Sunday, July 26, 2015

Bebas dari Kekuatiran - ps.Sonny Mandagie (Kanada)

Catatan Ibadah ke-4 Minggu, 26 Juli 2015

Jangan kuatir dan jangan biarkan situasi dan kondisi yang ada di sekitar kita mempengaruhi hati kita. Untuk mengatasi segala bentuk kekuatiran, Yesus telah memberikan obatnya, yaitu: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Berserah Diri kepada Tuhan
Untuk terlepas dari kekuatiran, kita perlu menyerahkan semua hal kepada-Nya seperti yang tercantum dalam Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13):
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Doa tersebut tidak boleh diucapkan sembarangan. Saat menyebut 'Bapa', kita sedang berhadapan dengan Tuhan yang telah memberikan semua hal terbaik bagi kita. Ketika kita mengucapkan: "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.", ini berarti kita mengizinkan Tuhan melaksanakan kehendak-Nya atas kita dan kita harus melepaskan semua kehendak pribadi kita, impian, hak, dan cita-cita pribadi kita. Nah, setelah ini siapa yang masih berani mengucapkan doa Bapa kami?

¤¤ Curhat:
Iya sich... sebenarnya doa Bapa kami tak mudah diucapkan. Namun, saat kuingat bahwa doa Bapa kami telah 2 kali menyelamatkanku dari mimpi terburukku, mau tidak mau timbullah keberanian untuk tetap mengucapkan doa tersebut supaya tidak diganggu roh-roh jahat. Maklumlah... pengalaman dicekik iblis terasa lebih mencekam daripada membiarkan kehendak Tuhan terjadi di bumi seperti di sorga karena kehendak Tuhan pasti terbaik.

Namun, ada saatnya kehendak Tuhan tidak sejalan dengan keinginan kita sehingga terjadilah peperangan di hati kita antara Kerajaan Allah dan kerajaan pribadi, antara ketaatan dan keinginan untuk memberontak. Pada saat semacam ini seringkali kita tergoda untuk berkata: "Tuhan, semua akan kuserahkan kepadamu, kecuali yang satu ini."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.