Sunday, July 24, 2016

Belajar Sendiri

Catatan Ibadah ke-3 Minggu 24 Juli 2016

Ketika kita masih kecil, kita belajar dengan cara dituntun setahap demi setahap. Namun, semakin lama, kita pun diajar untuk semakin mandiri. Bahkan, ada suatu masa dimana kita harus belajar sendiri karena sudah dianggap mampu. Ya, kadang kala orang-orang mempercayai kita melebihi batas kemampuan yang kita perkirakan sehingga kepercayaan mereka bisa menjadi semacam tuntutan berlebihan bagi kita. Alhasil, ada beberapa orang yang stres karena merasa tak sanggup menjawab kepercayaan yang mereka terima padahal Tuhan masih sanggup memberi kekuatan yang kita butuhkan.
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Jalan Tuhan bukan Jalan Kita
Terkadang kita pun dikelilingi oleh orang-orang yang enggan mengajari kita karena takut tersaingi atau takut posisinya tergeser. Padahal, mereka memiliki pengetahuan yang kita butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Jika ini terjadi, mau tidak mau, suka tidak suka, kelihatannya kita harus berani ‘belajar menabrak dinding’ alias belajar dari kesalahan diri sendiri. Namun, jika memungkinkan, kita juga bisa belajar dari kesalahan orang lain.

Jadi, di dalam proses belajar jangan takut salah. Kebanggaan kita yang terbesar bukanlah tidak pernah salah, tetapi selalu bangkit dari kesalahan kita. Tak ada gunanya berlarut-larut dalam penyesalan atas kesalahan yang telah kita perbuat. Tak ada gunanya menangisi keadaan atau menyalahkan mereka yang tidak mau mengajari kita. Tentu akan lebih berguna jika kita segera bangkit untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.

Semakin banyak kesalahan yang kita buat, tentu saja ada resiko kita semakin sering dimarahi oleh orang-orang yang terkena dampak dari kesalahan kita. Bahkan, ada resiko kita pun dihina atau dicela hingga kehilangan kepercayaan. Namun, ini bukanlah akhir dari segalanya. Ini baru permulaan. Biasanya orang-orang yang menghina dan mencela kesalahan kita adalah orang-orang yang telah merasa hebat sehingga mereka merasa tak perlu belajar lagi. Abaikan saja ocehan mereka, tetaplah belajar dan lakukan yang terbaik. Mengalahlah hingga tak seorang pun dapat mengalahkanmu dan rendahkanlah dirimu hingga tak seorang pun dapat merendahkanmu.
Pengkhotbah 7:8  Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.
KUMAU SEPERTI-MU YESUS
Bagaikan bejana siap dibentuk demikian hidupku di tangan-Mu. Dengan segala urapan kuasa Roh-Mu kudibaharui selalu. Jadikanku alat dalam rumah-Mu. Inilah hidupku di tangan-Mu. Bentuklah s’turut kehendak-Mu. Pakailah sesuai rencana-Mu.
Reff: Ku mau s’perti-Mu Yesus Disempurnakan selalu. Dalam s’genap jalanku Memuliakan nama-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.