Saturday, January 24, 2015

Waspadai Ragi Orang Farisi

Kilasan Ingatan Khotbah Leonardo Sjiamsuri:
Kekristenan bukan agamawi. Kekristenan merupakan suatu panggilan tertinggi untuk hidup semakin serupa dengan Kristus.
Roma 10:1-3

Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Ciri-ciri orang yang memiliki kebenaran diri sendiri, antara lain:

1. Sulit mengakui kesalahan karena orang tersebut sudah merasa benar. Contoh: karena di alkitab tertulis bahwa Yesus berkata: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?" (Matius 26:40)
Lantas orang tersebut menafsirkan bahwa berdoa harus satu jam dan kalau kurang dari itu dia merasa bersalah. Padahal, kita tidak boleh hanya asal comot ayat alkitab tetapi kita harus mengetahui kehendak Tuhan yang sesungguhnya. Apa benar doa harus satu jam? Mana yang lebih disukai Tuhan:
* berdoa satu jam sambil mengantuk dan tidak fokus, atau
* berdoa kurang dari satu jam tetapi fokus?

2. Sulit menerima kebenaran sejati. Contoh: ada pendeta yang merokok setelah khotbah dan ada pula yang 'minum-minum' sebelum khotbah tetapi saat mereka ditegur mereka tetap tidak mau berubah karena sudah terbiasa dengan hal itu.

3. Sulit belajar hal baru. Contoh: ikut berbagai seminar rohani atau mendengarkan khotbah tetapi penafsirannya tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pendeta karena telah ditafsirkan menurut pengertian atau prinsipnya sendiri.

Contoh lain: Soal Perpuluhan
* Ada orang yang tidak mau memberikan perpuluhan karena menurutnya perpuluhan itu hukum Taurat padahal perpuluhan sudah dilakukan sebelum ada kitab Taurat.
* Ada pula orang yang enggan memberikan perpuluhan kepada gerejanya karena dia beranggapan bahwa gerejanya sudah kaya. Padahal, firman Tuhan jelas menyatakan bahwa perpuluhan harus diberikan kepada gerejanya. Kalau kita berjemaat di gereja kaya, ya tetaplah berikan perpuluhan di gereja kaya dan kalau mau memberi gereja miskin, lakukan saja dan itu disebut persembahan (bukan perpuluhan). Persembahan bisa lebih besar nilainya daripada perpuluhan. Kita juga tidak boleh memberikan perpuluhan kepada gereja lain hanya karena kita merasa diberkati oleh pendetanya. Jadi, perpuluhan itu soal ketaatan kepada Tuhan tanpa mempersoalkan gerejanya kaya atau miskin. Tuhan memberkati ketaatan kita, bukan memberkati perpuluhan kita.

Bahkan, pada saat terjadi kecelakaan pesawat ada yang berkata: "Mungkin mereka lupa berdoa." Lalu saya bertanya-tanya: "Mengapa ada orang yang tetap mendarat dengan selamat meskipun lupa berdoa? Tapi, kalian tetap harus berdoa lho...^.^"

Nah, kata-kata pak Leo tersebut segera mengingatkanku pada pertanyaan seseorang ketika kecelakaan itu terjadi. Saat itu dia bertanya: "Apakah orang-orang itu kurang amal atau kurang baik?"
Karena belum lama membaca kitab Kejadian 4, saat itu aku pun hanya bisa balik bertanya kepadanya: "Mengapa Tuhan biarkan Kain membunuh Habel? Bukankah Habel telah mempersembahkan yang baik dan Tuhan lebih mengindahkan persembahan Habel daripada Kain? Kenapa Habel harus mati dengan tragis di tangan saudaranya sendiri? Kenapa Kain dibiarkan hidup? Hanya Tuhan yang tahu."

Akhirnya kala itu aku teringat pada lagu:
ALLAH PEDULI
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini.
Satu perkara yang kusimpan dalam hati
Tiada sesuatu 'kan terjadi tanpa Allah peduli.
Allah mengerti, Allah peduli segala persoalan yang kita hadapi.
Tak akan pernah dibiarkan-Nya kubergumul sendiri S'bab Allah mengerti.

Jadi, mari kita kembali ke khotbah pak Leo tentang cara terbebas dari kebenaran diri sendiri:
1. Buanglah semua kebenaran diri tersebut.
"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin." (Yesaya 64:6)
2. Dengar dan renungkan firman Tuhan karena tak ada yang baik selain Tuhan.
Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. (Lukas 18:18-19)
Jadi, berhati-hatilah terhadap kebenaran diri sendiri. Bila kita salah menafsirkan firman dan terbawa ke dalam pelayanan, kita bisa menyesatkan orang. Pastikan firman dipakai untuk mengubah diri kita dan bukan sebaliknya. Jangan gunakan firman untuk membenarkan prinsip kita.

"Kata-kata pak Leo ini membuatku ingat kata-kata Philip Mantofa pada acara Before 30 episode 107: "Digerakkan oleh Apa yang Kupercaya". Saat itu Philip Mantofa berkata: "Tundukkan pikiran, perasaan kita agar sesuai dengan firman Allah! Bukan sebaliknya: firman yang dipakai untuk membuat perasaan kita merasa benar. Jangan manfaatkan Alkitab! Tapi, pakai firman Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu untuk merubah hidup kita!"

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.