Sunday, May 31, 2015

Kegagalan adalah Sukses yang Tertunda

Mau Menjadi Apa?

Entah bagaimana awalnya... tiba-tiba sudah menjadi suatu kebiasaan di kalangan anak-anak seusianya untuk menatap musuh dengan tatapan mata penuh kebencian. Karena terlalu kesal kepada serigala muda hingga tak sanggup berkata-kata, si Tudung Pink pun ikut menirukan kebiasaan ini untuk diterapkan kepada serigala muda yang selalu menganggap dirinya najis.

Alhasil si Tudung Pink harus menerima bogem mentah di mata kirinya karena serigala muda tak sanggup membalas tatapan mata tajam tersebut. Karena tak bisa membalas pukulan tersebut, si Tudung Pink hanya bisa mendatangi rumah serigala muda untuk melaporkan hasil perbuatan keji tersebut kepada penggembala serigala muda. Tak lama berselang serigala muda pulang lalu dia dimarahi oleh gembalanya dan disuruh meminta maaf secara langsung kepada si Tudung Pink. Dia pun mengulurkan tangannya sembari berkata: "Maaf..." Lalu si Tudung Pink memaafkannya dengan senang hati dan bergegas pulang ke rumahnya.
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia. (Lukas 17:3-4)
Keesokan harinya di tengah-tengah jam pelajaran yang sedang berlangsung si Tudung Pink dan serigala muda dipanggil oleh Anoman (kera putih penguasa sekolah). Ketika masih dalam perjalanan ke ruangan Anoman, tiba-tiba serigala muda berkata kepada si Tudung Pink: "Jangan harap aku akan meminta maaf kepadamu. Kemarin aku hanya pura-pura minta maaf. Bukan hanya kamu yang bisa lapor, aku pun bisa lapor."
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22)
Mengampuni Tanpa Batas
Hmmm... tahulah si Tudung Pink bahwa sia-sialah dia mempercayai permintaan maaf serigala muda. Si Tudung Pink mulai menyerah dan tak mau lagi mengikuti firman-firman tersebut. "Buat apa aku mengampuni serigala berulang-ulang kali? Dia bukan saudaraku. Aku juga bukan Yesus yang sempurna. Aku hanya manusia biasa. Bisa saja aku memaafkannya lagi tetapi bagaimana aku bisa mempercainya lagi? Haruskah aku dibohongi berulang-ulang kali? Haruskah aku dikecewakan berulang-ulang kali? Haruskah aku disakiti berulang-ulang kali? Sekali saja cukup. Dia telah membuang pintu maaf yang sempat kubukakan. Bagaimana aku bisa mempercayainya lagi?"

Lalu si Tudung Pink mengambil keputusan: "Meskipun permintaan maafnya palsu belaka, aku tetap akan memaafkannya. Meskipun dia tidak meminta maaf, aku tetap akan memaafkannya tetapi aku tidak akan melupakannya dan tidak akan mempercayainya lagi, kecuali aku mengidap amnesia (hilang ingatan)."

Di ruangan Anoman mereka berdua diminta duduk menghadap dinding hingga jam sekolah hampir berakhir. Kemudian barulah mereka diminta menghadap Anoman. Kata Anoman: "Mulai sekarang kalian berdua tidak usah saling bicara dan tidak usah saling bertegur sapa."

Si Tudung Pink beranggapan bahwa usul Anoman sangat bagus sehingga dia menyetujuinya. Lagipula masa-masa SD 'kan segera berakhir. Lalu saat kembali ke kelas seekor guru serigala berkumis tebal tersenyum manis kepada si Tudung Pink seraya berkata: "Kemarin itu 'kan pukulan cinta, kenapa harus marah?" Dengan sebal si Tudung Pink berkata: "Itu bukan cinta. Cinta tidak memukul. Cinta tidak menyakiti. Jangan seenaknya mengatas-namakan cinta untuk menyakiti orang lain."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.