Snif...snif...snif... Cerita penutupan khotbah oleh pdt.Stefanus Sujono
telah mengarahkan ingatan dan perasaanku kepada sebuah kisah penyitaan di masa
lampau dan kisah berbagi.
Ketika krismon (krisis
moneter) melanda Indonesia, tanpa curiga sedikit pun, papa memberikan kredit
produk-produk elektronik seperti magic com kepada tetangga baru kami (pasangan
papa dan seorang anak lelaki) yang amat ramah. Mereka pun sering memberikan es
krim kepada memeku yang paling kecil. Pada
mulanya pembayaran mereka lancar hingga papa berani kredit di bank untuk
menambah modal usaha.
Papa pun segera
melaporkan dia ke polisi dan ternyata bukan hanya papa yang telah ditipunya.
Hal ini membuat papa tercekik oleh hutang bank dan hutang ke supplier. Untunglah supplier terbesar masih mau berbaik hati dengan tetap bersedia
memasok barang dagangan agar papa tetap mampu berbisnis dan membayar hutang
kepada mereka.
Namun, beberapa supplier
tidak mau mengerti keadaan kami. Dengan tega hati debt collector diminta menyita barang dagangan kami yang belum laku
terjual dan pihak bank juga mau menyita tempat tinggal (ruko) kami yang telah
dijadikan jaminan kredit. Alhasil, papa harus menjual satu-satunya rumah
simpanan kami yang tak jauh dari ruko kami tetapi hasil penjualan rumah
tersebut hanya cukup untuk membayar bunga hutang dan masih kurang banyak untuk
melunasi pokok hutang. Pihak bank juga tidak mau memberikan kelonggaran waktu
lagi.
Untunglah menjelang hari
eksekusi penyitaan ruko, papa berhasil memperoleh pinjaman tanpa bunga dari
memenya dan bantuan dari adik-adiknya. Fiuh... selamatlah ruko kami. Meskipun
demikian, papa masih terlilit hutang ke supplier sehingga dia berkata kepada aku
dan meme pertama yang masih SMA: "Nanti
kalian tidak usah kuliah, jadi kuli uyah ae (langsung bekerja saja) karena
tidak ada biaya kuliah."
Serentak aku dan memeku
menolak pemikirannya karena kami ingin kuliah. Tahun demi tahun berlalu papa
masih tetap pada pemikirannya lalu mama bercerita kepada adik-adiknya perihal
keadaan kami pasca penipuan tersebut. Tak disangka-sangka salah satu adiknya
berkata: "Anak-anakmu
pintar-pintar... sayang kalau tidak kuliah, nanti aku bantu biayanya."
Beberapa adik papa juga memberikan bantuan yang tak terhitung banyaknya.
Fiuh... nggak jadi kuli uyah dech.
Lalu beberapa tahun
kemudian, lagi-lagi kami nyaris kehilangan ruko tempat tinggal kami karena
musibah kebakaran. Sanak saudara dan teman dekat sudah tak bisa membantu lagi
karena keterbatasan dana mereka. Namun, untunglah Tuhan tidak memberikan cobaan
melampaui batas kekuatan kami.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)
Saat tak ada harapan,
Yesus pun memberikan harapan. Yesus tak pernah kehabisan akal dan Dia pun
menghadirkan penolong yang tak pernah kami pikirkan. Alhasil, ruko kami kembali
berdiri di atas reruntuhan karena keajaiban kasih-Nya dan kami masih bisa
menempatinya hingga hari ini.
"Aku bahagia karena punya Yesus yang selalu menyertaiku dengan sempurna sejak aku kecil. Meskipun kesetiaanku pada-Nya masih belum sempurna, penyertaan Yesus selalu sempurna adanya."
Ketika Iman Dilogika, ...
Sekalipun My Spiritual Journey sudah kusampaikan
kepada ortu, sungguhlah tidak mudah meyakinkan mereka untuk menerima Yesus.
Ortu: “Setiap agama memang mengajarkan hal yang
baik dan mujizat bisa dialami oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan.”
Kami anak-anaknya: “Iya sich tetapi Tuhan itu bernama Yesus dan
Yesus-lah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup. Hanya Yesus yang bisa membuat
kita berkumpul bersama di surga.”
Ortu: “Kata siapa?”
Kami anak-anaknya: “Ada tertulis di Alkitab.”
Ortu: “Siapa yang menulis Alkitab? Manusia ‘kan. Jadi,
isa ae dibohongi.”
Kami anak-anaknya: “Memang manusia yang menulis tetapi itu dari
Tuhan sendiri.”
Ortu: “Apa kamu lihat sendiri ketika Tuhan meminta
Alkitab ditulis?”
Kami anak-anaknya: “????” (garuk-garuk kepala aja dech meskipun
tidak gatal)
ARTI KEHADIRAN-MU (youtu.be/-N4FbzZpak0)
Jalan-Mu tak terselami oleh setiap
hati kami. Namun, satu hal kupercaya ada rencana yang indah. Tiada terduga
kasih-Mu, Heran dan besar bagiku. Arti kehadiran-Mu s'lalu Nyata di dalam
hidupku.
Reff: Penyertaan-Mu sempurna, Rancangan-Mu penuh damai, Aman dan sejahtera walau di tengah badai. Ingin kus'lalu bersama Rasakan keindahan Arti kehadiran-Mu Tuhan.
>> Pengurapan Roh Kudus
0 komentar:
Post a Comment