Catatan Ibadah ke-4 Minggu, 13 September 2015
Ps.Sidney Mohede berkata: "I declare to ..., isilah titik-titik tersebut."
Apa ya? Mmmm... "I declare to follow Jesus." Lalu doa berkat pun
diberikan dan jemaat mulai berjubelan meninggalkan ruang ibadah. Perlahan-lahan
kulangkahkan kaki ke pintu keluar sembari berpikir: "Mmmm... kok rasanya ada yang kurang... tapi apa yach? I declare
to follow Jesus because... Aku menyatakan ikut Yesus karena ... mmmm... bukan
itu... apa yach?"
Ketika aku hampir tiba di pintu keluar, di
tayangan video terdengar seorang pria berkata: "Mazmur 23 TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang
tenang; .... I DECLARE."
^.^...Ya... itu dia... ^.^ Mazmur 23 kembali
membangkitkan ingatanku akan:
+ Doa pak Jusuf sebelum ibadah: "...
Sekalipun berjalan dalam lembah kekelaman, tidak perlu takut bahaya... bila Allah di pihak
kita, siapa lawan kita." (Mazmur 23:4)
+ Kartu ucapan yang kuterima dari GMS: "Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang
tenang; Ia menyegarkan jiwaku." (Mazmur 23:2)
+ Sebuah surat elektronik tertanggal 2 Juni 2014 dengan
judul 'TANTANG NYALIMU' dan beginilah
inti suratnya:
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Lama tak bersua, tentu banyak yang t'lah
berubah. Namun, firman Tuhan tak
berubah, menyertai kita senantiasa. Setelah lulus SMA Kristen pelajaran apa
yang kau dapat? Kamu kemanakan semua firman Tuhan yang kaubaca dan
kaudengar? Bagaimana pula dengan firman-Nya yang dulu pernah kuberikan?
Masih ingat atau sudah lupa? Kalau lupa, silahkan baca lagi: 'Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah.' (Matius 22:21) Baca! Dengar! Renungkan! Terima! Lakukan!
"Apa kita boleh menghindari bayar pajak? Apa aku harus tetap jujur pada saat sistem kerja dunia ini menghendaki kita tidak jujur? Ketika idealisme Tuhan bertentangan dengan realita dunia, jalan mana yang harus kupilih: jalan manusia atau jalan Tuhan?"
Ya... Inilah segelintir pertanyaan yang harus
kujawab sebagai ujian iman di sekolah kehidupan. Tentu saja tidak mudah
menjawabnya dan kebodohanku nyaris membawaku ke jalan yang salah. Untungnya, Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (Mazmur 23:1) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di
jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:3)
Kini giliranmu ko. Sebagai kelanjutan
firman Tuhan yang t'lah kusampaikan, ayo tantang nyalimu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sama.
"Apa kita boleh menghindari bayar pajak? Apa kita harus tetap jujur pada saat sistem kerja dunia ini menghendaki kita tidak jujur? Ketika idealisme Tuhan bertentangan dengan realita dunia, jalan mana yang akan kaupilih: jalan manusia atau jalan Tuhan?"
Tenang saja... koko tak usah menjawabku
seperti biasanya. Jawab saja dengan jujur kepada Tuhan dari dalam hatimu
sebab Yesus telah berkata: 'Barangsiapa
menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu
firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir
zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku
katakan dan Aku sampaikan.' (Yohanes 12:48-49)
'Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.' (Yohanes 14:21)
Lirik lagu: ‘Bertahta
di Hatiku’ (http://youtu.be/H8ipkRLQ2j4)
Hanya Engkau dalam Hatiku yang Memb’rikanku Damai. Tiada
Kasih yang Ada Di Dunia Seperti Kasih yang KauBerikan. Maka Jiwaku pun Memuji
Aman Di Bait-Mu. Satu Asa di dalam Hidupku Bersama-Mu Sepanjang Masa.
Yang Kupuja Hanya Diri-Mu Satu, Yang S’lalu Setia Menopang
dan Menjagaku Senantiasa. Biar Hidupku Membawa Kemuliaan Bagi-Mu Kar’na Diri-Mu
dan Kemurahan-Mu T’lah Bertahta di Hatiku.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Kala itu terjadilah peperangan rohani antara ketakutan dan keberanian. Pada mulanya aku enggan menulis dan mengirimkan surat semacam itu kepada seorang teman. Di dalam ketakutanku Alkitab pun kubuka asal saja lalu mataku tertuju pada kata-kata yang ada di Yohanes 12:49.
Karena kata-kata Yesus itulah, kuberanikan
diriku untuk mengirimkan surat tersebut. Pikirku kala itu: "Kalau dia atau seisi keluarganya (mantan bosku) mau marah, mereka
akan pikir-pikir dulu karena di suratku ada tertulis kata-kata Yesus: "Aku tidak berkata-kata dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa yang mengutus Aku..."
Hehehe... karena takut, aku pun seperti anak
kecil yang berlindung di balik punggung papanya lalu sesekali mengintip dari
balik punggungnya... ciluuk baa... "Surat
itu sesuai kata Bapa. Itu kata Yesus lho...
bukan kataku. Kalau aku, maunya sich diam saja karena diam itu emas tetapi Bapa
mengatakan bahwa diam itu tidak selalu emas dan dia memintaku keluar dari zona
nyaman. Huff..."
Dulu setelah aku mengetahui bahwa surat itu
telah dibacanya, aku semakin ketakutan lalu Bapa menghiburku dengan kata-kata
ini (lewat khotbah pendeta): "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu, dan setiap orang yang kau sayangi."
Entah bagaimana reaksinya saat itu. Entah firman-Nya mengubah mereka atau tidak. Aku hanya mengetahui bahwa hanya Tuhan yang dapat mengubah orang dan aku telah menyelesaikan bagianku. Hehehe... sebenarnya surat itu hanya menantang nyaliku sendiri. Kini aku semakin yakin bahwa aku dan setiap orang
yang kusayangi aman bersama-Nya: "Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan
tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4) Hehehe...
bersama Yesus rasanya aman.
Wow... segarnya... damainya... (Mazmur 23:2)
Terima kasih Yesus...^.^
Aku mau mengikuti Yesus seperti anak kecil yang berlindung pada papanya. Yesus adalah Tuhanku, Gembalaku, Sahabatku, Bapaku, dan Rajaku. I DECLARE...^.^
Mazmur
23:5-6 Engkau menyediakan hidangan
bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku
penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur
hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
0 komentar:
Post a Comment