Sunday, July 26, 2015

NILAI Rp100.000,-

Catatan Ibadah ke-4 Minggu, 26 Juli 2015
Ps.Sonny Mandagie: Kekuatiran kita dipengaruhi oleh nilai yang kita tentukan pada harta kita. Contoh: Selembar uang kertas bernilai Rp100.000,- karena pemerintah telah memberikan nilai sebesar itu, bukan karena biaya pembuatannya mencapai Rp100.000,- Bagi sekelompok orang, Rp100.000,- tak ada artinya sedangkan bagi sekelompok orang lainnya Rp100.000,- sangatlah berharga. Semua ditentukan oleh nilai yang kita berikan.
Ada perusahaan yang memberikan uang kerajinan sebesar Rp100.000,- kepada karyawan yang tidak pernah absen dan tidak pernah terlambat tiba di kantor selama sebulan.
Nilai 100 ribu Rupiah

=======================================
Rp100.000,- Hilang, Kebahagiaanku ikut Terbang
=======================================
Suatu hari ada seorang karyawan yang terlambat datang ke kantor karena sesuatu hal tak terduga. Lantas dia marah-marah karena harus kehilangan kesempatan untuk memperoleh uang Rp100.000,- dan mulai menyalahkan keadaan. Bahkan, dia juga menyalahkan si ini dan si itu. Tampaknya Rp100.000,- amat bernilai baginya dan seolah-olah tanpa Rp100.000,- dia akan mengalami kekurangan. Oleh karena itu, dia tak rela melepasnya dengan alasan apapun juga.

¤¤ Ya... Nilai Rp100.000,- bisa dipengaruhi oleh prioritas kita. Kalau kita memprioritaskan uang di atas segalanya, kita akan kecewa dan marah-marah saat tidak berhasil memperolehnya, terutama bila kita merasa telah berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Namun, bila kita memprioritaskan Tuhan di atas segalanya, meskipun tidak dapat Rp100.000,-, kita dapat tetap bersukacita karena masih punya Tuhan yang tak ternilai harganya (amat jauh lebih berharga daripada Rp100.000,-)

======================================
Rp100.000,- Hilang, Kebahagiaanku Tetap Utuh
======================================
Di sisi lain ada karyawan yang juga kehilangan kesempatan untuk memperoleh Rp100.000,- karena atasan lupa bawa dia telah meminta izin datang terlambat. Karyawan ini mengikhlaskan dan tidak mau komplain. Namun, temannya tergerak untuk memperjuangkan haknya sehingga akhirnya dia memperoleh Rp100.000,-

¤¤ Ya... kita hanya bisa berusaha, selanjutnya Tuhan yang menentukan. Kalau kita tidak memperolehnya karena sesuatu keadaan tak terduga, anggap saja itu memang bukan rejeki kita atau belum waktunya. Kalau itu memang rejeki kita, kita pasti akan mendapatkannya.

¤¤ Dengan belajar melepaskan hak kita dan menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, damai sejahtera 'kan senantiasa memenuhi hati kita sehingga kita pun memperoleh sukacita yang melampaui segala akal. Tuhan pasti menyediakan semua kebutuhan kita tepat pada waktunya. Don’t worry. Be happy.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.