Beberapa tahun kemudian
si Tudung Pink sekelas dengan serigala usil. Dia kembali dilanda kekesalan hati
tetapi tetap berusaha untuk tidak membalas. Meskipun demikian, dia masih belum
bisa membalas keusilan dengan kebaikan. Suatu hari buku serigala usil tak
sengaja jatuh di dekatnya lalu dia dimintai tolong untuk mengambilkan buku
tersebut tetapi si Tudung Pink menolak karena sebal pada keusilannya.
Ketika ibunya serigala
usil datang ke sekolah untuk mengetahui hasil belajar anaknya, dia tiba-tiba
bertanya kepada si Tudung Pink yang sedang berada di teras kelas: "Kamu teman sekelas serigala usil? Saya
ibunya." Jawab si Tudung Pink: "Iya,
bu."
Tanya ibunya: "Dia nakal ya?" Si Tudung Pink
segera memandang wajah ibu itu. Guratan kepedihan dan keputus-asaan terpancar
dari wajahnya yang tak lagi muda. Fiuh... si Tudung Pink tak sampai hati
menyatakan kebenaran sehingga dia malah berusaha menghibur wanita malang
tersebut: "Tidak Bu... dia anak yang
baik. Baik kok."
Dengan nada pesimis dan
putus asa, ibu itu berkata: "Nggak,
dia nakal. Saya sudah berulang kali dipanggil oleh gurunya. Dia sangat
nakal." Namun, si Tudung Pink tetap berkata: "Dia baik kok. Tidak nakal. Sebenarnya dia baik. Baik kok,
Bu."
Di dalam hatinya dia pun
berkata: "ya... ya... sebenarnya dia
memang baik... hanya saja suka usil dan nakal... maaf aku harus berbohong Bu...
karena aku tak sampai hati membuatmu lebih sedih... lagipula ibu sudah
mengetahui kebenarannya meskipun aku tidak mengatakannya."
Tahun berganti tahun si
Tudung Pink semakin melihat dan mendengar rentetan kisah suka dan duka di dunia
fana. Dia pun belajar dan terus belajar sambil ditemani Alkitab. Lambat laun
dia mulai bisa tersenyum kembali kepada kaum serigala karena ada tertulis:
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. (Matius 5:46-48)
Kini, sudahkah si Tudung
Pink mencapai kesempurnaannya? Kelihatannya sich belum karena dibutuhkan waktu
seumur hidup untuk terus belajar dan bertumbuh dalam kasih dari surga. Namun,
setidaknya saat ini hatinya masih dipenuhi damai dan dia tidak ingin melepasnya
lagi.
DAMAI BERSAMA-MU ~ Chrisye
Aku Termenung di Bawah Mentari di
Antara Megahnya Alam Ini. Menikmati Indahnya Kasih-Mu, Kurasakan Damainya
Hatiku.
Sabda-Mu Bagai Air yang Mengalir Basahi
Panas Terik di Hatiku, Menerangi Semua Jalanku, Kurasakan Tenteramnya Hatiku.
Reff: Jangan Biarkan Damai Ini Pergi. Jangan
Biarkan Semuanya Berlalu. Hanya Pada-Mu Tuhan Tempatku Berteduh dari Semua
Kepalsuan Dunia.
Bila KuJauh dari Diri-Mu, akan
Kutempuh Semua Perjalanan Agar Selalu Ada Dekat-Mu Biar Kurasakan Lembutnya Kasih-Mu.
Kebencian dan dendam
hanya menghancurkan diri sendiri dan merusak kedamaian di hati.
Kebencian dan
dendam tak bisa membuatmu melihat indahnya warna-warni pelangi kehidupan.
Kebencian dan dendam
hanya membuatmu hidup di dalam kegelapan hingga tak mampu melihat berkat-berkat
yang ada di sekelilingmu.
Kebencian dan dendam akan membuat iblis bersorak
sorai penuh kemenangan.
Akankah kau biarkan iblis
menang?
Akankah kau biarkan iblis bersukacita?
Akankah kau lepaskan damai
sejahtera dari surga?
SUDAHKAH KAU MILIKI
DAMAI - Ir.Niko
Njotorahardjo
Sudahkah kau miliki Damai di hatimu?
Sudahkah kau miliki Sukacita di hidupmu?
Reff: Hanya Yesus yang sanggup Memberikan
semua itu. Jadikanlah Dia Raja di hidupmu
Jadikanlah Dia Raja di hidupmu..
0 komentar:
Post a Comment