Drama Ibadah ke-2 Jumat Agung,
3 April 2015
Sepasang suami isteri
pergi ke pasar bersama seorang anaknya yang bernama ‘Iv’. Setiba di pasar papa Iv berpesan kepada isterinya: “Ma, jaga anak kita. Jangan sampai hilang.”
Dia juga berpesan kepada anaknya: “Iv,
ikut mama ya... jangan pergi sendiri.” Lantas anaknya mengiyakan lalu papa
Iv pergi.
Mama Iv mengajak Iv ke
penjual jamu. Sementara itu Iv melihat ada dua anak berlarian di dekat penjual
balon lalu Iv berkata kepada mamanya: “Ma,
Iv mau beli balon.” Kata mamanya: “Iya,
tunggu mama sebentar. Nanti mama belikan.” Namun, Iv tidak sabar menunggu
mamanya dan segera pergi sendiri.
Ketika mama Iv mau minum
jamu, dia menyadari bahwa Iv tidak ada sehingga dia panik dan bertanya ke sana
kemari tetapi tetap tidak bisa menemukan Iv. Lalu mama Iv terkejut melihat papa
Iv muncul di pasar lagi: “Kok tidak jadi
pergi pa?” Jawab papa Iv: “Bagaimana
bisa pergi? Kunci mobilnya ‘kan masih mama bawa? Lalu mana Iv?”
Mama Iv semakin panik lalu
bercerita tentang Iv yang menghilang. Mereka berdua segera mencarinya di
seluruh pasar tetapi tetap tidak menemukan Iv. Mereka pun kembali kepada
penjual jamu dan mama Iv bertanya kepadanya: “Mbok, saya mau jamu yang bisa mengembalikan anak saya. Begitu saya
minum, anak saya langsung muncul di sini.”
Penjual jamu: “Apa nyonya masih waras? Tidak ada jamu yang
semacam itu. Ini jamu bukan jin.” Lalu penjual jamu berkata kepada papa Iv:
“Tuan, saya punya jamu yang bisa membuat
orang sehat. Ini jamu anti gendeng. Apa tuan mau memberikannya kepada nyonya?” Papa
Iv menolaknya dan segera meninggalkan kartu nama kepada penjual jamu agar dapat
menghubunginya bila melihat anaknya. Kemudian mereka segera melaporkan hal ini
kepada polisi.
Di kantor polisi papa dan
mama Iv melaporkan kehilangan anaknya yang bernama Iv. Namun, polisi mengatakan
bahwa Iv tidak bisa dinyatakan hilang karena Iv menghilang pk.08.00 WIB dan
saat itu baru pukul 11.00 WIB. Bila lebih dari 24 jam Iv belum ditemukan,
mereka baru mengerahkan personil untuk mencari Iv.
Sementara itu di tempat
yang sama ada seorang ibu yang mendatangi polisi lain untuk menanyakan anaknya
Bobi yang telah menghilang dua minggu. Dengan gaya bahasa Vickynisasi, polisi
tersebut memberitahunya bahwa anaknya telah mengalami konspirasi ajal. Ibu
bertanya: "Maksudnya apa? Saya
kurang paham kata konspirasi ajal."
Polisi itu pun mengatakan
bahwa anaknya telah hidup di dunia lain. Ibu: "Maksudnya mati? Tidak mungkin. Hiks... hiks... hiks..." Polisi
pun menunjukkan buktinya. Namun, si ibu masih shock: "Anak saya tidak mungkin mati." Jawab polisi: "Betul. Anak ibu masih hidup. Di dunia
lain. Di dunia lain." Lantas ibu itu meninggalkan kantor polisi dengan
kesal sambil menangis dan mengomel: "Anak
mati kok dibilang konspirasi ajal."
Komandan polisi pun
datang ke sana karena mendengar ribut-ribut: "Ada apa ini kok pagi-pagi sudah ribut?" Papa Iv pun meminta
bantuannya untuk menemukan Iv tetapi komandan berkata: "Di rumah saya punya satu burung perkutut tetapi tidak pernah
hilang. Kalian hanya punya satu anak kok hilang? Hmmm... ini baru 3 jam. Nanti
bila lewat dari 24 jam belum ditemukan, hubungi saya lagi."
Papa Iv berkata kepada
isterinya: "Mama pulang saja dulu.
Siapa tahu nanti ada telepon dari orang yang menemukan Iv. Papa akan kembali
mencari Iv di pasar." Kemudian, mereka berpamitan dengan ketiga polisi
yang ada. Polisi yang berbahasa Vickynisasi berkata kepada mereka: "Be Confident."
Sementara itu Iv ada di
tangan penculik yang gemuk. Anak buahnya berusaha menanyakan namanya tetapi Iv
tidak mau menjawab lalu mereka melapor kepada bosnya. Si bos penculik segera
turun tangan dan bertanya sendiri kepada Iv: "Siapa namamu?"
Jawab Iv: "Kamu 'kan gendut, jadi kamu BEAR dan
saya MASHA. Jadi, kita adalah Masha and the Bear. Saya mau makan."
Anak buahnya tertawa melihat hal tersebut dan melaporkan pula bahwa anak
tersebut telah makan sangat banyak. Bosnya marah-marah kepada mereka: "Kalau seperti ini saya tidak
untung."
Di pasar papa Iv bertanya
ke beberapa orang hingga salah satu di antaranya menunjukkan posisi terakhir
Iv. Dia segera mendatangi tempat penculik tetapi bos penculik minta Rp50 juta
untuk melepaskan Iv. Papa Iv mengatakan bahwa dia tidak punya uang Rp50 juta
tetapi dia mau memberikan jam tangan Rolex miliknya yang berkisar ratusan juta
rupiah.
Bos penculik langsung
bertanya: "Ini asli?" Papa
Iv menjawab: "Kata penjualnya
asli." Lantas, bos penculik berkata kepada anak buahnya: "Ok. Berikan anak itu kepada
papanya." Papa Iv segera memeluk anaknya sambil berkata: "Jangan diulangi lagi ya."
Sebulan kemudian...
Papa dan mama Iv kembali
ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan Iv lagi. Polisi pun berkata: "Kenapa setiap bulan kalian melaporkan
kehilangan anak? Apa tidak bosan? Biarkan dia menghilang. Nanti kalau sudah
bosan, 'kan kembali sendiri."
Papa Iv menjawab: "Saya ini papanya pak. Sekalipun dia
menghilang 100 kali, saya tetap akan mencarinya. Bapak juga punya anak 'kan.
Kalau anak bapak hilang, apa tidak mencarinya?"
0 komentar:
Post a Comment