Lantas menjelang
kelulusan SD serigala muda memberitahu teman-temannya bahwa dia akan tetap di
kota itu bila si Tudung Pink kembali ke desanya dan dia akan kembali ke desanya
bila si Tudung Pink tetap di kota itu. Namun, segala kekacauan tersebut membuat
si Tudung Pink ingin meninggalkan kota itu secepatnya. Dia pun memberikan
ultimatum singkat kepada ibu domba: "Setelah
lulus SD, bawa aku kembali ke desaku. Jika tidak, aku akan kabur dari kota ini
dan aku tak akan peduli dengan apa yang akan terjadi nanti."
Karena domba melihat
bahwa si Tudung Pink tidak main-main dengan ucapannya dan mengingat bekas luka
lebam yang masih membekas di matanya, ibu domba dan ayah serigala pun
menyetujui hal itu. Hari berganti hari luka lebam itu pun sembuh tetapi
kebencian terhadap kaum serigala tak ikut lekang dimakan hari.
Sejak saat itu si Tudung
Pink mulai memasuki dunia kegelapan yang teramat pekat. Dia pun kembali ke
desanya. Di sana hatinya diselimuti kebencian dan dendam kesumat yang teramat
berat. Dia mulai membenci setiap serigala yang ditemuinya, baik itu serigala
muda maupun serigala tua. Dia pun membenci hari kelahirannya hingga
bertanya-tanya: "Untuk apa aku
dilahirkan?" Bahkan, dia pun
memutuskan untuk tidak lagi membuka Alkitab.
Hari demi hari dia pun
berusaha mati-matian untuk membuat setiap serigala yang melihatnya dipenuhi
amarah. Sewaktu dia mendengar ada serigala sabar, si Tudung Pink segera
mengawasinya dengan tatapan mata penuh kebencian. Namun, serigala sabar tetap
saja tersenyum damai hari lepas hari. Lantas si Tudung Pink mengalihkan
targetnya kepada teman serigala sabar, yakni serigala jangkung. Serigala
jangkung pun membalas tatapan mata si Tudung Pink dengan tatapan mata amarah
pula sehingga si Tudung Pink bersorak gembira: "... yes... sukses".
Namun, kegembiraan ini
tak berlangsung lama. Pada suatu pagi yang cerah si Tudung Pink sedang berjalan
di atas jembatan penyeberangan. Dari tempat tersebut dia melihat serigala
jangkung sedang menggandeng seekor domba kecil ke kelasnya dengan tatapan mata
penuh kasih. Si Tudung Pink terheran-heran dan mulai mengubah cara pandangnya: "Oh, ternyata baik juga dia. Ternyata
di dunia yang kejam ini masih ada serigala yang baik. Ternyata tidak semua
serigala jahat."
Saat itulah si Tudung
Pink mulai terbebas dari belenggu kebencian. Dia mulai menyadari bahwa mentari
masih tersenyum ceria meskipun awan gelap masih ada dalam dunia. Dia seperti
dipindahkan dari dunia yang gelap gulita tanpa cahaya ke sebuah dunia yang
terang benderang dan berwarna-warni bak pelangi zamrud khatulistiwa...
hahaha.... Si Tudung Pink pun mulai tertarik untuk membaca Alkitab lagi. Dia
pun menyingkirkan segala dendam di hati dan menyerahkan hak pembalasan kepada
Tuhan.
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." (Ibrani 10:30)
Meskipun demikian, si
Tudung Pink tetap mewaspadai setiap serigala yang ditemuinya. Oleh karena itu,
dia menjaga jarak dan tidak mau bersikap ramah kepada kaum serigala. Alhasil
dia terkenal sebagai Miss Smile di
kalangan domba tetapi terkenal sebagai the
coldest girl di kalangan serigala.
0 komentar:
Post a Comment