Monday, February 6, 2017

Fenomena Macam Apa Ini?

Sekitar 1-2 tahun lalu di gereja kulihat seorang tacik berbahasa Roh dengan kuat sambil memutar-mutar tangannya di atas kepala. Kala itu aku hanya memandanginya seraya membatin: "Dia sedang apa ya? Apa berbahasa Roh terasa mantap jika dilakukan dengan gaya seperti itu?"

Waktu pun bergulir...
Beberapa pendeta seringkali mendoakan orang-orang sakit dari mimbar dengan tak lupa berkata: "pegang bagian tubuhmu yang sakit". Maka, aku mulai berpikir bahwa dulunya tacik tersebut mungkin sedang berbahasa Roh sambil mengusir sakit kepala. Tapi, benarkah bahasa Roh bisa menyembuhkan penyakit?

Beberapa hari belakangan ini aku pun mengalami fenomena aneh tapi nyata. Suatu hari perutku kembung hingga makan pun terasa tak enak tetapi aku diam saja dan hanya menyanyi di dalam hati: 'Kaulah Tuhan Penyembuhku...'. Eh, ketika jam makan siang, seorang teman mengatakan bahwa perutnya tidak enak sehingga dia kehilangan selera makan. Wah... kebetulan sakitnya sama. Aku tahu apa yang dia rasakan dan dia juga pasti tahu apa yang kurasakan sekalipun aku tak mengatakannya.
1 Timotius 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.
Beberapa hari kemudian mataku terasa amat sangat lelah hingga rasanya aku ingin tidur terus. Namun, sejak kecil aku tidak terbiasa memanjakan tubuhku sehingga sekalipun sakit aku akan tetap bersekolah, kecuali sakitku tak bisa disembunyikan lagi. Yach... soalnya jika aku tak masuk sekolah, ntar ada yang kangen... wkwwk... Maka, sepulang kerja aku pun memejamkan mata sejenak di dalam bemo sambil menyanyikan lagu-lagu rohani di dalam hati.

Menyanyi dalam hati bukanlah hal yang mudah. Dulu aku pun sulit melakukannya tetapi ketika aku memintanya, tiba-tiba saja nyanyian dalam hatiku 'terdengar' lebih merdu daripada nyanyian mulutku karena intonasinya amat pas dan seakan-akan ada musik yang mengiringi nyanyian tersebut. Aneh dech... tapi aku suka ini ...^_^...suka sekali...^_^...

Bahasa Lidah
Setiba di rumah aku pun berbahasa Roh sambil memegang mataku. Lalu aku kembali beraktivitas seperti biasanya dan tetap tidur seperti biasanya. Oh... mungkin minusku bertambah tetapi aku emang enggan memakai kacamata. ^.^...Berbahasa Roh saja lha sekaligus minum kapsul daun kelor dan pakai kacamata terapi yang hitam terawangan... hihihi...

Keesokan harinya tiba-tiba seseorang mengatakan kepadaku bahwa semalam dia tepar (langsung tidur sesampainya di rumah) karena matanya kelelahan... mungkin karena minusnya bertambah. Aku pun hanya membatin: "Aneh... kok sama ya? Sejak kapan penyakit mata lelah bisa menular? Siapa yang sakit duluan? Aku atau dia? Tapi, untunglah aku tidak sampai tepar seperti dia."

Beberapa hari kemudian kepalaku mulai pusing. Dunia yang kupijak serasa berputar-putar melebihi putaran tangan tacik itu tuh. Maka, acap kali mau tidur aku harus mengganjal kepalaku dengan bantal yang tinggi lalu berbahasa Roh. Tiap kali bangun tidur aku pun berjalan sempoyongan ke kanan dan ke kiri. Agar bisa berjalan lurus aku pun berbahasa Roh sejenak sambil memegangi kepalaku.
Oh... Tampaknya aku kekurangan darah nich. Jadi, aku bertanya kepada mama: "Mama nggak beli kacang merah dan kangkung? Kepalaku pusing... seperti kurang darah". Setelah itu aku pun beraktivitas seperti biasa dan Minggu paginya tetap nekat ke luar rumah, termasuk ke gereja yang cukup jauh dari rumah meskipun kepala masih agak pusing. Orang-orang di luar rumah pun tak ada yang mengetahui sakitku karena aku tidak menceritakannya. Keesokan harinya aku pun tetap bekerja seperti biasanya lalu kudapati keanehan lagi.

