Monday, November 28, 2016

Berani Karena Kasih?

Terdorong Rasa Kasihan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Nov 2016

Ps.Philip Mantofa: "Jangan perbesar imanmu tetapi perbesar kasihmu. Karena kasih, seorang yang pemalu bisa menjadi berani."
Curi-curi Pandang

O.oh... kata-katanya sungguh mengusik pikiranku. Karena kasih jadi berani? Masa iya aku begitu? Emang sich firman Tuhan berkata:
1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Namun, rasanya aku berani mengirim email kepada si pebisnis bukan karena kasihku yang besar. Aku berani mengawali email pertamaku karena dorongan Roh Kudus yang teramat mengasihiku... xixixi... Kala itu aku diingatkan akan wujud kemurahan hati yang ada di dalam diri orang itu pada perjumpaan pertama kami.

Perwujudan Murah Hatinya:
1. Aku mendengar suaranya yang lembut.
2. Aku melihat wajahnya yang menyenangkan dengan tatapan mata penuh ketulusan dan seulas senyuman nan manis.
3. Bahasa tubuhnya tampak tenang dan sopan sehingga aku tidak merasa terancam.
4. Kata-katanya yang membangun berupa ajakan makan. Katanya: "ayo makan".
5. Dia tidak langsung beranjak pergi setelah mengajak makan bapak-bapak yang dikenalnya. Meskipun dia belum mengenalku, dia peduli akan keberadaanku yang kala itu menjadi satu-satunya wanita di dalam ruangan. Psstt... tampaknya saat itu Marta dan kawan-kawan sibuk menyiapkan makanan untuk menyambutnya tetapi Maria malah duduk tenang di tempatnya hingga diajak makan olehnya... wkwwkw... Oh, ini bisa disebut wujud empatinya kepada orang asing. Betul apa betul?

Hehehe... kesan pertama begitu murah hati. Setelah dia mendapatkan email pertamaku dan mengetahui identitas asliku, dia tetap tersenyum dan selanjutnya Roh Kudus selalu mengingatkanku akan hal itu acap kali diperlukan. Jadi, kalau tidak ada lampu hijau dari Roh Kudus untuk membantunya, rasanya aku juga tak mungkin punya keberanian untuk mengirim email kepadanya karena dia juga belum tentu mau dibantu. Namun, aku tak akan bertahan melewati badai demi dia karena aku belum mengenalnya dengan baik. Bahasa rohnya: “tak kenal maka tak sayang...^.^”  Namun, aku bisa bertahan di tengah badai karena ada Roh Kudus yang tak bosan-bosan menghibur dan menguatkanku.

Pemalu? Tampaknya begitu. Berani karena kasih? Nggak tuh. Kasihku belum sebesar itu. Rasanya aku berani karena dikasihi Roh Kudus yang mengasihinya pula...^.^ Iya apa iya?

TUHAN SANGGUP (JPCC Worship)
Tuhan sanggup, tak pernah gagal. Dia Tuhan perkasa. Jauh melebihi s'gala yang kupinta, Dia t'lah kerjakan. Dan bangkit mengalahkan maut. Kau hidup, Tuhan Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya Tuhan Kau sanggup.
Tuhan ada di pihak kita. Dia buka jalan. Jauh melebihi s'gala yang kuharap, Dia t'lah kerjakan. Dan bangkit mengalahkan maut. Kau hidup, Tuhan Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya Tuhan Kau sanggup.
Bersama-Nya Dia ‘kan menjaga. Tak ‘kan meninggalkan. Tak ‘kan meninggalkan. Dan tangan-Nya ‘kan t’rus menjaga. Tak ‘kan pernah gagal. Tak ‘kan pernah gagal. Dan bangkit mengalahkan maut. Kau hidup, Tuhan Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya Tuhan Kau sanggup.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.