Catatan ibadah ke-4 Minggu, 12 Juli 2015
Tipu daya dosa juga bisa menyesatkan kita tanpa
kita sadari. Pada awalnya terasa
nikmat tetapi akibatnya fatal. Jangan meremehkan dosa sekecil apapun. Iblis
tidak akan langsung membujuk kita melakukan kejahatan besar karena kita bisa
langsung menolaknya karena mengetahui bahwa itu salah. Sebaliknya iblis akan
membujuk kita melakukan hal-hal kecil yang kelihatannya tidak buruk.
>> Misalnya
saja kita ingin ke gereja tetapi tiba-tiba diajak teman ke tempat lain dengan
berkata: “ke gerejanya nanti saja,
sekarang pergi dulu denganku.” Bila kita sudah setuju, mungkin nantinya
kita menjadi lupa waktu sehingga tidak ke gereja lalu berkata: “tak apalah hari ini tidak ke gereja...
sesekali ‘kan tak apa.” Ya, mungkin awalnya hanya sesekali tetapi lama-lama
bisa menjadi kebiasaan yang akan semakin menjauhkan kita dari Tuhan.
Matius 24:12-13 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Pada akhir zaman ini
kasih mulai menghilang. Di sebuah gereja di Manado sesama orang Kristen bisa
saling membunuh tanpa alasan yang jelas sehingga beberapa orang takut ke
gereja. Bahkan, ada yang tega menyakiti orang lain hanya karena tidak ingin
disebut penakut oleh kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh keegoisan yang tumbuh
pada diri seseorang.
>> Ada
seorang isteri pendeta yang mengidap kanker serviks. Keadaannya sudah sangat
parah karena sampai mengalami pendarahan. Dia sudah didoakan oleh suaminya
tetapi tidak sembuh. Lalu teman-temannya yang hanya orang biasa (bukan pendeta
tetapi kumpulan ibu rumah tangga dan pebisnis) tergerak untuk mengunjungi isteri
pendeta itu dan mendoakannya. Hal tersebut dilakukan beberapa kali oleh
persekutuan doa tersebut hingga akhirnya isteri pendeta itu menjadi sembuh.
Hanya dengan dikasihi dan didoakan, dia sembuh. Oleh karena itu, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.
1 Timotius 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
>> Ada
seorang pria bernama Horacio yang selalu bersyukur kepada Tuhan apapun yang
terjadi. Ketika kelima anaknya meninggal, dia tetap mampu bersyukur kepada
Tuhan. Namun, dia meninggal dalam keadaan gila. Karena kematian kelima anaknya,
gereja menganggap dia sebagai kutuk lalu mengusirnya. Karena diusir dari
gereja, Horacio tidak lagi memiliki teman yang bisa mendoakan dan menguatkannya
sehingga dia gila.
Jadi, siapa bilang kalau
kita tidak membutuhkan teman? Kita perlu ikut CG (connect group) yang akan selalu menguatkan dan mendoakan kita.
Jangan hanya menuntut. Bila masih ada kasih di dalam hati kita, kita akan
selalu berusaha memberi. Kita akan selalu berupaya menghidupkan CG yang lesu.
Kita akan selalu melihat apa yang bisa kita berikan dan apa yang bisa kita
lakukan untuk CG.
Stephen Covey: “start from the end (Mulailah dari akhir)”.
0 komentar:
Post a Comment