tempat lahir di kandang (bukan istana), lahir dari orang tua yang pas-pasan (bukan orang kaya), lahir dari bangsa Yahudi yang selalu dibenci banyak orang, dan cara matinya juga tragis.
Herodes disebut-sebut sebagai raja yang besar karena dia membangun banyak tempat dan Tembok Ratapan pun dibangunnya. Herodes ini sangat kejam karena membunuh mertuanya, kedua isterinya, dan ketiga anaknya sendiri. Dia tidak takut apapun juga tetapi ada satu hal yang ditakutinya, yaitu kudeta sehingga dia pun merasa terancam dengan kehadiran Yesus yang disebut-sebut sebagai calon raja orang Yahudi. Herodes pun berusaha membunuh Yesus ketika Dia masih bayi.
Kehidupan Yesus penuh ratap tangis dan air mata. Yesus mengosongkan Dirinya untuk kita. Dia miskin agar kita diperkaya. Dia tidak mengeluh tetapi sisi kemanusiaannya menekan Dia. Nah, jika kita boleh memilih jalan hidup kita, apakah pilihan kita akan sama seperti Yesus atau justru bertolak belakang dari kehidupan-Nya? Kenapa kita ke gereja? Tuhan telah mengetahui semua keinginan kita tetapi kita perlu mengetahui keinginan Tuhan.
7 Dosa Maut menurut Pdt. Frederick Lewis Donaldson yaitu:
1. Kekayaan tanpa usaha atau kerja keras. Contoh: korupsi.
2. Kenikmatan tanpa nurani. Tidak peduli dengan keadaan orang lain dan hanya memikirkan kenikmatan bagi diri sendiri.
3. Pengetahuan tanpa karakter.
4. Bisnis tanpa moralitas. Contoh: menekan orang itu tidak masalah asalkan untung.
5. Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan. Contoh: penggunaan asbestos yang dapat menyebabkan kanker.
6. Politik tanpa prinsip. Ikut yang menguntungkan saja. Jika yang kanan lebih menguntungkan, ikut yang kanan. Jika yang kiri lebih menguntungkan, ikut yang kiri.
7. Ibadah tanpa pengorbanan. Padahal, kita harus memikul salib setiap hari.
Jadi, setiap orang yang akan dipakai Tuhan harus meninggalkan zona nyamannya, antara lain Nuh (membuat bahtera atau kapal pertama tanpa ada contohnya dan diejek oleh orang-orang di sekitarnya), Abraham (meninggalkan kota kelahirannya yang nyaman dan pergi ke tanah asing), Daud (lari dari kejaran Saul), Samuel (sejak kecil tidak tinggal bersama orang tuanya), Ester (jika raja tidak mood, dia bisa mati tetapi dia siap mati demi bangsanya), para rasul, dan Yesus.
Jonathan Sacks berkata: "Ketika menjadi Yahudi itu berat, orang tetap jadi Yahudi (terus berdoa karena ada tekanan) dan ketika menjadi Yahudi itu mudah, orang berhenti jadi Yahudi." Pernyataannya juga bisa diterapkan kepada orang Kristen. Jika orang Kristen ditekan atau banyak masalah, tentu akan banyak berdoa tetapi ketika berada di zona nyaman, orang Kristen bisa berhenti berdoa.
Zona nyaman itu berbahaya. Ada seorang pencuri yang dibebaskan dari penjara di Vienna setelah dihukum selama 2 tahun. Suatu hari ada petugas yang melihat atap penjara dibongkar oleh seseorang sehingga dia melaporkan adanya percobaan pelarian. Ketika diperiksa, ternyata atap tersebut dibongkar oleh pencuri yang telah dibebaskan itu. Dia pun menjelaskan bahwa dia ingin kembali ke penjara karena di penjara TVnya bagus, ada makanan gratis, dan ada yang mencucikan bajunya sedangkan di rumah dia dimintai uang dan harus mencuci baju sendiri. Jadi, dia tidak ingin hidup bebas karena penjara telah menjadi zona nyamannya.
0 komentar:
Post a Comment