Sunday, June 25, 2017

Jangan Panggil 'Pak'

Beyond the Mediocrity (Melampaui Sesuatu yang Sedang-sedang saja) 2
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Juni 2017

Hari ini tumben disebutkan tanggal lahir ko Fuji 13 September 1980 oleh orang yang memperkenalkannya. Beberapa waktu lalu ada teman yang sempat menanyakan usianya karena di blog aku menulis dengan kata 'ko Fuji' padahal sebelumnya tidak pernah kutulis dengan kata ‘ko Fuji’. Namun, saat menulisnya aku juga tidak mengetahui usia ko Fuji dan hanya menebak-nebak bahwa dia sedikit lebih tua dariku. Maka, temanku ikut menebak-nebak usianya. ^_^ Lalu aku tergerak bertanya kepada om Google yang kabarnya serba tahu. Namun, ternyata om Google juga memiliki keterbatasan informasi. Alhasil, bukan usianya yang kuketahui.

Aku malah menemukan rumor tentang dua pekerja gereja yang resign. Hiks... Aku tidak mengetahui kebenaran rumor tersebut tetapi keesokan harinya aku informasikan kepada temanku yang sempat menanyakan usia ko Fuji: "Eh, ketika aku mencari tahu usia pdt.Fuji, aku malah menemukan informasi ini. Benar tidak? Ini diposting di salah satu media sosial resmi gereja. Sekalipun benar, seharusnya tidak disebar di medsos ya. Seharusnya langsung dihapus oleh adminnya tetapi kok dibiarin ya..." Lantas temanku segera menghubungi ketua CGnya dengan harapan dia dapat menghentikan atau menghapus informasi tersebut dari medsos tersebut.

Kemudian tiba-tiba aku jadi terbeban untuk mendoakan kedua pekerja tersebut. Hiks... hiks... hiks... sayang sekali jika mereka berhenti seperti itu. Semoga saja mereka bisa dipulihkan dan kembali lagi. Selama nafas masih berhembus, seharusnya masih ada harapan untuk mereka kembali lagi. Semoga para pekerja Tuhan lainnya juga tidak resign seperti mereka dan justru bisa semakin kuat dan berdampak positif.

Nah, pada ibadah kali ini ko Fuji bercerita pula tentang perjumpaannya dengan teman SMAnya. Dulu dia putus dengan pacarnya karena ingin sepenuh hati mengikut Tuhan lalu teman-teman SMAnya mengatakan bahwa dia sok suci, sok pendeta. Ternyata itu adalah nubuatan bahwa dia akan menjadi pendeta. ^_^

Perkara Besar bersama Tuhan
Pada saat bertemu kembali dengan salah satu teman SMAnya setelah berkhotbah, dia pun bersalaman dengannya lalu dia ditanyai lewat WA seperti ini: "Apa benar ini pak Fuji teman SMAku dulu? Seingatku saat SMA pak Fuji gagap tetapi sekarang kok bicaranya lancar sekali? Mungkin pak Fuji yang terlebih dahulu mengalami mujizat kesembuhan. Doakan saya pak." Ko Fuji terheran-heran dipanggil 'pak' sehingga dia berkata seperti ini: "Jangan panggil pak. Panggil 'Fuji' saja karena saya memang teman SMA-mu. Dulu saya tidak gagap. Saya hanya grogi hingga tak bisa bicara."

Dulu ko Fuji grogi ketika harus berbicara atau menyanyi di depan kelas sehingga dia hanya bisa menunduk dan tak sanggup berkata-kata dengan lancar: "a... a... a..." Kalau penulis, tidak menunduk sich karena masih bisa berbicara atau menyanyi di depan kelas bila sudah mempersiapkan diri beberapa hari sebelumnya dengan menghafal materinya. Namun, jika tiba-tiba terjadi sesuatu di luar dugaan, ya speechless dech. Ketika tak sanggup berkata-kata, biasanya kuhadapi dulu dengan senyum kecil. Jika tetap tak tahu harus berkata apa, lanjut lagi dengan senyum yang semakin lebar hingga akhirnya semasa SMP dulu ada yang sempat menjulukiku Miss Smile...^.^...^_^...

Dulu ko Fuji tidak berani menyuarakan pendapat. Bahkan, izin ke kamar mandi pun tak berani sekalipun senep atau sakit perut. Maka, saat kelas 3 SD dia pernah mengompol di kelas. Dia segera menutupinya dengan kertas-kertas tetapi ada temannya yang berteriak: "Bu guru, siapa yang menumpahkan air gula?" Maka, ko Fuji tak punya pilihan selain mengakui bahwa dia mengompol. Oleh sebab ini, ko Fuji tidak pernah mau menghadiri reuni SD.

Ohohoho... hohoho... kejadian ini tidak seberapa sich dibandingkan kejadian di SMPku itu tetapi Tuhan merahasiakannya dengan baik sesuai jeritan hatiku sehingga seisi sekolah tidak mengetahui peristiwa itu. Sekalipun ada bukti dan mungkin pula ada saksi, semuanya tak bisa dikaitkan denganku karena Tuhan tempat persembunyianku. Jerit hatiku saat itu mungkin seperti ini: "Tuhan, tolong aku. Jangan sampai ada orang yang mengetahui kejadian ini. Tolong aku... Jika sampai diketahui, ... Oh, tolong aku..." Lantas aku pun merahasiakannya hingga kini. ^_^
Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Iya, sekalipun saat itu aku belum Kristen dan masih percaya kepada semua macam allah, aku lebih sering berdoa kepada Tuhan Yesus karena sejak kecil aku banyak mendengar cerita tentang Dia. Dari semua allah atau dewa-dewi yang kudengar ceritanya, aku melihat bahwa Yesus paling luar biasa dan paling penuh kasih karena Dia bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Bahkan, Dia menyembuhkan, mendoakan, dan rela mati pula bagi musuh-musuh-Nya. Dia pun bangkit pula dari kubur-Nya. Ajaib ya...

AJAIB KAU YESUS ~ Ir. Niko Njotorahardjo
Ajaib Kau Yesus, ajaib kasih-Mu yang Kau nyatakan di sepanjang hidupku. Dari segalanya yang Kau janjikan t’lah Kau genapi bagiku.
Banyaklah yang t’lah Kau buat dalam hidupku. Kumau bersyukur, kumemuji-Mu. Dengan apa kudapat membalas kasih-Mu? Kusembah Kau Yesus selamanya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.