Monday, July 18, 2016

Prajurit, Atlet, Petani ~ Ps.Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-4 Minggu 17 Juli 2016
1. Sikap Prajurit >> youtu.be/CYZg0DPLGcU
2. Senjata Setan dan Senjata Kita >> youtu.be/ACZIqhaVLC4
3. Medan Perang dan Senjata Kita 1 >> youtu.be/EQOx_ux_1wM
4. Medan Perang dan Senjata Kita 2 >> youtu.be/IbnFs_uWX6c?a

Bacaan 2 Timotius 2:1-7
Setiap orang Kristen dipanggil untuk memiliki ketaatan prajurit, kedisiplinan atlet, dan kesabaran petani dalam menanti tuaian. Orang Kristen tidak boleh hanya bersikap lemah lembut tetapi juga harus tegas. Orang Kristen juga tidak boleh bersikap ala militer tetapi harus menggunakan gaya bahasa yang lemah lembut dan senantiasa mendisiplin diri untuk mentaati perintah Tuhan.
2 Timotius 2:1, 4  Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
Lepaskan Segalanya demi Yesus
Soal-soal penghidupan bukan hanya soal nafkah hidup tetapi ini juga menyangkut perasaan. Prajurit tidak boleh terfokus pada perasaan pribadi. Seorang prajurit harus langsung taat kepada perintah komandannya. Menjelang kelahiran anak keduanya, ps.Philip mendapat pewahyuan untuk melayani sebuah perkumpulan doa di Amerika.

Dia pun merasa sedih. Bagaimana bila anaknya lahir ketika dia masih di Amerika? Namun, dia tetap taat karena dia mengetahui bahwa itu perintah Tuhan dan bukan pilihan. Isterinya pun mengizinkannya pergi karena mengetahui bahwa itu perintah Tuhan. Setelah seminggu di Amerika ps.Philip kembali ke rumah dan untunglah anaknya baru lahir seminggu kemudian setelah kepulangannya.

Contoh lain: Di dalam suatu medan pertempuran yang sengit komandan berteriak kepada prajurit: "berikan senjatamu". Maka, prajurit tersebut harus segera memberikan senjatanya tanpa banyak pertanyaan. Jika prajurit tidak langsung memberikan senjatanya dan bertanya dulu: "untuk apa?", bisa jadi ada korban. Oleh karena itu, taatlah meskipun tidak mengerti.
Galatia 2:20  namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Selain taat, seorang prajurit harus pantang menyerah dan tidak bermental korban. Kristen = aku telah mati dan tinggalkan cara hidup yang lama.
2 Korintus 10:3-5  Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Prajurit harus mengetahui senjatanya dan memahami cara penggunaannya. Sebagai orang Kristen senjata kita adalah firman Tuhan dan Roh Kudus. Roh Kudus akan menginspirasi kita dan berfungsi seperti kompas di dalam hidup kita tetapi keputusan tetap diambil oleh pikiran kita. Oleh karena itu, taklukkan pikiran kita kepada Kristus agar dapat digunakan sebagai senjata kebenaran.
Roma 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Musuh terbesar adalah pikiran kita sendiri karena iblis dapat menjatuhkan kita melalui pikiran. Orang yang bermaksud melayani Tuhan bisa saja melakukan kejahatan karena Rohnya kelaparan sehingga tidak sanggup melawan keinginan daging. Agar Roh kita kuat, disiplinkan diri kita untuk membaca firman Tuhan dan berdoalah dalam bahasa Roh setiap hari.
Efesus 6:17  dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 
Ibrani 4:12  Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Galatia 5:16, 25  Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.