Lepas dari Belenggu Mantan Bos
Tampaknya mantan bosku memang tidak mau menepati kata-katanya
untuk melepaskanku. Lalu haruskah kuturuti semua kemauannya hanya karena dia
menahan gajiku? Pantaskah dia marah karena aku tidak menjawab teleponnya dan
tidak mau ke sana lagi?
Bukankah dari
dulu hingga kini dia selalu terlambat membayar gaji karyawan. Bahkan, dia pernah
berkata: "Arek-arek itu lucu, gaji
belum dibayar SMS terus." Dia juga pernah bertanya: "Bayar gaji lewat 10 hari masa
terlambat sich?"
Saat ada yang
menagih gajinya pada awal bulan, dia berkata: "Lho, aku lupa kalau sekarang sudah tgl 1." Kemudian saat
kutagihkan gaji karyawan lain dengan alasan butuh uang karena mereka sudah 2
bulan tidak dibayar, dengan cueknya mantan bosku berkata: "kamu bilang saja pada mereka bahwa perusahaan juga butuh uang dan
bukan hanya mereka yang butuh uang." Namun, tentu saja kata-katanya tidak kusampaikan kepada karyawan yang bersangkutan karena
tidak sepantasnya bos bersikap demikian 'kan.
Bahkan, ketika
pertama kali bekerja di sana dan kutagih gaji pertamaku, dengan santainya
mantan bosku berkata: "Lho, aku lupa
kamu belum dapat gaji tapi nanti saja ya karena aku mengantuk dan setelah ini
mau tidur dulu. Nanti kutransfer setelah bangun tidur." Namun,
nyatanya tidak dia transfer dan langsung ditinggal liburan ke luar negeri.
Ketika ditagih kembali, dia hanya bilang lupa dan malah menyalahkan karyawan
karena tidak mengingatkannya. Kenapa dia ingat bayar kredit tapi selalu lupa
bayar gaji? Emang lupa atau pura-pura lupa sich?
Lantas tiap kali
ada masalah mantan bosku curhat pada hamba Tuhan karena dia sangat mempercayai
hamba-hamba Tuhan yang katanya sangat peka dengan suara Tuhan. Suatu kali dia
menelepon seorang hamba Tuhan di ruang kerjaku untuk menceritakan segala
kekacauan yang terjadi di perusahaannya. Entah apa yang ditanyakan oleh hamba
Tuhan tetapi dengan bangganya dia menjawab: "Saya
selalu bayar persepuluhan kok."
Lantas aku
berpikir: "Mengapa hamba Tuhan hanya
menanyakan persepuluhan? Mengapa tidak bertanya perihal pembayaran pajak,
pembayaran gaji karyawan, dan sikapnya terhadap karyawan? Ooo...ya sudahlah,
hamba Tuhan emang hanya manusia, mungkin juga tidak sepeka yang diceritakan oleh
mantan bosku."
Fiuh..., lebih
baik kuikhlaskan saja gajiku daripada aku dimanfaatkan oleh mantan bosku karena
sesungguhnya harta lebih besar telah tersedia di depanku. Bahkan, melebihi yang
kuminta... hahaha... Mungkin mantan bosku memang lebih membutuhkan gajiku
daripada aku. Setidaknya Tuhan telah mencukupkan semua kebutuhanku tanpa gaji
pemberiannya.
Selain itu, dulu
saat aku masih bekerja pada mantan bosku suara hatiku pun pernah berkata: "Sebelum kapal karam kamu akan dipindahkan." Meskipun belum kupahami akhir ceritanya, lebih
baik kuikuti firman-Nya. Bila Tuhan mau aku melangkah
maju, untuk apa aku tetap melihat ke belakang? Bukankah berkatku ada di depan? Jika aku masih melihat ke belakang, bisa-bisa aku berubah menjadi
tiang garam seperti isteri Lot. "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh
ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (Kejadian
19:26)
Lirik Lagu ‘Ku Mau Seperti-Mu Yesus’
(http://youtu.be/LhXRX5LmxF8)
Bagaikan bejana siap dibentuk Demikian hidupku di tangan-Mu.
Dengan segala urapan kuasa roh-Mu Ku dibaharui selalu.
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu. Inilah hidupku di tangan-Mu.
Bentuklah s’turut kehendak-Mu. Pakailah sesuai rencana-Mu
Reff:
Ku mau s’perti-Mu Yesus Disempurnakan selalu.
0 komentar:
Post a Comment