Sunday, July 1, 2018

Pencobaan Tak Sesuai Perintah Tuhan

Pencobaan di Rumah Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 01 Juli 2018

Dulu Abraham diuji untuk membunuh Ishak - anaknya sendiri dan dia langsung taat sehingga dia menjadi bapa orang beriman. Andai di masa kini aku ada di posisinya, aku pasti tidak bisa langsung taat sehingga pasti ada yang menganggapku sebagai domba terhilang atau anak yang tersesat jalan. Namun, Tuhan tidak demikian. Dia tuh Maha Tahu tetapi kadang kala Dia berpura-pura tidak tahu untuk menguji kita.
Maka, Tuhan bertanya: "kenapa kamu tidak taat?"
Jawabku: "sebab ada tertulis... Jangan membunuh (Keluaran 20:13) dan hukum-Mu yang terutama adalah kasih. (Matius 22:39) Kasih tidak mungkin membunuh."
Iblis nimbrung: "Lihatlah Abraham. Ada tertulis tentang ketaatannya dan lihatlah Ishak selamat. (Kejadian 22)"
Jawabku: "Saat itu Abraham belum mengenal 10 perintah Allah dan Perjanjian Baru."

Hehehe... untunglah aku tidak dicobai seperti itu. Seharusnya sich kita tidak pernah dicobai melampaui batas kekuatan kita tetapi kenapa ya ada aliran atau orang sesat yang sampai membunuh orang lain karena seperti mendengar suara yang menyatakan bahwa orang lain tersebut adalah iblis? Apa kadang kala suara Tuhan dan suara iblis sama lembutnya hingga sulit dibedakan? Apa karena iblis pinter bersandiwara?

2 Korintus 11:14-15 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
Nah, karena kadang kala ada serigala berbulu domba, si tudung merah pun harus ekstra waspada. Susah dech percaya kepada orang asing, sebaik apapun orang itu. Oleh karena itu, berada di dalam CG yang asing tak bisa membuatnya aman, terutama jika ditambah pula dengan pemimpin CG yang suka memaksa atau suka mendesak-desak.

Kita baru bisa mempercayai atau beriman kuat kepada Yesus jika kita telah mengenal-Nya dengan baik sehingga goncangan yang terjadi tak akan menggoyahkan iman kita kepada-Nya. Begitu pula hubungan keakraban kita dengan sesama, termasuk teman CG. Kita tidak bisa seketika mempercayai orang-orang asing dalam membantu permasalahan kita. Kita harus pastikan dulu kalau mereka semua tidak bocor mulut dan tulus. Ini membutuhkan waktu dan waktu tidak bisa diputar sekehendak hati kita.

Beda orang beda caranya ya. Ada orang yang mudah percaya kepada orang asing tetapi ada yang membutuhkan waktu lama untuk merasa aman di tengah perkumpulan orang asing. Jika tidak mau ikut CG, terutama CG out (jalan-jalan ke luar kota) tiap bulan tetapi terus menerus didesak dengan alasan keakraban dengan saudara seiman, ini ya terkesan memaksakan kehendak. Keakraban tidak bisa dipaksakan dan tidak semua orang suka traveling ya. Jika seseorang memaksakan ajakannya, rasanya seperti mendengar dia berkata: "jalanku pasti benar dan jalanmu pasti salah."

Padahal, jalan berbeda belum tentu jalan yang salah. Untuk ke ruang ibadah di gereja, ada yang langsung ke lantai TR tetapi ada yang lewat lantai 3 dulu. Kedua jalan itu satu tujuan tetapi caranya beda. Kedua jalan itu juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri tetapi semuanya baik.

Ada orang yang senang mencari teman baru di dalam komunitas baru tetapi ada orang yang merasa aman berada di komunitas baru jika ditemani oleh seseorang yang telah dikenalnya dengan amat baik selama waktu tertentu. Oleh karena itu, mau CG dulu dan teman karib kemudian atau teman karib dulu dan CG kemudian, ya sama baiknya lha. Sekalipun berbeda jalan, yang penting endingnya sama. Ngapain pula harus buru-buru ke endingnya? Pohon kurma tidak tumbuh dalam semalam. Akarnya harus dikuatkan dulu.

Jadi, tidak semua orang beroleh kekuatan di dalam CG. Justru ada orang yang semakin lemah karena berada di dalam CG karena was-was jika rahasianya terbongkar oleh teman yang bocor mulut atau privasi kehidupannya terlalu dikepoin atau kepekaannya mendengar suara Tuhan justru terjadi di tengah kesendiriannya. Ketika ada banyak suara yang berbicara kepada kita, kadang kala malah bingung lho membedakan suara Tuhan dengan suara iblis.

Ketika kita punya masalah, biasanya komunitas kita pasti memotivasi kita agar tidak menyerah lalu mendoakan dan menghibur kita agar senantiasa bersukacita. Ini seperti film Inside Out. Di film dikisahkan bahwa emosi Joy (sukacita) selalu berusaha menyingkirkan emosi Sadness (kesedihan) agar manusia selalu bahagia. Namun, akhirnya Joy sadar bahwa Sadness juga bisa membawa kebahagiaan.

Bing Bong kehilangan kereta mainannya dan Joy memberinya semangat tetapi Bing Bong tetap sedih seakan-akan dia tak mampu mendengar suara Joy. Sadness segera duduk di sampingnya dan memegang tangannya. Dia tidak memberikan motivasi dan hanya berkata: "Aku memahami perasaanmu..." Keajaiban terjadi karena Bing Bong segera mendengar suara Sadness dan tak lama kemudian dia pulih.

Jadi, jika kita ada masalah atau sedang lemah, kita tak mungkin mencari orang asing yang belum bisa kita percayai. Tentu saja kita cenderung mencari orang yang benar-benar bisa dipercaya atau orang yang paling memahami kita, terutama jika kita tak pandai bicara. Daripada salah bicara lalu timbul masalah baru, curhat kepada yang pasti saja lha.

KAU KUKAGUMI. Belum pernah ada kasih di dunia sanggup menerima diriku apa adanya selain kasih-Mu, Yesus. Tak 'kan ada lagi kasih seperti ini sanggup mengubahkan hidupku menjadi baru selain kasih-Mu, Yesus. Kau kukagumi dalam hati, kasih-Mu tiada duanya. Sampai kini kuakui kasih-Mu tiada duanya.



0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.