Catatan Ibadah ke-2 Minggu 09
Oktober 2016
Suatu hari seorang wanita menelepon untuk mengundangku datang ke sebuah gym. Dia mengatakan bahwa dia
mendapatkan nomerku dari seseorang yang pernah ke sana tetapi dia tidak
mengetahui namanya karena dia hanya mendapatkan rekap nomer telepon dari bagian
customer service. Maka, kukatakan
padanya bahwa aku tidak berencana ke sana dan dia segera menyadari bahwa aku
tidak berminat untuk ke sana. Ya, aku enggan ke sana sekalipun ada waktu karena
ke gym tidak penting buatku dan si
penelepon juga tidak penting karena tidak kukenal.
Namun, ada kalanya aku tidak punya
waktu untuk hal yang penting. Hari ini aku berencana bawa masker untuk
dipakai sepulang dari gereja agar tak sampai mendengar celotehan penipu itu
lagi dan lagi. Ketika pertama kali bertemu penipu yang bermodus SKSD (sok kenal
sok dekat) itu tak jauh dari kantor gubernur, aku pun sempat tertipu tetapi
diselamatkan suara hatiku. Kedua kali bertemu dengannya di seberang Gramedia, aku mulai waspada.
Meskipun tak kuingat wajahnya, masih kuingat gelagatnya, gaya bicaranya, dan situasinya.
Minggu lalu tak jauh dari GC Mall aku kembali bertemu dia untuk ketiga
kalinya dan aku pun semakin yakin bahwa aku tidak mengenalnya karena pada
kesempatan ini dia menyebutkan nama panggilan dan profesinya. Meskipun dia
selalu mengatakan bahwa merupakan suatu kebetulan dia membawa 2 helm karena
baru saja mengantar temannya, sekarang aku semakin yakin bahwa itu alasan palsu. Masa kebetulan terjadi terus menerus? Dia
pasti dengan sengaja berputar-putar di sekitar pusat kota untuk mencari mangsa dengan
modus SKSD. Entah apa tujuannya. Lantas aku buru-buru pergi menjauh darinya.
Oleh sebab itu, hari ini aku berencana memakai masker dengan harapan tak
dikenali olehnya. Namun, aku malah melupakan maskerku. Meskipun masker itu
penting buatku, aku enggan kembali ke rumah untuk mengambilnya karena aku sudah
terlanjur di dalam perjalanan. Alhasil, aku gunakan saja pedang Roh agar merasa
damai: "TUHANlah
penjagaku, di sebelah kananku. Dia tak pernah terlelap dan tak pernah tertidur.
Dia akan menjaga keluar masukku sekarang dan selamanya." (Mazmur 121)
Oooohh... untunglah aku masih ingat
untuk membawa hal yang terpenting. Hari ini pun aku tak perlu bertemu dia
lagi...^.^ Selain masker, aku pun lupa memakai jaket bertopi. Kupikir itu
penting untuk melindungi kepalaku dari terik mentari saat berjalan kaki
sepulang dari gereja. Namun, siapa sangka hari ini aku bisa berjalan di bawah
keteduhan awan. Hahaha... Ternyata berjalan di bawah naungan awan jauh lebih
meneduhkan daripada memakai jaket bertopi di siang bolong...^.^
Keluaran 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
DAMAI
Jiwaku terisi oleh cinta-Nya.
S'karang waktunya 'tuk mengenal Dia. Dia mengatur semua baris Lirik yang ada
dalam simfoni, Dia b'ri padaku.
Damai
di hatiku Seperti sungai yang mengalir. Damai bagai hujan yang jatuh. Damai
dari Allah di dalam hidupku.
Lepaskan jiwa ini dari rantai Dan
Dia datang, ku mengenal-Nya. Oh, ada cinta dalam nama-Nya. Ku diubah-Nya dalam
simfoni, Dia b'ri padaku.
0 komentar:
Post a Comment