Sunday, October 18, 2015

Penyebab Perpecahan Komunitas: Suka Menghakimi dan Dosa ~ ps.Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 18 Oktober 2015

SUKA MENGHAKIMI
Lukas 6:37-38  "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Menghakimi dan memberikan penilaian bedanya tipis.
Contoh: Ada pendeta yang salah memberikan ayat, misalnya Filipi 4:7 "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" Padahal, seharusnya itu Filipi 4:5. Jika hanya menilainya, kita berpikir seperti  ini: "oo.. mungkin pendeta capek sehingga melakukan sedikit kesalahan." Namun, jika menghakimi, kita akan berpikir seperti ini: "Payah, masa pendeta salah ayat. Gitu kok jadi pendeta."

Berhati-hatilah dalam menghakimi orang lain sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai. Kita perlu menegur kesalahan orang lain tetapi jangan menghakimi dia. Bila kita menghakimi dia, kita pun akan jatuh.
Galatia 6:1  Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Lukas 6:41-42  Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Introspeksi Diri Sebelum Menghakimi Orang LainContoh: Saat menonton pertandingan sepak bola kita melihat pemain gagal memasukkan bola ke gawang lalu kita berkata: "Bodoh sekali... sudah dibayar mahal kok tidak bisa mencetak gol." Seseorang di dekat kita mungkin akan berkata: "kamu saja yang main kalau kamu bisa lebih baik darinya."

Seringkali kita melihat kekurangan orang  lain dan tidak menyadari kekurangan kita sendiri.
Contoh:  Bila orang lain berdoa panjang-panjang, kita anggap dia berlebihan (sok rohani). Namun, bila kita yang berdoa panjang-panjang, kita beralasan berbeban berat bagi jiwa-jiwa. Bila orang lain tidak pernah memberi, kita anggap dia pelit. Namun, bila kita tidak memberi, kita beralasan untuk memberikan kesempatan kepada orang lain.

DOSA
Ketika nabi Natan menegur Daud yang telah mengambil isteri orang lain, Daud langsung mengakui kesalahannya dan bertobat. Maka, Tuhan pun mengampuni dosanya tetapi Daud tetap menanggung akibat dari dosa tersebut.  (Baca 2 Samuel 12)

Di sisi lain Saul tetap ditolak oleh Tuhan dan tidak diampuni dosanya karena Saul selalu memberikan dalih atau alasan untuk membenarkan dosanya. (Baca 1 Samuel 15)

Oleh karena itu, jika ada dosa, segeralah dibereskan. Jangan berdalih atau mencari-cari alasan untuk membenarkan dosa tersebut. Kekudusan penting bagi kita agar dapat menerima berkat Tuhan.
Ibrani 12:14  Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
BERTUMBUH BERSAMA – GMS Live
(Album More Like You)
Bersatulah, Mari kita bersatu. Bersehati sepikiran, Runtuhkan tembok yang merintangi.
Bekerjalah, Mari kita bekerja. Junjung kasih dan karunia, Gapai panggilan tertinggi.
Tetaplah menyala, Layani sesama. Terus bertumbuh bersama.
Dalam kasih Kita bergerak bersama Memenangkan jiwa, Menjadi harapan bagi dunia.
Dalam iman Kita 'kan menang bersama. B'ritakan nama-Nya, Bertumbuh dalam Kristus dan G'reja-Nya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.