Sunday, May 17, 2015

Berserah kepada Tuhan: Pergilah ke Timur

Catatan Khotbah pendeta Chris Manusama pada ibadah ke-3 Minggu, 17 Mei 2015

Pak Chris menggembalakan jemaat di Ambon selama 25 tahunan bukan karena keinginan pribadinya tetapi karena intervensi ilahi. Saat itu dia mendapatkan ayat tentang Elia:
"Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana." (1 Raja-raja 17:3-4)
Rumput Hijau Tuhan
Dia tidak pernah menyangka bahwa timur yang dimaksud adalah Ambon. Dia maunya sih seperti Australia. Sekitar 25 tahun lalu tidak ada pizza di Ambon dan sampai sekarang pun tetap tidak ada pizza di Ambon. Ya, sedekat apapun kita dengan Tuhan, tetap saja masih ada unsur kedagingan yang sulit dilepaskan.

Jadi, selama berada di Ambon dia hanya menghitung hari dan berharap segera meninggalkan Ambon. Lalu Tuhan berkata kepadanya: "Kasihi kota Ambon dengan segala kekurangannya." Dia pun menangis dan mulai belajar mengasihi kota yang Tuhan kasihi.
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremia 29:7)
10 tahun kemudian Ambon berdarah. Banyak orang Kristen dibunuh. Hampir tiap hari harus melihat mayat. Pak Chris selalu berharap pagi tiba karena saat malam tiba tidak boleh menyalakan cahaya sedikit pun. Cahaya merupakan pertanda kehidupan dan hal ini akan memancing kedatangan pembunuh.

Ketika pagi tiba, pak Chris melihat banyak perempuan mengungsi karena kabarnya akan ada peperangan sehingga hanya laki-laki yang tetap di sana. Dia pun memberitahu isteri dan anak perempuannya bahwa semua perempuan telah pergi mengungsi.

Tak lama berselang ada bom. Pak Chris langsung lupa semua firman di dalam Matius, Markus dan hanya berdoa: "Tuhan, secara doktrin saya percaya kepada-Mu." Anak-anaknya pun ketakutan lalu isterinya menenangkan: "Kalau takut mati, pejamkan matamu dan pandanglah Tuhan Yesus karena belum tentu kita bisa selalu bersama-sama di tengah kekacauan."

Kejadian tersebut menyadarkan kita bahwa tak seorang pun dapat hidup tanpa kasih-Nya. Berserah bukan berarti pasrah. Berserah berarti mempercayakan hidup kita kepada-Nya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.