Catatan PUSH 8 sesi Doa Fajar Sabtu, 9 Januari 2016
Ketika masih balita dan anak-anak, aku ingin tinggal bersama orang tua seperti kebanyakan anak lain. Namun, keinginan itu harus dikubur dalam-dalam karena aku harus mendekam di sebuah asrama puteri katolik. Di sana pun ada banyak keinginan yang harus dikubur. Misalnya: Aku tidak bisa memilih makanan dan aku harus menghabiskan semua yang telah dihidangkan, aku harus belajar secara konsisten, aku harus mandi tepat waktu, aku harus ke gereja tiap hari tertentu, aku harus bangun dan tidur tepat waktu, aku harus piket melakukan tugas tertentu pada waktu yang ditentukan, dan aku juga tidak bisa bepergian.
Selain itu, sejak SD kelas 5 aku pun harus bangun subuh untuk doa pagi dan doa malam sebelum tidur. Namun, ada kalanya aku berdoa sambil memejamkan mata karena tak kuat menahan kantuk. Di asrama mau tak mau kuikuti semua itu. Namun, di luar asrama aku bebas dari semua kewajiban-kewajiban itu. Maka, aku hanya berdoa dan membaca Alkitab hanya saat sedang mood.
Tidur merupakan salah satu hal yang paling kusukai, terutama saat ada masalah. Biasanya aku pun susah bangun pagi. Namun, setelah menjadi Kristen sesuatu terjadi. Seringkali Roh Kudus membantuku bangun pagi dengan memberiku sepenggal lagu rohani. Kalau diberi sepenggal lagu, aku selalu penasaran dengan liriknya secara utuh. Alhasil, aku bergegas mandi lalu browsing lagu tersebut. Setiap pagi aku hanya menyiapkan waktu sekitar 15-20 menit saat teduh. Maka, agar cepat aku hanya berdoa ‘Bapa Kami’ (Matius 5:9-13), berbahasa Roh sekian detik saja, dan kalau masih sempat aku membaca beberapa artikel rohani.
Setelah itu aku pun berangkat kerja. Di dalam perjalanan dan setiap kali ada waktu luang aku pun menyanyikan beberapa lagu rohani di dalam hati. Ketika istirahat siang dan pekerjaan tidak menumpuk, aku sempatkan membaca beberapa artikel rohani lagi.
Kala malam tiba dulu aku hanya membaca Alkitab 1 pasal saja lalu berdoa singkat dan tidur secepatnya. Namun, suatu hari Yesus menegurku:
Matius 26:40-41 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Sejak saat itu aku berusaha menambah waktu saat teduh tetapi kutentukan batasnya pk.20.00 WIB - pk.22.00WIB dalam kondisi normal atau tanpa batas ketika sedang mood tingkat tinggi. Karena ada 1 pasal yang amat panjang seperti Mazmur 119 dan ada pasal yang amat pendek seperti Mazmur 117, aku tidak lagi membaca berdasarkan pasal dan mulai membaca Alkitab 2 halaman per hari. Setelah membaca Alkitab aku berdoa dalam bahasa manusia dan bahasa Roh. Terkadang aku juga mendengarkan khotbah di youtube atau membaca artikel rohani.
Namun, bila kondisi badan sedang tidak fit alias sakit, aku tidak membaca Alkitab dan berdoa sangat singkat: “Bapa, kepalaku sakit atau perutku sakit. Aku lelah Bapa. Aku ingin langsung tidur. Selamat malam Bapa.” Kalau sudah begini, aku merasa seperti mendengar Bapa berkata: “Iya... istirahatlah. Aku tidak akan memaksamu mengobrol dengan-Ku ketika kamu sedang sakit.” Jadi, aku langsung tidur karena aku yakin Tuhan seperti orang tua yang tidak akan memaksa berbincang dengan anaknya ketika anaknya sakit. Benar tidak???
Ketika tidak sakit dan hanya merasa lelah atau rasa kantuk sudah menyerang, aku hanya membaca 2 halaman Alkitab lalu berdoa singkat: “Tuhan, tentunya Engkau telah mengetahui semua keinginanku. Apapun yang kuinginkan terjadilah seturut kehendak-Mu dan ajarlah aku ikhlas menerima setiap keputusan-Mu di dalam hidupku sehingga aku mampu bersukacita di dalam segala keadaan, sabar dalam kesesakan, dan senantiasa bertekun dalam doa . Amin.” Selanjutnya, aku langsung tidur.
Lha kok... Philip Mantofa mengatakan tidak boleh berdoa seperti itu. Katanya: “Meskipun Tuhan Maha Tahu, kita tetap harus menyampaikan semua keinginan kita.” Wew... lalu gimana yach cara mengusir kantuk? Masa pakai korek api? Yang benar saja. Tidak mungkin lha. Seharusnya Roh Kudus bisa membantu. Tapi... kalau sudah ngantuk berat, suara Roh Kudus pun terabaikan. Ya... mungkin perlu memaksakan diri ‘tuk mendengarkan lagu-lagu rohani yang bersemangat. Kalau bising, ‘kan sulit tidur. Siapa tahu ntar jadi bersemangat untuk berdoa...^.^
0 komentar:
Post a Comment