Sunday, December 18, 2016

Raja Damai ~ Pdt.Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-2 Minggu 18 Desember 2016
Yesaya 9:6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Ada pendeta yang curhat karena mengalami masalah yang parah. Pak Leo hanya mengatakan kepadanya bahwa masalahnya tidaklah seberat masalah Ahok. Pendeta itu pun tertawa... "Hahaha... Ahok memang luar biasa", katanya. Ahok atau Tuhan Yesus yang luar biasa? Tuhan Yesus yang luar biasa. Orang yang paling menderita bukanlah orang yang tidak memiliki tujuan hidup melainkan orang yang tidak punya Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana bisa Ahok tetap tertawa dan mampu menyusun program di tengah-tengah permasalahan yang dia hadapi? Jika tak ada kedamaian, dia tak akan bisa berpikir jernih.

Kedamaian orang percaya tidak terletak pada kedamaian itu sendiri tetapi terletak pada Kristus. Yesus meminta kita tenang pada saat kapal diterjang badai. Ini sebabnya ada orang yang suka bernyanyi ketika merasa takut untuk menemukan kedamaian di dalam hatinya. Namun, tanpa Tuhan Yesus, ini percuma saja. Tidak semua orang Kristen merasa damai dan bahagia karena tidak semua orang Kristen benar-benar menerima Yesus.
Matius 14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Bahagia karena Disertai Selamanya
Suatu hari ada lomba melukis dengan tema 'Damai'. Pelukis pertama menggunakan warna-warna yang cerah untuk melukiskan sebuah pantai dengan air yang tenang dan tampak pula burung-burung beterbangan. Lukisan itu pun diberi judul 'Damai'. Pelukis kedua menggunakan sketsa untuk melukiskan serangan bom dan gedung-gedung yang porak poranda. Namun, di ujung kanan bawah dia menggambar seorang kakek yang tertidur dengan pulasnya di balik batu meskipun di sekelilingnya ada letusan bom-bom dan kekacauan. Lukisan itu pun diberi judul 'Damai yang Sejati'.
Yohanes 14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Kedamaian sejati tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi yang ada di sekeliling kita. Goncangan bisa terjadi dimana-mana tetapi kita tetap bisa mendapatkan damai. Ketika Jakarta ramai, mau lari kemana? Ke Amerika? Di Amerika pun ada pergolakan. Mau lari ke Eropa? Sama saja. Kita bisa mengalami intimidasi dimanapun kita berada. Namun, di dalam Yesus kita bisa merasa damai. Justru kita harus berhati-hati ketika semuanya terasa damai.
1 Tesalonika 5:1-3 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.
Yesus adalah Raja Damai tetapi Dia datang bukan untuk membawa damai karena kehadiran-Nya akan menimbulkan perlawanan dari orang-orang yang tidak mau menerima-Nya.
Matius 10:34 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.