Ibadah ke-1 Minggu, 12 April 2015 oleh
pdt.Stefanus Sujono - Yogyakarta
BERBAGI
Kisah 1: Setiap Anakku Berharga di Hatiku
Ada seorang ibu yang
tidak pernah tersenyum dan tertawa karena kehilangan anaknya. Saat hilang anak
itu telah berumur 20 tahun (sudah besar). Ibu ini telah meminta bantuan polisi
dan teman-temannya tetapi anaknya tetap tidak ditemukan. Hal ini membuatnya
terus menerus berdoa di dalam kepedihan yang teramat dalam. Namun, setelah
dimuridkan dia bisa tersenyum kembali dan mulai membagikan kasih Yesus kepada
orang-orang di sekitarnya.
Setelah 10 tahun berpisah
dari anaknya, dia pun mendapatkan kabar bahwa anaknya ada di Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Lalu saya bertanya kepadanya: “Seandainya ibu tidak bisa bertemu dengan anak itu dan Tuhan menggantikan
dia dengan memberikan 12 orang anak, apa ibu akan bahagia?” Tentu saja ibu
itu tetap tidak bisa merasa bahagia karena setiap anak menempati setiap bagian
di ruang hatinya.
Kisah 2: Yesus Mengubah Hidupku
Beberapa saat lalu saya
bertemu dengan keturunan ke-74 dari Konghucu. Hidupnya sangat bertolak belakang
dari Konghucu. Konghucu penuh dengan kebajikan dan kebijakan sehingga ajarannya
dijadikan salah satu agama di Indonesia. Sebaliknya, cucu ke-74 Konghucu ini
seorang mafia, hidupnya penuh dengan kekerasan, minuman keras, narkoba, wanita,
dan hal-hal buruk lainnya.
Namun, kini dia telah
berubah karena dia telah menerima Yesus. Dia pun membagikan kasih Yesus kepada isteri
dan anak-anaknya sehingga mereka pun mau menerima Yesus. Jadi, kita pun perlu
membagikan kasih Yesus terutama kepada keluarga kita terlebih dahulu.
Kisah 3: Aku Bahagia karena Yesus
Ada seorang pria baik
hati yang diajak berbisnis oleh temannya. Dia pun mengalokasikan sejumlah uang
untuk kelangsungan bisnis tersebut. Namun, temannya mencurangi dia sehingga dia
jatuh bangkrut dan terlilit hutang karena temannya telah mengatur semua dokumen
sedemikian rupa sehingga semua tanggungan hutang dibebankan kepadanya.
Karena kejadian tersebut,
dia harus kehilangan semua asetnya: rumahnya dan harta benda lainnya. Bahkan,
televisi yang menjadi satu-satunya hiburan bagi anak-anaknya ikut disita.
Ketika debt collector menyita
televisi tersebut, anaknya yang paling kecil segera berlari mengejar debt collector dan berkata: “Om, ada yang ketinggalan.” Debt collector pun bertanya: “Apa yang ketinggalan?” Anak itu pun
menjawab: “Remote TV-nya ketinggalan.
Ini, Om.” Entah bagaimana tanggapan debt
collector menghadapi anak tersebut.
Tahun demi tahun pun
berlalu dan anak-anaknya telah remaja tetapi hutang-hutangnya masih belum
lunas. Suatu ketika anaknya menulis surat kepada papanya: “Pa, kita ini keluarga yang paling bahagia karena memiliki Yesus.
Meskipun kita tidak punya rumah, tidak punya televisi, dan tidak punya apa-apa,
kita masih punya Yesus.”
TERIMA KASIH
Saat tak ada harapan Kau datang
b'riku harapan. Yesus, Kau jawaban hidupku. Saat tak ada tujuan Kau datang
tunjukkanku jalan, Tunjukkanku jalan. Terima kasih buat cinta-Mu yang tanpa
batas. Kau berikan hidup-Mu jadikanku berharga. Terima kasih buat cinta-Mu yang
tanpa batas. Kau berikan hidup-Mu jadikan aku indah. ^.^...TERIMA KASIH...^.^
AKU PERCAYA ~ Ir.Niko Njotorahardjo
(youtu.be/drmMU0ieFB8)
Tiada yang seperti Engkau Begitu
mengasihiku. Kau Tuhan sanggup menjawab Semua seru doaku. Tiada yang seperti
Engkau Begitu mengasihiku. Kau Tuhan sanggup melawat Seluruh kehidupanku.
Reff: Aku percaya, Tuhanku ajaib. Kau
turun tangan, memulihkanku. Aku percaya, Tuhanku dahsyat. Kau turun tangan,
memberkatiku/menyembuhkanku.
Kau turun tangan, memberkatiku. Kau
turun tangan, memberkatiku.
0 komentar:
Post a Comment