Catatan
Ibadah ke-4 Minggu, 26 Juli 2015
Jangan kuatir dan jangan biarkan situasi
dan kondisi yang ada di sekitar kita mempengaruhi hati kita. Untuk mengatasi
segala bentuk kekuatiran, Yesus telah memberikan obatnya, yaitu: "Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)
Untuk terlepas dari kekuatiran, kita perlu
menyerahkan semua hal kepada-Nya
seperti yang tercantum dalam Doa
Bapa Kami (Matius 6:9-13):
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Doa tersebut tidak boleh diucapkan
sembarangan. Saat menyebut 'Bapa',
kita sedang berhadapan dengan Tuhan yang telah memberikan semua hal terbaik
bagi kita. Ketika kita mengucapkan: "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.", ini berarti kita
mengizinkan Tuhan melaksanakan kehendak-Nya atas kita dan kita harus melepaskan
semua kehendak pribadi kita, impian, hak, dan cita-cita pribadi kita. Nah,
setelah ini siapa yang masih berani mengucapkan doa Bapa kami?
¤¤ Curhat:
Iya sich...
sebenarnya doa Bapa kami tak mudah diucapkan. Namun, saat kuingat bahwa doa
Bapa kami telah 2 kali menyelamatkanku dari mimpi terburukku, mau tidak mau
timbullah keberanian untuk tetap mengucapkan doa tersebut supaya tidak diganggu
roh-roh jahat. Maklumlah... pengalaman dicekik iblis terasa lebih mencekam
daripada membiarkan kehendak Tuhan terjadi di bumi seperti di sorga karena kehendak
Tuhan pasti terbaik.
Namun, ada saatnya kehendak Tuhan tidak
sejalan dengan keinginan kita sehingga terjadilah peperangan di hati kita
antara Kerajaan Allah dan kerajaan pribadi, antara ketaatan dan keinginan untuk
memberontak. Pada saat semacam ini seringkali kita tergoda untuk berkata: "Tuhan, semua akan kuserahkan kepadamu,
kecuali yang satu ini."
0 komentar:
Post a Comment