Sunday, August 14, 2016

Aku Suka Kelas Lokal

Indonesia di Hatiku: Nubuatan untuk Bangsa Ini
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 14 Agustus 2016

Ps.Philip Mantofa: "Saya dipakai Tuhan ke bangsa-bangsa karena bisa 3 bahasa: Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Kalau tidak bisa, pasti hanya dipakai di kelas lokal. Oh ya, saya juga bisa bahasa Roh. Jadi, 4 bahasa. Bahasa Roh itu enak. Kalau salah, saya tidak tahu karena saya tidak mengerti."

Oh, aku justru suka kelas lokal karena sejak dini aku sering diminta bersumpah untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia... hahaha... Selain itu, aku juga tak punya impian ke luar negeri karena aku sudah amat cocok dengan iklim di Indonesia. Maklum lha aku alergi dingin dan panas yang ekstrim. Jadi, Indonesia dengan 2 musim merupakan negara yang paling favorit untukku...^.^

Dari dulu aku pun tidak suka bahasa asing, termasuk bahasa Inggris. Pertama kali belajar bahasa Inggris karena dileskan di asrama oleh suster saat kelas 5 SD. Ketika SMP, aku pun sempat dapat guru bahasa Inggris yang cerewet sehingga menghukumku dengan cara mengikuti pelajarannya sembari duduk di depan luar kelas padahal pelanggaran yang kulakukan hanya pindah tempat duduk.

Ketika SMA, barulah diwajibkan mengikuti ekstra kurikuler (ekskul) bahasa Inggris agar belajar listening secara audio dan visual (mendengar dan memahami percakapan berbahasa Inggris lewat kaset atau film). Namun, aku hanya bisa hearing (mendengar tanpa memahami) sehingga ketika guru mengajukan pertanyaan kepadaku terkait percakapan yang kami dengar, aku pun dibantu teman sebelahku secara diam-diam. Hehehe... guru pun tak tahu karena tempat kami jauh darinya sehingga nilai ekskul listening-ku terbilang baik padahal sebenarnya masih buruk.

Suatu hari teman-teman di kelas mengajak bolos ekskul bahasa Inggris secara bersama-sama. Karena aku tak mendapatkan manfaat apapun dari ekskul tersebut, aku pun ikutan bolos supaya bisa pergi ke TP bersama 2 temanku untuk mencari bahan makalah psikologi. Sepulang dari TP aku nyaris terjebak para pendemo yang bejibun banyaknya tetapi untunglah bemo lewat lebih dulu dan aku segera naik bemo itu sebelum para pendemo semakin mendekat ke arahku. Hahaha... selamat.

Keesokan harinya pak guru bahasa Inggris marah karena yang hadir ekskul hanya sekitar 6 orang. Maka, dia bertanya kepada kami semua: "siapa provokatornya?" Namun, tak ada yang mengaku dan semua kompak menutupi hal itu. Karena itu pertama kalinya aku bolos, sudah jelas aku tak mungkin dituduh sebagai provokator. Meskipun demikian, hati ini ikut berdebar-debar dan pak guru mengatakan bahwa dia akan menghukum kami semua, kecuali 6 orang. Aku pun merasa takut tetapi ternyata dia hanya gertak sambal. Hahaha... selamat lagi dech...^.^

Ketika kuliah, aku pun sempat terdampar di kelas bahasa Inggris selama 1 semester untuk 1 pelajaran tertentu karena kelas lokal sudah penuh. Aduh, di sini aku pun bertemu dosen pemarah yang menyombongkan kemampuan bahasa Inggris yang didapatnya secara otodidak (belajar sendiri dari film). Selain itu, aku pun pernah dikirimi email penipuan situs lotere (phising) oleh orang Inggris. Meskipun tidak sampai merugikanku tetapi rasanya sebel dech. Aku pun semakin tidak suka bahasa Inggris.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.