Sunday, October 12, 2014

Ternyata Mantan Bosku Mirip Firaun – seri 3

Ternyata Mantan Bosku Mirip Firaun - seri 2

Lepas dari Belenggu Mantan Bos

Tampaknya mantan bosku memang tidak mau menepati kata-katanya untuk melepaskanku. Lalu haruskah kuturuti semua kemauannya hanya karena dia menahan gajiku? Pantaskah dia marah karena aku tidak menjawab teleponnya dan tidak mau ke sana lagi?

Bukankah dari dulu hingga kini dia selalu terlambat membayar gaji karyawan. Bahkan, dia pernah berkata: "Arek-arek itu lucu, gaji belum dibayar SMS terus." Dia juga pernah bertanya: "Bayar gaji lewat 10 hari masa terlambat sich?"

Saat ada yang menagih gajinya pada awal bulan, dia berkata: "Lho, aku lupa kalau sekarang sudah tgl 1." Kemudian saat kutagihkan gaji karyawan lain dengan alasan butuh uang karena mereka sudah 2 bulan tidak dibayar, dengan cueknya mantan bosku berkata: "kamu bilang saja pada mereka bahwa perusahaan juga butuh uang dan bukan hanya mereka yang butuh uang." Namun, tentu saja kata-katanya tidak kusampaikan kepada karyawan yang bersangkutan karena tidak sepantasnya bos bersikap demikian 'kan.

Bahkan, ketika pertama kali bekerja di sana dan kutagih gaji pertamaku, dengan santainya mantan bosku berkata: "Lho, aku lupa kamu belum dapat gaji tapi nanti saja ya karena aku mengantuk dan setelah ini mau tidur dulu. Nanti kutransfer setelah bangun tidur." Namun, nyatanya tidak dia transfer dan langsung ditinggal liburan ke luar negeri. Ketika ditagih kembali, dia hanya bilang lupa dan malah menyalahkan karyawan karena tidak mengingatkannya. Kenapa dia ingat bayar kredit tapi selalu lupa bayar gaji? Emang lupa atau pura-pura lupa sich?

Lantas tiap kali ada masalah mantan bosku curhat pada hamba Tuhan karena dia sangat mempercayai hamba-hamba Tuhan yang katanya sangat peka dengan suara Tuhan. Suatu kali dia menelepon seorang hamba Tuhan di ruang kerjaku untuk menceritakan segala kekacauan yang terjadi di perusahaannya. Entah apa yang ditanyakan oleh hamba Tuhan tetapi dengan bangganya dia menjawab: "Saya selalu bayar persepuluhan kok."

Lantas aku berpikir: "Mengapa hamba Tuhan hanya menanyakan persepuluhan? Mengapa tidak bertanya perihal pembayaran pajak, pembayaran gaji karyawan, dan sikapnya terhadap karyawan? Ooo...ya sudahlah, hamba Tuhan emang hanya manusia, mungkin juga  tidak sepeka yang diceritakan oleh mantan bosku."

Tutup Cerita Masa Lalu
Fiuh..., lebih baik kuikhlaskan saja gajiku daripada aku dimanfaatkan oleh mantan bosku karena sesungguhnya harta lebih besar telah tersedia di depanku. Bahkan, melebihi yang kuminta... hahaha... Mungkin mantan bosku memang lebih membutuhkan gajiku daripada aku. Setidaknya Tuhan telah mencukupkan semua kebutuhanku tanpa gaji pemberiannya.

Selain itu, dulu saat aku masih bekerja pada mantan bosku suara hatiku pun pernah berkata: "Sebelum kapal karam kamu akan dipindahkan." Meskipun belum kupahami akhir ceritanya, lebih baik kuikuti firman-Nya. Bila Tuhan mau aku melangkah maju, untuk apa aku tetap melihat ke belakang? Bukankah berkatku ada di depan?  Jika aku masih melihat ke belakang, bisa-bisa aku berubah menjadi tiang garam seperti isteri Lot. "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (Kejadian 19:26)

Lirik Lagu ‘Ku Mau Seperti-Mu Yesus
(http://youtu.be/LhXRX5LmxF8)

Bagaikan bejana siap dibentuk Demikian hidupku di tangan-Mu.
Dengan segala urapan kuasa roh-Mu Ku dibaharui selalu.
Jadikan ku alat dalam rumah-Mu. Inilah hidupku di tangan-Mu.
Bentuklah s’turut kehendak-Mu. Pakailah sesuai rencana-Mu

Reff:
Ku mau s’perti-Mu Yesus Disempurnakan selalu.
Dalam s’genap jalanku Memuliakan nama-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.