Catatan Ibadah ke-2 Minggu 02 Juli 2017
Setelah hubungan kita dengan
Tuhan dipulihkan, kita pun harus memulihkan hubungan dengan sesama.
Matius
22:36-40 "Guru, hukum manakah yang
terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Kita harus memulihkan hubungan
dengan orang terdekat kita terlebih dahulu, seperti hubungan suami isteri,
orang tua dan anak. Namun, seringkali kita lebih mudah memulihkan hubungan
pertemanan daripada hubungan keluarga sehingga di luar tampak bagus tetapi di
dalam kacau. Padahal, seharusnya hubungan suami isteri jauh lebih mudah
dipulihkan karena mereka telah menjadi satu tubuh.
Efesus
5:31-33 Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah
hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing
berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya.
‘Bagaimanapun juga’: ini
berarti apapun yang terjadi suami isteri haruslah saling mengasihi dan
menghormati. Ketidakharmonisan suami isteri dapat mempengaruhi pelayanan. Maka,
di dalam dunia pelayanan Paulus mengajar Timotius agar memilih orang dengan
hubungan keluarga yang baik.
1
Timotius 3:1-2a, 4 Benarlah perkataan ini: "Orang
yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang
indah." Karena itu penilik
jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, ... seorang
kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
Tak bercacat berarti hidup
kudus: satu suami dengan satu isteri dan satu isteri dengan satu suami karena
kita tidak menghendaki satu suami dengan banyak isteri dan satu isteri dengan
banyak suami. Suami pun harus menjadi seorang kepala keluarga yang baik,
disegani dan dihormati oleh anak-anaknya, bukan ditakuti. (^.-)
1
Petrus 3:7 Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan,
supaya doamu jangan terhalang.
Doa menunjukkan hubungan dengan
Tuhan. Jika suami tidak bersikap bijaksana terhadap isterinya, dia akan
terpisah dari Tuhan. Jika isteri tidak bersikap bijaksana terhadap suaminya,
dia juga akan terpisah dari Tuhan.
1
Yohanes 4:19-21 Kita mengasihi, karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
0 komentar:
Post a Comment