Saturday, February 11, 2017

Jika Aku Menjadi Konsultan Cinta

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Februari 2017

Beberapa bulan lalu seorang teman muslim mengatakan bahwa dia putus dari pacarnya karena dia diminta mengirimkan foto bugil dirinya dan juga diajak ML (making love) atau berhubungan intim. Kukatakan padanya bahwa itu keputusan yang tepat karena jika dia bisa mengajaknya melakukan hal semacam itu, bisa jadi dia juga mengajak wanita lain melakukan hal itu. Jika temanku mau, pacarnya juga akan berpikir bahwa dia telah melakukan hal itu dengan pria lain. Jadi, putus saja lha sebelum sampai ke jenjang pernikahan.

Lalu aku teringat kata-kata bu Majid sewaktu pelajaran pra-baptis. Dia berkata seperti ini: "Kalian harus hati-hati dalam memilih pasangan. Di gereja ini ada beberapa orang non-Kristen yang diam-diam ingin mengambil hatimu lalu membuatmu pindah ke agama mereka." Perkataannya tidak tepat seperti itu sich tetapi intinya seperti itu.

Ya, itulah salah satu pesan cinta darinya tetapi sebelum singgah di gereja itu aku memang telah bertemu beberapa serigala berbulu domba. Di gereja memang Kristen, KTP juga Kristen tetapi di luar gereja terlihat aslinya. Maklum saja sekalipun bulunya domba, matanya tetaplah mata serigala di hadapan firman Tuhan.

Dua minggu lalu seorang wanita (37 tahun) dari satelit Barat mengajakku ikut ibadah Pro-M di GMS pusat dan aku tak bisa sehingga memintanya datang sendiri. Namun, dia tak mau ke gereja sendirian sekalipun kukatakan padanya bahwa aku sudah terbiasa ke gereja sendirian dan tak ada masalah. Maka, kuajak dia ikut ibadah umum ke-2 di GMS pusat dan dia setuju. Cari Tuhan dulu, baru cari yang lain.

Setelah ibadah barulah kami pergi makan dan jalan-jalan sambil mengobrol. Dia bingung karena salah satu teman pria di dalam CGnya (sales) curhat masalah pekerjaan dan cinta. Sales ini mengatakan kepada temanku bahwa dia dipecat karena difitnah customer. Customer mengatakan kepada perusahaan bahwa dia telah menitipkan uang pembayaran kepada sales padahal sales benar-benar belum menerima uangnya. Maka, si sales mengajak temanku untuk pergi cari kerja bersama dan temanku tidak boleh memberitahu pacar si sales perihal masalah tersebut.

Life Lesson
Kataku: "Hati-hati! Dulu teman Katolikku pernah bercerita tentang seorang Romo yang beralih profesi karena dicurhati jemaat wanitanya. Semula wanita itu curhat kepada Romo karena ada masalah dengan suaminya. Pada akhirnya wanita itu bercerai dari suaminya lalu menikah dengan Romo. Semenjak itu dia bukan Romo lagi dan ikut isterinya menjadi salah satu pedagang di pasar Atom. Jadi, bagaimana kalau teman CGmu berniat PDKT sama kamu dengan berpura-pura curhat? Kenapa tidak minta dia curhat kepada ketua CG atau pada saat CG berlangsung? Kenapa dia juga tidak curhat kepada pacarnya?"

Ya, terkadang memang ada yang modus: pura-pura mau curhat tapi diam-diam mau ngembat hati orang. Nah, agar tidak mudah jatuh cinta, gemboklah hatimu rapat-rapat lalu titipkan kuncinya kepada Tuhan. Maka, Tuhan akan serahkan kunci tersebut kepada orang yang tepat...^.^

Jawabnya: "Itu yang kutakutkan. Kalau pergi bersamanya, aku bisa dianggap sebagai pihak ketiga. Pacarnya juga teman CGku tetapi dia tidak curhat kepada pacarnya karena takut pacarnya akan minta putus kalau tahu dia kehilangan pekerjaan. Jadi, hanya aku yang mengetahui masalahnya. Pacarnya tidak boleh tahu. Ketua CG juga tidak mau mendengarkan dia sehingga dia curhat padaku. Kalau nggak dibantu, ya nggak enak. Kalau dibantu, ntar nggak enak juga."

Timpalku: "Hmmm... mungkin ketua CG menganggap itu sekedar masalah cinta monyet yang tidak penting. Ya... serba salah sich. Aku juga bingung."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.