Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28
Agustus 2016
(Copas dari Facebook Julianto
Simanjuntak)
Kamu diam-diam terluka,
menyembunyikan rasa kecewa,
memendam dengan rapi,
Seolah tak ada apa-apa.
Memang tak ada yang tahu,
hanya Tuhan dan kamu.
Tapi berapa lama?
Kekecewaan itu mengganggu,
menggerogoti sukacita
membuatmu kehilangan kesempatan
menjadi berkat bagi musuhmu.
Berapa lama lagi engkau berpura-pura?
Menghindar, dan berputar-putar dengan perasaanmu sendiri,
Mempertahankan gengsi pribadi
Dengan menumpuk kekecewaan, tanpa kau sadari sedang mengecewakan orang lain
yang tak bersalah kepadamu.
Mengecewakan Tuhan,
Lalu apa bedanya?
Kamu boleh kecewa, tapi kecewalah secara harian.
Marahlah secara harian.
Sedih pula secara harian.
Jangan sampai matahari terbenam
padamkanlah kekecewaan, kemarahan dan kesedihanmu.
Bagikanlah ...
Ceritakanlah ...
Doakanlah ...
Tuliskanlah ...
Tuntaskanlah ...
Tanggalkan doa atau ibadahmu,
Jika kekecewaan masih mengusik nuranimu,
Diam-diam kamu menilai, mengukur dan menghakimi,
Diam-diam menumpuk prestasi, untuk menunjukkan
Betapa hebatnya dirimu
Kamu merasa diri tak pantas dilukai dan dikecewakan
Lalu menghitung jasa dan kebaikan
Itulah tanda keangkuhan
Menonjolkan kebaikan pribadi
Menghakimi kelemahan sesama
Munafik.
Jika engkau mudah kecewa,
kecillah kekuatanmu
Bukankah Dia mengizinkan
Yang Berdaulat seolah membiarkan
Rasa pahit itu menekan
Ah, gesekan kecil ternyata
mematahkan semangatmu
Lari dan keluar dari komitmenmu
Ahh... dari luar kau nampak kuat
tapi ternyata rapuh
Terbungkus rasa angkuh
Diam-diam mencari aman
Mempertahankan zona nyaman
Lalu diam-diam berkata seperti Ayub,
"Apa salahku Tuhan sehingga aku menderita dan dikecewakan?”
Sesungguhnya ...
Merasa diri baik dan benar,
Itulah sumber kekecewaan.
Merasa diri berjasa,
Itulah sumber kemarahan.
Merasa diri tidak dihargai,
Itulah awal kesedihan.
Lalu kamu bertanya,
"Apa dosaku, apa salahku ... ?"
Julianto Simanjuntak
Catatan harian KELUARGA KREATIF 2016
Posts
0 komentar:
Post a Comment