Friday, October 17, 2014

Pergilah ke Gurun! – seri 3

Pergilah ke Gurun! – seri 2: Memasuki Gurun

Kebencian Menimbulkan Pertengkaran

Kura-kura telah melihat dan mendengar harimau senantiasa marah, menghina, dan membahas kejelekan berbagai pihak. Bahkan, ketika kura-kura mau ikut menanggapi pembicaraannya, harimau langsung berkata dengan pedas: "Kamu kerja saja, tak perlu ikutan bicara." Tampaknya harimau mengalami kepahitan hidup, penuh kebencian, amarah, sakit hati, dan keinginan untuk membalas.
"Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran." (Amsal 10:12)
Saling Mengasihi adalah Ciri Murid Kristus
Sementara itu singa tersisih dari pergaulan karena tak ada yang menyukainya. Kura-kura pun memutuskan untuk melangkah sesuai firman dan mau banyak mendengar dari semua pihak tanpa terkecuali. Usut punya usut singa tak disukai banyak pihak karena cara bicaranya kurang lembut atau seperti bernada marah. Namun, meskipun cara penyampaiannya kurang enak di telinga, kura-kura melihat bahwa sesungguhnya dia punya maksud baik. Lantas singa berharap pihak lain lha yang seharusnya dapat membedakan nadanya marah atau tidak.

Jadi, pada akhirnya tak ada yang mau mengalah karena sama-sama merasa benar, dan saling menuruti ego masing-masing. Bahkan, singa juga mulai menceritakan kejahatan beberapa pihak di masa lalu. Kura-kura semakin tidak memahami siapa yang jahat dan siapa yang baik karena tampaknya kedua kubu sama-sama mengalami kepahitan. Maka, kura-kura memutuskan untuk bersikap netral, berteman dengan semuanya, dan menampung keluh kesah mereka.

Namun, di sisi lain kura-kura semakin kegerahan karena hinaan dan amarah yang tak henti-hentinya dilontarkan harimau kepadanya. Katanya: "Kamu itu pelupa, tidak teliti, dan suka membantah. Kerja itu memang susah seperti ini. Kalau tidak mau susah, cari profesi lain saja." Kakaktua pun menimpali: "Apa mau bertukar posisi denganku karena aku juga sudah bosan dengan tugasku?"

Di dalam hatinya kura-kura berbicara dengan Raja Mulia: "Oh Bapa, kuatkanlah aku. Selamatkanlah aku dari penghuni gurun, terutama harimau. Lagipula kapan aku bilang susah kepada harimau? Namun, aku 'kan baru belajar dalam hitungan jari sedangkan dia sudah menangani tugas tersebut selama sekitar 4 tahun. Pengalaman 4 hari tentu belum sebanding dengan pengalaman 4 tahun. Tidakkah dia mengerti Bapa? Dia pun pasti pernah salah tetapi mengapa sikapnya sok sempurna? Dia mengatakan bahwa singa itu jahat tetapi kenapa mulutnya terdengar amat jahat? Hanya karena aku tidak selalu menurutinya terutama untuk menjauhi singa, pantaskah aku dicap suka membantah? Oh Bapa, kenapa Kau tempatkan aku di sini? Mengapa bukan singa Yehuda nan gagah perkasa yang Kau tempatkan di sini?"

"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)


1 comment:

  1. Tuhan tidak mencari orang yang mampu, tetapi mencari yang mau.

    1 Korintus 1:27 "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,"

    (http://t.co/fxFbeJswmm)

    ReplyDelete

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.