Catatan Ibadah ke-3 Minggu, 3 Januari 2016
Beberapa jam sesampaiku
di ruko (rumah toko), pak Imam datang hendak membeli sesuatu. Lalu dia pun
bercerita kepada papaku tentang apa yang kulakukan di setopan lampu merah.
Hahaha... untung sebelum dia datang aku sudah menceritakan semuanya kepada
ortuku sehingga mereka tidak terkejut. Kemudian pak Imam mengatakan bahwa aku
lebih cocok bekerja di kantor dan tidak
cocok bekerja seperti itu.
Meskipun demikian,
keesokan harinya aku tetap membagikan
brosur. Namun, setelah mendengar kisah pertemuan dengan tetanggaku itu, upline pun memindahkan lokasi ke setopan
lampu merah dekat bonbin.
Ketika membagikan brosur
di sana... Tak lama berselang tiba-tiba kami didatangi oleh seorang pemuda tukang
sapu jalan raya (bagian dari pasukan kuning). Dia marah-marah kepada kami dan
menyita semua brosur yang ada di tangan kami. Katanya: "Jangan membagikan brosur di
sini. Lihatlah jalan raya kotor terus karena brosur kalian". Oh,
tampaknya ada beberapa orang gemuk yang merasa tersinggung saat menerima brosur
kami lalu mereka langsung membuangnya di jalan raya.
Kami sempat meminta agar
dia tidak mengambil brosur kami sehingga kami bisa membagikannya di tempat
lain. Namun, dia tidak mau mendengarnya dan segera pergi membuang ratusan
brosur kami ke tong sampah.
Wew... kami pun
menghubungi upline lalu dia
mengatakan bahwa dia akan mencarikan tempat lain yang aman dari satpol pp dan pasukan
kuning. Sementara itu dia juga mengajariku memasarkan produk diet tersebut di
ruko papa tetapi hanya laku 1-2 gelas pada hari pertama dan selanjutnya tidak
laku-laku.
Oh... upline memang berhasil menurunkan berat
badan dengan meminum produk tersebut sehingga dia amat mencintai produk yang dijualnya. Namun, rasanya aku sudah
tak sanggup lagi. Aku tidak pernah diet dan tidak perlu diet tetapi aku
bayangkan bahwa orang yang diet pasti akan merasa bosan bila harus meminum jus
nutrisi tersebut tiap hari. Hmmm... sepertinya
ini bukanlah pekerjaan yang kuinginkan. Bahkan, aku tidak bisa mencintai produk yang kujual. Ah, aku ingin berhenti
mengerjakan hal ini tetapi selanjutnya aku kerja apa?
Mazmur 42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Di dalam melakukan
penjualan aku memang tidak segigih upline-ku
dan Bill Porter tetapi aku yakin bahwa aku
pun disertai oleh Tuhan. Bill Porter suka menjadi penjual sedangkan aku
'kan tidak terlalu suka menjadi penjual. Saat itu aku hanya coba-coba karena penasaran dan mumpung masih pengacara
alias penganggur banyak acara.
Nah, sementara menunggu upline mendapatkan lokasi baru yang aman
untuk membagikan brosur, tiba-tiba aku
mendapatkan telepon penawaran kerja dari salah satu perusahaan besar di
Indonesia. Aku pun segera menyambutnya. Pada hari wawancara (sekitar Mei 2009)
aku langsung diterima bekerja di sana.
Hahaha... untunglah ada Tuhan. Ketika aku sudah
tak sanggup lagi hadapi persoalan yang terjadi, Tuhan bukakan jalan tepat
waktu. Hehehe... Tuhan tidak membiarkan
jiwaku tertekan. Gak pakai lama aku pun dapatkan pekerjaan baru ketika tangan kananku
sudah terasa membaik. Maka, aku pun kembali menjadi akuntan setelah gagal menjadi
penjual yang gigih.
1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Ya... hingga kini aku pun
masih akuntan tetapi tempat kerjanya sudah tak sama lagi. Ternyata perusahaan
besar tersebut tidak sesuai dengan kondisi fisikku. Di sana berlaku prinsip tak
tertulis bahwa 'Hidup untuk Kerja' dan bukan 'Kerja untuk Hidup' sehingga tiap
awal bulan harus bekerja tiap hari hingga larut malam (termasuk hari Minggu).
Akibatnya tangan kananku sakit lagi sehingga aku berhenti dari sana dan pindah
ke tempat kerja lain. Pindah... pindah... pindah... pindah... pindah... dan
pindah lagi...^.^
0 komentar:
Post a Comment