Kebencian Menimbulkan Pertengkaran
Kura-kura telah melihat dan
mendengar harimau senantiasa marah, menghina, dan membahas kejelekan berbagai
pihak. Bahkan, ketika kura-kura mau ikut
menanggapi pembicaraannya, harimau langsung berkata dengan pedas: "Kamu kerja saja, tak perlu ikutan
bicara." Tampaknya harimau mengalami kepahitan hidup, penuh kebencian,
amarah, sakit hati, dan keinginan untuk membalas.
"Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran." (Amsal 10:12)
Sementara itu singa tersisih
dari pergaulan karena tak ada yang menyukainya. Kura-kura pun memutuskan untuk
melangkah sesuai firman dan mau banyak mendengar dari semua pihak tanpa
terkecuali. Usut punya usut singa tak disukai banyak pihak karena cara
bicaranya kurang lembut atau seperti bernada marah. Namun, meskipun cara
penyampaiannya kurang enak di telinga, kura-kura melihat bahwa sesungguhnya dia
punya maksud baik. Lantas singa berharap pihak lain lha yang seharusnya dapat
membedakan nadanya marah atau tidak.
Jadi, pada akhirnya tak ada
yang mau mengalah karena sama-sama merasa benar, dan saling menuruti ego
masing-masing. Bahkan, singa juga mulai menceritakan kejahatan beberapa pihak
di masa lalu. Kura-kura semakin tidak memahami siapa yang jahat dan siapa yang
baik karena tampaknya kedua kubu sama-sama mengalami kepahitan. Maka, kura-kura
memutuskan untuk bersikap netral, berteman dengan semuanya, dan menampung keluh
kesah mereka.
Namun, di sisi lain
kura-kura semakin kegerahan karena hinaan dan amarah yang tak henti-hentinya dilontarkan
harimau kepadanya. Katanya: "Kamu
itu pelupa, tidak teliti, dan suka membantah. Kerja itu memang susah seperti
ini. Kalau tidak mau susah, cari profesi lain saja." Kakaktua pun
menimpali: "Apa mau bertukar posisi
denganku karena aku juga sudah bosan dengan tugasku?"
Di dalam hatinya kura-kura
berbicara dengan Raja Mulia: "Oh
Bapa, kuatkanlah aku. Selamatkanlah aku dari penghuni gurun, terutama harimau.
Lagipula kapan aku bilang susah kepada harimau? Namun, aku 'kan baru belajar
dalam hitungan jari sedangkan dia sudah menangani tugas tersebut selama sekitar
4 tahun. Pengalaman 4 hari tentu belum sebanding dengan pengalaman 4 tahun.
Tidakkah dia mengerti Bapa? Dia pun pasti pernah salah tetapi mengapa sikapnya
sok sempurna? Dia mengatakan bahwa singa itu jahat tetapi kenapa mulutnya
terdengar amat jahat? Hanya karena aku tidak selalu menurutinya terutama untuk
menjauhi singa, pantaskah aku dicap suka membantah? Oh Bapa, kenapa Kau
tempatkan aku di sini? Mengapa bukan singa Yehuda nan gagah perkasa yang Kau
tempatkan di sini?"
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)
Tuhan tidak mencari orang yang mampu, tetapi mencari yang mau.
ReplyDelete1 Korintus 1:27 "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,"
(http://t.co/fxFbeJswmm)