Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 01 November 2015
Hari pun berganti... dia
marah kepadaku: "Ini gara-gara kamu
salah kasih jawaban ke ladang lain. Sekarang saya 'kan yang menjadi repot. Lain
kali diskusikan dulu denganku."
"Iya..."
Beberapa menit kemudian
dia kehilangan uang ladang sebesar Rp100.000,-. Dia marah-marah lagi dan
sembari menahan tangis dia mengomel: "Saya
ini buru-buru sehingga tidak sempat menghitungnya. Tadi saya terima dari kurir
sudah benar tetapi sekarang kok bisa kurang? Selama ini saya ini tidak pernah
kehilangan uang. Apa tidak terbawa olehmu, tukang tagih? Apa tidak terbawa
olehmu, bendahara? Sudah kubilang kepada penjaga ladang kalau saya tidak setuju
menyimpan uang di sini. Sekarang 'kan saya jadi kehilangan uang."
Hmmm... siapa yang buru-buru, kok
orang lain disalahkan? Siapa yang tidak menghitung, kok orang lain dicurigai
tanpa bukti? Semakin lama wanita ini kok semakin aneh saja.
Lalu Puteri Kriminolog
menemui penjaga ladang kecil untuk melaporkan kehilangan tersebut. Penjaga
ladang kecil malah memarahinya dan meminta dia segera mengganti Rp100.000,-
dengan uang pribadinya.
Matius 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Ketika mendengar hal itu,
dia memohon penjaga ladang untuk memberinya waktu hingga masa pengupahan tiba
karena uangnya akan dipakai untuk keperluan lain. Namun, penjaga ladang tidak
memenuhi permintaannya. Dia pun curhat sambil menangis kepada beberapa orang
hingga seorang pekerja ladang memberinya Rp100.000,- untuk membantunya
bertanggung jawab.
Pada hari selanjutnya dia
berkata kepadaku: "Saya ini masih
sakit hati karena merasa dikhianati oleh tukang tagih. Saya curiga dia yang
ambil uangnya."
Kataku: "Percuma
kamu mencurigai dia tanpa bukti. Jangan salahkan orang lain. Itu 'kan salahmu
sendiri karena tidak menghitung."
Oh Yesus, Kau amat baik
kepada-Nya. Kau seringkali membantunya ketika dia dalam masalah. Namun, mengapa
dia tidak bisa melakukan hal yang sama kepada orang lain? Ketika orang lain
bersalah kepadanya (sekecil apapun kesalahannya), dia menjadi amat marah dan
membesar-besarkan masalah tersebut. Dia selalu ingin orang-orang yang melakukan
kesalahan segera dihukum dengan dalih keadilan.
0 komentar:
Post a Comment