Sunday, October 18, 2015

Penyebab Perpecahan Komunitas: Kubu-Kubuan dan Gosip ~ ps.Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 18 Oktober 2015

KUBU-KUBUAN
1 Korintus 1:10-12  Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
Memang sudah menjadi sifat dasar manusia untuk dekat dengan orang-orang yang memiliki kesamaan dengannya. Oleh karena itu, perbedaan yang ada seringkali menimbulkan konflik dan dapat menciptakan kubu-kubu tersendiri. Bila tidak dicegah, hal ini bisa memicu perpecahan di dalam komunitas.

Hindari Gosip
GOSIP
Sebelum menyampaikan sesuatu kepada orang lain, ujilah dengan 3 pertanyaan ini:
1.  Apakah informasi ini BENAR?
2. Apakah informasi ini PERLU disampaikan?
3. Apakah informasi ini disampaikan kepada orang yang TEPAT?
Jika informasinya memang benar dan perlu disampaikan, pastikanlah informasinya hanya diketahui oleh orang yang tepat.

Pendeta David berkhotbah di depan sekitar 300 anjing yang masing-masing menuntun orang buta. Di hadapan mereka pendeta David meminta orang-orang buta tersebut mendoakan setiap orang yang bisa melihat karena seringkali kejahatan seseorang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang dilihat oleh mata.
Matius 6:22-23 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Lantas ada seorang wanita tua (sekitar 70 tahun) mendatangi pendeta David dan berkata kepadanya: "Saya telah mengalami kepahitan terhadap Tuhan atas kebutaan saya dan ini pertama kalinya saya bersyukur tidak bisa melihat.  Beberapa waktu kemudian wanita ini meninggal dalam Tuhan. Ketika dia membuka matanya, dia melihat Yesus.

Selain mata, kita juga harus mewaspadai segala sesuatu yang didengar oleh telinga kita dan di era media sosial kita juga harus mewaspadai jari kita. Jangan sampai kita asal membagikan sebuah informasi negatif tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu. Waspadalah!

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.