Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Februari 2017
Beberapa bulan lalu seorang
teman muslim mengatakan bahwa dia putus dari pacarnya karena dia diminta
mengirimkan foto bugil dirinya dan juga diajak ML (making love) atau berhubungan intim. Kukatakan padanya bahwa itu
keputusan yang tepat karena jika dia bisa mengajaknya melakukan hal semacam
itu, bisa jadi dia juga mengajak wanita lain melakukan hal itu. Jika temanku
mau, pacarnya juga akan berpikir bahwa dia telah melakukan hal itu dengan pria
lain. Jadi, putus saja lha sebelum sampai ke jenjang pernikahan.
Lalu aku teringat kata-kata bu
Majid sewaktu pelajaran pra-baptis. Dia berkata seperti ini: "Kalian harus hati-hati dalam memilih
pasangan. Di gereja ini ada beberapa orang non-Kristen yang diam-diam ingin
mengambil hatimu lalu membuatmu pindah ke agama mereka." Perkataannya
tidak tepat seperti itu sich tetapi intinya seperti itu.
Ya, itulah salah satu pesan
cinta darinya tetapi sebelum singgah di gereja itu aku memang telah bertemu
beberapa serigala berbulu domba. Di
gereja memang Kristen, KTP juga Kristen tetapi di luar gereja terlihat aslinya.
Maklum saja sekalipun bulunya domba, matanya tetaplah mata serigala di hadapan
firman Tuhan.
Dua minggu lalu seorang wanita (37
tahun) dari satelit Barat mengajakku ikut ibadah Pro-M di GMS pusat dan aku tak
bisa sehingga memintanya datang sendiri. Namun, dia tak mau ke gereja sendirian
sekalipun kukatakan padanya bahwa aku sudah terbiasa ke gereja sendirian dan
tak ada masalah. Maka, kuajak dia ikut ibadah umum ke-2 di GMS pusat dan dia
setuju. Cari Tuhan dulu, baru cari yang
lain.
Setelah ibadah barulah kami
pergi makan dan jalan-jalan sambil mengobrol. Dia bingung karena salah satu
teman pria di dalam CGnya (sales)
curhat masalah pekerjaan dan cinta. Sales
ini mengatakan kepada temanku bahwa dia dipecat karena difitnah customer. Customer mengatakan kepada perusahaan bahwa dia telah menitipkan
uang pembayaran kepada sales padahal sales benar-benar belum menerima
uangnya. Maka, si sales mengajak
temanku untuk pergi cari kerja bersama dan temanku tidak boleh memberitahu
pacar si sales perihal masalah
tersebut.
Kataku: "Hati-hati! Dulu teman
Katolikku pernah bercerita tentang seorang Romo yang beralih profesi karena
dicurhati jemaat wanitanya. Semula wanita itu curhat kepada Romo karena ada
masalah dengan suaminya. Pada akhirnya wanita itu bercerai dari suaminya lalu
menikah dengan Romo. Semenjak itu dia bukan Romo lagi dan ikut isterinya
menjadi salah satu pedagang di pasar Atom. Jadi, bagaimana kalau teman CGmu
berniat PDKT sama kamu dengan berpura-pura curhat? Kenapa tidak minta dia
curhat kepada ketua CG atau pada saat CG berlangsung? Kenapa dia juga tidak
curhat kepada pacarnya?"
Ya, terkadang memang ada yang modus: pura-pura mau curhat
tapi diam-diam mau ngembat hati orang. Nah, agar tidak mudah jatuh cinta, gemboklah hatimu rapat-rapat lalu
titipkan kuncinya kepada Tuhan. Maka, Tuhan akan serahkan kunci tersebut
kepada orang yang tepat...^.^
Timpalku: "Hmmm... mungkin ketua CG menganggap itu sekedar masalah cinta
monyet yang tidak penting. Ya... serba
salah sich. Aku juga bingung."
0 komentar:
Post a Comment