Sunday, August 8, 2021

Bukan Kebetulan

Tuhan yang Peduli
Catatan Ibadah Online Minggu 8 Agt 2021 

Pada hari Idul Adha tiba-tiba aku ingin menghubungi salah satu teman yang sudah lama tidak saling kontak. Awalnya pembicaraan kami biasa saja, tetapi beberapa menit kemudian dia bertanya: "Kamu tahu tempat isi ulang oksigen yang buka hari ini? Aku sudah menelepon dan mendatangi beberapa tempat tetapi semuanya tutup." Ternyata ortunya kena Covid dan papanya sempat sesak nafas ketika malam tiba. Pada malam sebelumnya saturasi oksigen papanya mencapai 80 sehingga dia was-was kalau malam nanti terulang kembali. Persediaan oksigen mereka hanya cukup untuk 2-3 jam saja.

Lantas aku membantunya cari informasi dari beberapa teman karena kutahu sistem pernafasan manusia tidak mengenal kata ‘Libur’ atau tanggal merah. Sekalipun kami sudah mendapatkan banyak informasi, hal ini terasa sia-sia karena semuanya tutup atau tidak menjawab telepon pada tanggal merah. Ada satu toko yang buka, tetapi barangnya kosong. Alhasil, aku pun memintanya berdoa. Aku pun berdoa agar dia bisa segera menemukan oksigen sebelum kegelapan datang menyapa. Hingga siang oksigen belum berhasil didapatkan. Lantas kusarankan dia meminta bantuan radio SS. Hasilnya juga nihil.

Hingga sore dia belum mendapatkan oksigen padahal sudah berkeliling Surabaya. Teman lain menyarankan untuk broadcast meminta pinjaman oksigen di media sosial, tetapi papanya berkata: "Tidak apa-apa, besok saja beli oksigennya." Maka, pencarian oksigen dihentikan. Aku pun mengganti doaku agar papanya bisa tetap bernafas tanpa bantuan oksigen. Keesokan harinya beberapa teman penasaran dengan keadaan papanya. Untunglah malam itu saturasi papanya 90 dan tidak sesak nafas sehingga tidak perlu tabung oksigen. Meskipun demikian, hari itu temanku segera mengisi ulang tabung oksigennya untuk berjaga-jaga.

Menjelang hari Minggu aku juga mengingatkan dia untuk memastikan ketersediaan oksigen. Dia pun memberitahu bahwa dia sudah menyiapkannya karena papanya mulai sesak lagi sekalipun saturasi oksigennya sudah 94. Aku pun bertanya-tanya kepada Tuhan: "Mengapa papanya masih sesak padahal saturasinya di atas 80?"

Yeremia 33:3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.

Keesokan harinya temanku memberitahu bahwa hasil tes darah papanya menunjukkan bahwa d'dimernya tinggi. Semula aku tidak paham karena biasanya pasien isoman tidak membahas d'dimer. Ternyata ini menunjukkan kekentalan darah. Selain itu, papanya terkena pneumonia. Maka, doaku berubah lagi. Jika semula aku hanya berdoa agar ortunya disembuhkan dari covid dan pernafasannya dilancarkan, seiring dengan informasi yang kudapat aku pun berdoa agar peredaran darah papanya dilancarkan serta paru-parunya dipulihkan.

Beberapa hari lalu ortunya sudah negatif dari covid dan papanya tidak sesak nafas lagi meskipun pneumonia-nya masih ada sedikit. Fiuh... ternyata bukan kebetulan aku menghubunginya di hari itu. Tampaknya Tuhan mengetahui bahwa dia membutuhkan dukungan untuk melewati saat-saat mendebarkan itu karena aku pernah melewati momen serupa itu.

2 Korintus 1:3-4 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Meskipun demikian, tetap saja ada hal-hal yang belum kupahami. Sebagian besar doa syafaatku yang meminta kesembuhan terkabul, tetapi ada satu doa yang hingga kini belum tuntas. Ada seorang bapak yang sudah Tuhan sembuhkan dari covid, tetapi hingga kini paru-parunya belum membaik sehingga dia masih bergantung pada tabung oksigen padahal sudah sebulan lebih. Tuhan pun masih memampukan dia membeli oksigen, tetapi kapan ya pemulihannya dituntaskan? Apa yang menghalangi kuasa doa bekerja untuknya?

Markus 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Inilah ayat emas yang kudapat pada awal tahun dan terus kupegang hingga kini. Jadi, kalau ada permintaanku yang belum terkabul secara tuntas, sepertinya memang harus terus berseru-seru karena mungkin saja masih ada banyak penghalang yang tak terlihat ya...

JALAN TUHAN
Verse 1: Ada waktu di hidupku pencobaan berat menekan, aku berseru mengapa ya Tuhan? Nyatakan kehendak-Mu.
Verse 2: Jalan Tuhan bukan jalanku. Jangan bimbang ataupun ragu. Nantikan Tuhan jadikan semua indah pada waktunya.
Chorus: Pada Tuhan masa depanku. Pada Tuhan kus'rahkan hidupku. Nantikan Tuhan berkarya indah pada waktunya.
Verse 3: Hari esok tiada kutahu Namun tetap langkahku maju. Kuyakin Tuhan jadikan semua indah pada waktunya.
Ending: Kuyakin Tuhan jadikan semua indah pada waktunya. Indah pada waktunya. Indah pada waktunya…

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.