Catatan Ibadah ke-2 Minggu 10 Juli 2016
Suatu hari seorang pria
ateis yang beristerikan wanita Katolik membuka suatu percakapan denganku.
Pria: "Kamu suka nonton film horor?"
Aku: "Dulu suka tetapi sekarang tidak boleh menontonnya.” (Teringat
status FB ko Philip: "no conjuring, no problem".)
Pria: "Kenapa tidak boleh?"
Aku: "Karena input menentukan output. Jika inputnya baik, outputnya
juga baik, terutama untuk anak-anak. Dulu aku pernah menonton film horor
berjudul 'The Wig' dan aku tidak takut saat menontonnya. Lalu beberapa hari
kemudian aku dapat panggilan kerja sebagai akuntan di pabrik wig. Seketika itu
juga aku membayangkan diriku sedang stock opname di antara banyak wig lalu
bagaimana bila salah satu wig itu hidup seperti di dalam film tersebut?
Hahaha... (kenyataan lebih menakutkan daripada film) Oleh karena itu, mencegah lebih baik daripada mengobati."
Pria: "Kalau mencegah, lebih baik kamu tidak
usah makan supaya mencegah penyakit."
Aku: "Iya... sebenarnya aku tidak suka makan. Kalau bisa hidup tanpa
makan, mungkin aku tidak makan. Aku lebih suka minum daripada makan."
Pria: "Lalu kenapa kamu makan?"
Aku: "Ya... agar tetap hidup. Kalau tidak makan, bisa mati lemas...
sama saja dengan bunuh diri. Itu tidak boleh."
Pria: "Kalau mencegah, ya tidak usah keluar
rumah agar aman. Tapi, kenapa kamu keluar rumah?"
Aku: "Ada tugas yang harus
dikerjakan di luar rumah. Selain itu, di rumah pun bisa mengalami
kecelakaan."
Pria: "Lha... sekarang kamu nonton apa? Film
kartun?"
Aku: "Iya... dari dulu sampai sekarang aku memang masih suka film
kartun. Tapi, belakangan ini aku sering
nonton video khotbah di youtube."
Pria: "Hahaha... khotbah... bagaimana rasanya
setelah nonton khotbah?"
Aku: "Rasanya fresh."
Pria: "Fresh?!? Hahaha... Mungkin kamu perlu ke rumah sakit jiwa... Kalau aku
dengar khotbah, selalu mengantuk."
Aku: "Hahaha... (Apa dia pikir aku gila? Kalau aku gila, berarti
pendeta lebih gila, terutama yang sering berkhotbah...) Ya... itu karena kamu tidak
menganggapnya sebagai suara Tuhan tetapi kamu lebih melihat kepada
manusianya."
Pria: "Serius kamu nonton khotbah?"
Aku: "Ya... nonton khotbah dan sesekali nonton film action tetapi aku
lebih suka membaca novel daripada menonton.”
Pria: "Apa
kamu bahagia?"
Aku: "Lebih bahagia daripada yang dulu... (belum tahu dia... kasihan...
kasihan... kasihan...) Apa kamu tak pernah berdoa kepada Tuhan?"
Pria: "Pernah..."
Aku: "Dikabulkan?"
Pria: "... ya itu dia... sampai sekarang memang belum dikabulkan dapat keturunan. Semua itu indah pada waktunya."
Aku: "Dikabulkan?"
Pria: "... ya itu dia... sampai sekarang memang belum dikabulkan dapat keturunan. Semua itu indah pada waktunya."
Aku: "Kamu berdoa kepada Tuhan yang mana?"
Pria: "Tuhanku ada 3 tetapi aku jarang
berdoa. Isteriku yang selalu berdoa."
Aku: "Berdoalah kepada Tuhan yang benar."
Pria: "Berdoa
kepada Tuhan Yesus?"
Aku: "Iya... ikutlah isterimu ke gereja."
Pria: "Aku sudah ikut tetapi hanya
mengantarnya sampai ke depan pintu gereja."
Aku: "Ikutlah ibadahnya juga. Kalau mau dapat keturunan, kamu juga bisa
minta didoakan pendeta Kristen yang benar. Ini sudah banyak yang terbukti
berhasil. Ada yang tidak punya anak selama 8-9 tahun tapi setelah didoakan
pendeta jadi punya anak."
Pria: "Iya... katanya ada yang lumpuh bisa
berjalan."
Aku: "Iya... aku pernah melihatnya. Kamu juga perlu melihatnya. Alami
sendiri."
UBAHKAN DUNIA (GMS - Revival Story)
Sungguh tak sabar kami berdiri
bagi-Mu Tuhan. Tak mau lagi dalam kegelapan dunia. Menerjang maju ke titik
terang di depan itu. Bersama Tuhan kami lakukan sesuatu.
Tak memilih 'tuk menyerah Hingga
ubahkan dunia dengan kuasa Surga.
Bersama-Mu kami ubahkan dunia.
Penuhi bumi dengan kasih-Mu Tuhan. Bersama-Mu kami ubahkan dunia. Melalui kami
dunia lihat bahwa kuasa-Mu nyata.
0 komentar:
Post a Comment