Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Nov
2016
Ps.Philip Mantofa: "Jangan perbesar imanmu
tetapi perbesar kasihmu. Karena kasih, seorang yang pemalu bisa menjadi
berani."
O.oh... kata-katanya sungguh mengusik pikiranku. Karena kasih jadi berani?
Masa iya aku begitu? Emang sich firman Tuhan berkata:
1 Yohanes 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Namun, rasanya aku berani mengirim email kepada si pebisnis bukan karena
kasihku yang besar. Aku berani mengawali email pertamaku karena dorongan Roh
Kudus yang teramat mengasihiku... xixixi... Kala itu aku diingatkan akan wujud
kemurahan hati yang ada di dalam diri orang itu pada perjumpaan pertama kami.
Perwujudan Murah Hatinya:
1. Aku mendengar suaranya yang lembut.
2. Aku melihat wajahnya yang menyenangkan dengan tatapan mata penuh
ketulusan dan seulas senyuman nan manis.
3. Bahasa tubuhnya tampak tenang dan sopan sehingga aku tidak merasa
terancam.
4. Kata-katanya yang membangun berupa ajakan makan. Katanya: "ayo makan".
5. Dia tidak langsung beranjak pergi setelah mengajak makan bapak-bapak
yang dikenalnya. Meskipun dia belum mengenalku, dia peduli akan keberadaanku
yang kala itu menjadi satu-satunya wanita di dalam ruangan. Psstt... tampaknya saat
itu Marta dan kawan-kawan sibuk menyiapkan makanan untuk menyambutnya tetapi
Maria malah duduk tenang di tempatnya hingga diajak makan olehnya... wkwwkw...
Oh, ini bisa disebut wujud empatinya kepada orang asing. Betul apa betul?
Hehehe... kesan pertama begitu murah hati. Setelah dia mendapatkan email
pertamaku dan mengetahui identitas asliku, dia tetap tersenyum dan selanjutnya
Roh Kudus selalu mengingatkanku akan hal itu acap kali diperlukan. Jadi, kalau
tidak ada lampu hijau dari Roh Kudus untuk membantunya, rasanya aku juga tak
mungkin punya keberanian untuk mengirim email kepadanya karena dia juga belum
tentu mau dibantu. Namun, aku tak akan bertahan melewati badai demi dia karena
aku belum mengenalnya dengan baik. Bahasa rohnya: “tak kenal maka tak sayang...^.^” Namun, aku bisa bertahan di
tengah badai karena ada Roh Kudus yang tak bosan-bosan menghibur dan menguatkanku.
Pemalu? Tampaknya begitu. Berani karena kasih? Nggak tuh. Kasihku belum
sebesar itu. Rasanya aku berani karena dikasihi Roh Kudus yang mengasihinya
pula...^.^ Iya apa iya?
TUHAN
SANGGUP (JPCC Worship)
Tuhan sanggup, tak pernah gagal. Dia
Tuhan perkasa. Jauh melebihi s'gala yang kupinta, Dia t'lah kerjakan. Dan
bangkit mengalahkan maut. Kau hidup, Tuhan Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya
Tuhan Kau sanggup.
Tuhan ada di pihak kita. Dia buka
jalan. Jauh melebihi s'gala yang kuharap, Dia t'lah kerjakan. Dan bangkit mengalahkan maut. Kau
hidup, Tuhan Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya Tuhan Kau sanggup.
Bersama-Nya Dia ‘kan menjaga. Tak ‘kan
meninggalkan. Tak ‘kan meninggalkan. Dan tangan-Nya ‘kan t’rus menjaga. Tak ‘kan
pernah gagal. Tak ‘kan pernah gagal. Dan bangkit mengalahkan maut. Kau hidup, Tuhan
Kau sanggup. Dalam-Mu ada kuasa. S'lamanya Tuhan Kau sanggup.
0 komentar:
Post a Comment