Hari itu tiba-tiba ada yang berkata: "Kepalaku pusing sejak kemarin... mungkin karena kurang darah... tekanan darah menurun. Perutku juga mual sehingga tidak selera makan". Lalu dia izin pulang cepat karena tidak bisa berpikir dalam kondisi seperti itu. Aku pun membatin: "Lho... Kok dia bisa sama denganku? Siapa yang sakit duluan? Sejak kapan sakit kepala karena kurang darah bisa menular?"

Dia pun memeriksakan diri ke dokter dan ternyata memang karena tekanan darahnya menurun... hehehe... Aku yakin diagnosaku juga tak salah meskipun aku tak ke dokter. Ya, untunglah Roh Kudus membantuku sehingga aku tetap bisa beraktivitas secara normal meskipun kepala masih sedikit pusing. Oh, ternyata berbahasa Roh dengan memegang bagian tubuh yang sakit emang bisa menetralisir efek penyakit...^_^
Roma 8:26-27 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Hehehe... saat pertama kali bisa berbahasa Roh aku sempat meragukan hal itu karena kata-kata Roh yang kuucapkan terdengar berbeda dari kata-kata Roh pendeta dan pemimpin pujian. Maka, aku mencari contoh kata-kata bahasa Roh di internet. Namun, aku malah galau karena ada yang menyatakan bahwa ada bahasa roh setan yang mirip dengan bahasa Roh Kudus.

Di sebuah situs tertulis: "Jika mengucapkan bahasa roh setan, tak ada damai sejahtera sedangkan jika berbahasa Roh Kudus, akan ada damai sejahtera." Namun, aku pernah berjumpa dengan orang-orang yang tetap damai sejahtera sekalipun mereka melakukan hal-hal yang tak sesuai dengan firman Tuhan karena mereka telah mematikan suara hati nuraninya. Jadi, bagaimana aku bisa mengetahui bahasa Roh yang kuucapkan berasal dari Tuhan atau setan?

Lantas, tiap kali Ps.Philip Mantofa mengajak jemaat berbahasa Roh, aku pun membatin: "Bagaimana bila aku salah berbahasa Roh? Bagaimana bila aku mengucapkan bahasa roh setan dan bukan berbahasa Roh Kudus?" Eh, ko Philip selalu langsung menjawab: "Jangan takut salah... yang penting fokusnya kepada Tuhan Yesus". Hah! Apa dia bisa mendengar suara hatiku? Ah, berbicara di hati pun harus hati-hati karena Tuhan Maha Mendengar...^_^

Ko Philip juga pernah mengatakan bahwa bahasa Roh itu enak karena kalau salah, tak ada yang tahu... hahaha... Dengan demikian, aku mulai damai sejahtera dengan bahasa Rohku. Iya... ya... kata-kata Roh bisa berbeda karena isi hatiku tidak selalu sama dengan isi hati pendeta dan pemimpin pujian. Jadi, kenapa aku tidak berbahasa Roh? Yang penting fokusnya kepada Tuhan Yesus...^_^

NYALAKAN API-MU ~ GMS Live (Franky Kuncoro)
Jiwa bebas terlepas, Kuasa maut t'lah terhempas. Nama Yesus pemenang, Nama Yesus jawaban. Langkah tak 'kan berhenti, Berlari sampai akhir. S'rukan tinggi Nama-Nya, S'rukan ajaib Nama-Nya.
Pre Chorus: Roh Kudus membakar setiap kami. Naikkan pujian mujizat terjadi.
Chorus: Mengalir kuasa-Mu, Nyalakan api-Mu. Kunyanyi oeo oo eo o... oeo oo. Tercurah kuasa-Mu, Nyalakan api-Mu. Kunyanyi oeo oo eo o... oeo oo, Keajaiban terjadi.
Bridge: Oeo oo eo o...oeo oo eo o...x4

(Album: I Declare >> pustakarajawali.com)

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.