Sunday, August 21, 2016

Membuka Arsip Revolusi Mental

Catatan Ibadah ke-3 Minggu 21 Agt 2016
Pdt. Leonardo Sjiamsuri: “Katakan Arsip”.
ARSIP. Iya... aku punya arsip email revolusi mental tertanggal 9 Agustus 2014 yang kukirimkan kepada seorang anak bangsawan. Arsipnya tidak berubah tetapi aku sudah move on dari tugas itu... hehehe...

Pdt. Leonardo Sjiamsuri: Sekarang ada tax amnesty. Seorang petugas pajak yang masih aktif hingga sekarang telah mengatakan bahwa dulunya mereka diminta untuk tidak percaya kepada wajib pajak tetapi Jokowi merevolusi mental tersebut dengan meminta mereka untuk mempercayai wajib pajak. Perubahan mental semacam ini akan mempengaruhi tindakan mereka. Jika petugas pajak tidak percaya kepada wajib pajak, sekalipun wajib pajak sudah benar, petugas pajak akan tetap mencari-cari kesalahannya. Namun, jika petugas pajak mempercayai wajib pajak, laporan wajib pajak akan diterima begitu saja.”

Nah, itu dia. Aku sudah move on karena sekarang sudah ada tax amnesty yang akan membantunya merevolusi mental. Jika dia, papanya, engkunya, dan sanak keluarganya tidak memanfaatkan tax amnesty, tentu akan ada petugas pajak yang bantu meluruskan jalan mereka. Jadi, sekarang aku sudah tak bertugas untuk membantunya lagi. Sekarang waktunya untuk membantu koko yang lain... hahaha...

Hmmm... Dulu karyawan wajib pajak juga diminta untuk tidak percaya kepada petugas pajak. Itu sebabnya banyak wajib pajak enggan membayar pajak dengan dalih percuma bayar pajak karena pasti dikorupsi. Namun, kini wajib pajak seharusnya meresponi tax amnesty dengan baik dan mulai belajar optimis bahwa pajak yang mereka bayarkan akan benar-benar dimanfaatkan untuk rakyat. Selain itu, kejahatan yang dilakukan oleh orang lain tidak seharusnya menjadi dalih untuk membenarkan kejahatan kita. Jika petugas pajak korupsi, masa wajib pajak berhak korupsi pula? Jika ada orang menceburkan diri ke dalam sumur, masa kita ikut menceburkan diri ke dalam sumur? Jika kita masih waras (sehat), bukankah sebaiknya kita berusaha mengeluarkan orang itu dari sumur?

Meninggikan Orang-orang Rendah
Dulu aku pun takut kepada bangsawan seperti mereka karena mereka memiliki harta dan tahta. Jadi, saat itu emailnya kukirimkan dengan hati was-was. Namun, seiring berjalannya waktu aku pun mengetahui bahwa Bapaku di Sorga jauh lebih berkuasa daripada para bangsawan. Maka dari itu, kini arsipnya kubuka saja...^.^
Lukas 1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
YESUS KAMI PUJA
Yesus, kami puja. Kami sembah s'bagai Raja. Berdiri di tengah kami, ditinggikan, dan dipuji.
Reff: Sembah dan puji, p'nuhi tahta-Mu. Sembah dan puji, p'nuhi tahta-Mu. Sembah dan puji, p'nuhi tahta-Mu. Yesus Tuhan adalah Raja.
Mari Tuhan bertahtalah di sini. Mari Tuhan bertahtalah di sini. Yesus Tuhan Engkaulah Raja.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.