Sunday, November 8, 2015

Berbahagialah yang Kesalahannya Tidak Diperhitungkan

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 8 November 2015

Menjelang lulus SD keberanian 'senior' mulai timbul. Alhasil, aku dan seorang teman asrama langsung setuju ketika ada anak luar asrama yang mengajak kami pergi ke mini market sepulang sekolah. Dengan tenang kami berjalan ke luar sekolah dan tidak langsung pulang ke asrama. Namun, setiba di asrama kami disambut seorang cece tukang lapor. Katanya: "Kalian berdua akan kulaporkan kepada suster karena tidak langsung pulang ke asrama. Rully, kamu juga akan kulaporkan karena perginya naik sepeda."

Kataku: "Hah?!? Aku tidak naik sepeda. Temanku anak luar asrama yang naik sepeda, bukan aku."
Ujarnya: "Jangan bohong. Tadi ada yang lihat sendiri. Pokoknya kamu akan kulaporkan kepada suster."
Hati ini pun menjerit: "Oh Tuhan tolong aku. Kami memang tidak langsung pulang ke asrama tetapi aku 'kan tidak naik sepeda."

Tak lama berselang seorang teman asrama lainnya mendatangiku dan berkata: "Rul, kamu dan dia (sambil menunjuk teman yang ikut pergi denganku) sudah dilaporkan ke suster oleh cece tukang lapor tetapi suster mengatakan bahwa Rully tidak mungkin seperti itu karena dia itu anak yang penurut dan jujur. Lalu suster juga memintanya agar jangan suka mengadukan orang lain."

Hahaha... aku dan temanku bergembira bersama. Syukurlah kali ini kita selamat. Lain kali kami tak akan mengulangi pelanggaran semacam ini. Siapa sangka suster amat mempercayaiku? Bagaimana mungkin aku mengecewakannnya lagi?
Mazmur 32:2  Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Selalu Andalkan Tuhan
Tadinya kupikir hanya anak-anak yang suka mengaduhkan orang lain. Eh, siapa sangka di dunia kerja juga ada wanita yang kekanak-kanakan seperti itu. Setiap kali melihat orang lain mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai keinginan hatinya, dengan penuh amarah seperti singa yang hendak menerkam mangsanya dia langsung mengacungkan senjatanya: "akan kulaporkan kepada orang itu".  

Ya... dari dulu sampai sekarang para tukang lapor tak pernah disukai oleh teman-temannya. Memang sich terkadang kita perlu melaporkan sesuatu tetapi kalau segala sesuatunya dilaporkan, ini namanya ‘terlalu’ dan orang-orang seringkali berpikir bahwa si tukang lapor hanya ingin ‘mencari muka’. Lama kelamaan si tukang lapor pun tidak akan dipercayai lagi karena terkadang laporannya tidak terbukti benar.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.