Sunday, July 12, 2015

Finished Well: Pelihara Kasih – pendeta Andreas Nawawi

Finished Well: Waspada Penyesatan
Catatan ibadah ke-4 Minggu, 12 Juli 2015

Tipu daya dosa juga bisa menyesatkan kita tanpa kita sadari. Pada awalnya terasa nikmat tetapi akibatnya fatal. Jangan meremehkan dosa sekecil apapun. Iblis tidak akan langsung membujuk kita melakukan kejahatan besar karena kita bisa langsung menolaknya karena mengetahui bahwa itu salah. Sebaliknya iblis akan membujuk kita melakukan hal-hal kecil yang kelihatannya tidak buruk.

>> Misalnya saja kita ingin ke gereja tetapi tiba-tiba diajak teman ke tempat lain dengan berkata: “ke gerejanya nanti saja, sekarang pergi dulu denganku.” Bila kita sudah setuju, mungkin nantinya kita menjadi lupa waktu sehingga tidak ke gereja lalu berkata: “tak apalah hari ini tidak ke gereja... sesekali ‘kan tak apa.” Ya, mungkin awalnya hanya sesekali tetapi lama-lama bisa menjadi kebiasaan yang akan semakin menjauhkan kita dari Tuhan.
Matius 24:12-13 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Pada akhir zaman ini kasih mulai menghilang. Di sebuah gereja di Manado sesama orang Kristen bisa saling membunuh tanpa alasan yang jelas sehingga beberapa orang takut ke gereja. Bahkan, ada yang tega menyakiti orang lain hanya karena tidak ingin disebut penakut oleh kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh keegoisan yang tumbuh pada diri seseorang.

>> Ada seorang isteri pendeta yang mengidap kanker serviks. Keadaannya sudah sangat parah karena sampai mengalami pendarahan. Dia sudah didoakan oleh suaminya tetapi tidak sembuh. Lalu teman-temannya yang hanya orang biasa (bukan pendeta tetapi kumpulan ibu rumah tangga dan pebisnis) tergerak untuk mengunjungi isteri pendeta itu dan mendoakannya. Hal tersebut dilakukan beberapa kali oleh persekutuan doa tersebut hingga akhirnya isteri pendeta itu menjadi sembuh. Hanya dengan dikasihi dan didoakan, dia sembuh. Oleh karena itu, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
1 Timotius 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
>> Ada seorang pria bernama Horacio yang selalu bersyukur kepada Tuhan apapun yang terjadi. Ketika kelima anaknya meninggal, dia tetap mampu bersyukur kepada Tuhan. Namun, dia meninggal dalam keadaan gila. Karena kematian kelima anaknya, gereja menganggap dia sebagai kutuk lalu mengusirnya. Karena diusir dari gereja, Horacio tidak lagi memiliki teman yang bisa mendoakan dan menguatkannya sehingga dia gila.

Jadi, siapa bilang kalau kita tidak membutuhkan teman? Kita perlu ikut CG (connect group) yang akan selalu menguatkan dan mendoakan kita. Jangan hanya menuntut. Bila masih ada kasih di dalam hati kita, kita akan selalu berusaha memberi. Kita akan selalu berupaya menghidupkan CG yang lesu. Kita akan selalu melihat apa yang bisa kita berikan dan apa yang bisa kita lakukan untuk CG.
Stephen Covey: “start from the end (Mulailah dari akhir)”.
Jika tujuan akhirmu adalah hidup kekal di Surga, mulai sekarang lakukan apapun juga yang bisa membuatmu ke sana. Bertahanlah sampai akhir meskipun jalan ke sana tidaklah mudah.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.