Catatan PUSH 8 sesi II Sabtu, 9 Januari 2016
Mematikan semua keinginan
kita yang tidak selaras dengan kehendak Tuhan bukanlah perkara mudah. Ketika
semua itu terjadi, aku merasa seperti sebuah pensil di tangan Tuhan. Tiap kali
aku sudah merasa nyaman seperti pensil yang tumpul, tiba-tiba saja terjadilah
proses peruncingan yang amat menyakitkan.
Uugh... hingga aku pernah
bertanya-tanya: "untuk apa aku
dilahirkan bila hanya untuk menderita?" Namun, setelah belasan tahun
berlalu aku baru menemukan jawabannya. Sesungguhnya semua penderitaan itu bukanlah kehendak Tuhan tetapi tiap-tiap orang
dicobai oleh keinginannya sendiri.
Yakobus 1:12-15
* Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang
dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
* Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!"
Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai
siapa pun.
* Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya
sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah
dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan
maut.
Ketika menyelesaikan
pendidikanku, aku hanya memiliki suatu impian kecil. Aku hanya ingin menjadi
karyawan hingga masa pensiun tiba. Aku pun menabung sebagian hasil kerjaku agar
bisa membeli rumah kecil dan sebuah mobil.
Setelah bekerja sekitar
2,5 tahun aku pun mulai berhasil mengumpulkan sejumlah uang dan dengan uang
tersebut seharusnya aku bisa membeli mobil. Namun, 'pensil' mulai diruncingkan,
terjadilah kebakaran sekitar akhir 2007. Boom... keinginanku pun harus dikubur
dalam-dalam karena aku tak bisa membiarkan adikku putus kuliah. Alhasil,
kuhabiskan semua tabunganku untuk itu.
Lalu 2009 aku harus
melepaskan peluang karir dan tingkat pendapatan yang menarik hati karena
kondisinya tidak sesuai firman. Pada saat bersamaan aku pun harus melepaskan
seseorang. Orang dunia bertanya-tanya dengan penuh keheranan: "mengapa aku tidak mau menerimanya
padahal dia memiliki semua hal yang memikat hati orang dunia?"
Oh, rasanya aku ingin
mengatakan bahwa sesungguhnya aku ingin menerima semua itu, termasuk orang itu.
Namun, tampaknya Tuhan tidak berkenan dengan semua itu. Aku pun tak paham akan
larangan-Nya. Kenapa aku harus melepas semua keinginanku? Untuk yang satu ini,
tidak bolehkah kupertahankan? Tuhan tetap menolak keinginanku.
Saat itu aku pun terhibur
dengan lagu 'Kenangan Terindah':
Aku yang lemah
tanpamu, aku yang rentan karena cinta yang t'lah hilang darimu yang mampu
menyanjungku. Selama mata terbuka sampai jantung tak berdetak, selama itu pun
aku mampu untuk mengenangmu. Darimu kutemukan hidupku. Bagiku kaulah cinta
sejati.
Reff : Bila yang tertulis untukku
adalah yang terbaik untukmu, 'kan kujadikan kau kenangan yang terindah dalam
hidupku. Namun tak 'kan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku yang t'lah
terukir abadi sebagai kenangan yang terindah.
♡ Darimu
kutemukan hidupku. Bagiku kaulah cinta sejati.
Lagu itu menghiburku
karena aku yakin Tuhan sendirilah yang menulis hidupku dan Tuhan tidak mungkin
salah tulis. Meskipun saat itu aku tak paham tulisan-Nya dan merasa kesal
pada-Nya, aku tetap mengikuti-Nya karena bagaimanapun juga Yesus telah setia menepati janji penyertaan-Nya dalam musibah kebakaran.
Jadi, aku pun melepas
semua itu meskipun harus menahan sakit seraya bercucuran air mata. Berat
bebanku meninggalkannya tetapi aku tak bisa mengabaikan kasih setia Yesus.
1 Yohanes 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Mazmur 118:9 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
Pada akhirnya semua menjadi jelas.
2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Ketika aku merasa
menderita, ternyata aku berfokus kepada yang hilang. Itulah tipu daya iblis. Iblis ingin kita berfokus kepada masalah
sehingga kita menjauhkan diri dari Tuhan. Nah, ketika aku mulai berfokus kepada
janji penyertaan-Nya dan kasih-Nya, aku pun merasakan damai sejahtera dan
sukacita yang melampaui segala akal sekalipun di tengah badai pencobaan.
Lukas 11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Hahaha... ternyata orang
yang bahagia bukanlah orang yang mendapatkan semua keinginannya. Orang yang
bahagia adalah orang yang mentaati Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment