Salam 2 jari...^_^
Di sini mungkin kurang terasa
gregetnya tetapi di Jakarta terasa sekali pilkada bagaikan pilpres. Pak Leo
tidak bermaksud kampanye tetapi dia melihat bahwa di Jakarta banyak yang golput
dengan alasan tidak peduli atau sudah yakin bahwa calonnya pasti menang. Ini
seperti di Amerika. Banyak pendukung Hillary yang memilih golput karena yakin
dia akan menang tetapi ternyata Trump yang menang. Seseorang yang tidak
bersalah secara hukum bisa jadi telah bersalah secara etika karena pedoman
utama kita adalah Alkitab.
Catatan Penulis: “Iya...
ya... bos dan anak bos yang di Jakarte mungkin golput juga karena sehari
sebelum pilkada ada yang mengatakan bahwa dia atau babenya berada di luar
negeri. Apa mereka lupa akan pilkada karena terlalu banyak pikiran? Wah... mudah-mudahan aku salah dengar karena
sayang sekali jika mereka tidak menggunakan hak pilihnya. Semoga saja ini tidak
terjadi. Seharusnya beberapa hari sebelum pilkada kuingatkan anak bos untuk
memilih calon gubernur yang nomer urutnya sama dengan tanggal lahir (tanggal
doank) kami berdua dan juga pasti sama dengan tanggal lahir bos... hahaha... Salam 2 jari... Peace...^_^ Namun, ini belum terlambat karena masih ada putaran
kedua tetapi nomer urut si calon mungkin berubah karena pada putaran kedua
hanya ada 2 pasangan calon. Nah, tetapkan
pilihanmu dari sekarang karena tidak memilih juga merupakan suatu pilihan.”
Pernikahan yang Bahagia
Mazmur 127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sebelum menikah para pasangan diharuskan mengikuti
konseling pra-nikah minimal setahun tetapi ada yang setengah tahun. Bahkan, ada
yang minta dipercepat 3 bulan saja. Padahal, jika menikah hanya karena cinta,
nafsu, atau emosi sesaat, pernikahanmu tak akan bertahan lama karena semua rasa
itu akan hilang dalam waktu sekitar 4 tahun.
Selain itu, jangan menikah karena ingin bahagia. Di
dalam huruf Cina ada huruf shuang xi
yang berarti Double Happiness
(Kebahagiaan Ganda). Bila huruf tersebut dibelah 2, akan menjadi 2 huruf baru
yang sama-sama bermakna bahagia. Ini maksudnya sebelum menikah kita harus
sama-sama bahagia terlebih dahulu sehingga pada saat menikah ada double happiness.
Pengkhotbah 6:1-2 Ada suatu
kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:
orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia
tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai
kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya!
Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
Kekayaan, harta, posisi, atau
kepintaran tidak akan bisa membuat kita bahagia karena hanya Tuhan Yesus yang
bisa memberikan kita kebahagiaan. Namun, ini tidak berarti bahwa kita semua
harus miskin. Namun, jika kekayaan bisa membuat kita bahagia, tentulah orang
kaya tidak akan merasakan kekosongan di hati. Kekosongan itu hanya dapat diisi oleh Tuhan Yesus. Jika kita bisa
mengupayakan kebahagiaan kita sendiri, tentu kita tidak membutuhkan Tuhan lagi.
Ketenaran dan kesuksesan juga
tidak bisa membuat kita bahagia. Contoh: Seorang motivator sukses dengan tarif
Rp50jt per jam tiba-tiba tidak lagi muncul di layar televisi karena anak yang
tidak diakui olehnya membongkar masalah keluarga. Lalu setelah dilakukan tes
DNA terbuktilah bahwa dia memang anak kandungnya motivator tersebut.
0 komentar:
Post a Comment