Renungan Buku 'Doa untuk Intervensi Surgawi’ ~ Dr.Myles Munroe
Bagian IV: Kuasa Doa
Bab 10: Kuasa Firman
Nehemia, Daniel, dan Yeremia
memiliki hati yang terbeban bagi bangsanya. Ketika berdoa mereka tidak hanya
berdoa bagi diri mereka sendiri. Mereka pun tidak membenci orang-orang jahat
yang sebangsa dengan mereka tetapi mereka mendoakannya sepenuh hati. Ini
berarti mereka memiliki hati yang penuh pengampunan dan belas kasih.
NEHEMIA
Ketika mendengar keadaan
bangsanya, Nehemia menangisinya selama beberapa hari sambil berdoa untuk
meminta pengampunan bagi bangsanya. Nehemia pun bersedia menjadi jawaban atas
doanya dengan rela meninggalkan kenyamanannya di istana demi membangun bangsa.
Nehemia 4:4 Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
Ketika menghadapi tekanan atau
perlawanan atau intimidasi, Nehemia selalu mengatasinya dengan doa dan
menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan.
Nehemia 5:6-7 Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu. Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: "Masing-masing kamu telah makan riba dari saudara-saudaramu!" Lalu kuadakan terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar.
Nehemia juga mau mendengar
keluhan sesamanya dan mau bertindak untuk menyelesaikan masalah mereka. Nehemia
juga tidak mencari keuntungan pribadi dan memegang teguh kebenaran. Bahkan, dia
tidak mengambil hak-haknya sebagai bupati demi kesejahteraan rakyatnya.
Nehemia 5:18 Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat.
DANIEL
Daniel 6:10 (6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Daniel mengatasi permasalahan
hidupnya dengan berdoa dan memuji Tuhan. Karena doa-doanya, Daniel sanggup
menanggung segala perkara dengan penuh keberanian. Ketika difitnah hingga harus
dikurung di dalam gua singa, dia pun tidak membalas dan menyerahkan perkara
tersebut kepada Tuhan. Maka, Tuhan mendengar doanya dengan mengatupkan mulut
singa dan menggerakkan raja untuk menghukum orang-orang yang telah menuduhnya.
Daniel 3:17-18 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Daniel lebih takut kepada Tuhan
daripada raja sehingga tidak mau tunduk kepada perintah raja yang bertentangan
dengan perintah Tuhan, yaitu jangan menyembah berhala. Daniel juga memiliki
iman yang teguh sehingga siap menanggung segala konsekuensinya. Pastilah dia
sangat yakin bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan dan setiap orang
pasti mendapat ganjaran sesuai perbuatannya. Jika tidak memperoleh ganjaran di
bumi, tentulah akan menerima ganjaran dalam kekekalan sehingga dia memilih tetap
taat kepada Tuhan.
Daniel 9:5-6 Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.
Ketika Daniel memperhatikan
hukuman Tuhan atas bangsanya, dia tidak menyalahkan orang-orang sebangsanya.
Dia juga tidak menyalahkan situasi dan kondisi yang ada tetapi dia mengakui
kesalahan bangsanya sebagai kesalahannya pula dan mendoakan hal tersebut.
YEREMIA
Ketika bangsanya murtad, Tuhan
mengutus Yeremia untuk menyampaikan firman-Nya bahwa Tuhan hendak menghukum
mereka karena segala kejahatan mereka. Yeremia amat sangat bersedih mendengar
hal itu padahal beberapa orang sebangsanya juga pernah berbuat jahat kepadanya.
Yeremia 9:1 Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh!
Ketika Yeremia menyampaikan
hukuman Tuhan, orang-orang sebangsanya tidak mempedulikan hal itu. Bahkan, ada
beberapa orang yang melarangnya menyampaikan hal itu dan juga hendak
membunuhnya. Namun, dia menyerahkan segala pergumulannya kepada Tuhan sehingga
dia beroleh kekuatan dan keberanian untuk menghadapi kenyataan.
Yeremia 11:20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Meskipun dia sempat marah
kepada orang-orang yang jahat kepadanya dan meminta Tuhan membalas mereka, dia
juga masih berdoa agar Tuhan mau mengampuni bangsanya. Ini berarti Yeremia
tidak menyimpan kepahitan dan lebih mendahulukan kepentingan bangsanya daripada
kepentingan pribadinya.
Yeremia 14:20 Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu.
Namun, akibat kekerasan hati
bangsanya untuk tidak menaati perintah Tuhan, akhirnya bangsa itu harus
menjalani hukuman Tuhan sebagaimana telah disampaikan oleh Yeremia.
Semula Yeremia muda penakut,
tidak pandai bicara (Yeremia 1), selalu berkeluh kesah dan rasanya ingin
menyerah saat menghadapi tekanan (Yeremia 12). Ini mirip sekali dengan
seseorang yang amat kukenal baik... siapa ya? Hehehe... ^.^ Namun, doa telah
mengubah hati dan perilaku Yeremia muda. Doa membuatnya amat dekat dengan Tuhan
sehingga dia berani, pandai bicara, kuat, tabah, sabar, pantang menyerah, tetap
setia dengan tugasnya meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, dan senantiasa
teguh dalam kebenaran. Hore... Tuhanku
hidup!
Jadi, jawabannya hanya DOA.
Semua bermula dari DOA: Duduk Omong-omong dengan Allah. Lalu tanpa disadari
semua t'lah berubah dan aku tahu Yesus jamah kujadi baru.
0 komentar:
Post a Comment