Sunday, November 1, 2015

Digital Tsunami ~ Bp.Fofo Sariaatmadja (Komisaris SCTV)

Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 01 November 2015 (youtu.be/nspnGF_pFiI)
Wahyu 13:16-18  Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Teknologi semakin berkembang dan melanda berbagai penjuru dunia seperti tsunami. Pada awalnya kita saling berkomunikasi dengan tanda asap karena lokasi manusia saling berjauhan. Kemudian tanda asap digantikan dengan merpati pos. Selanjutnya jumlah manusia semakin bertambah dan kita saling berkomunikasi dengan surat. Dulu kita bisa menunggu untuk waktu yang lama hingga surat yang dinantikan tiba. Namun, sekarang ada smartphone yang memungkinkan kita berkomunikasi secara cepat. Jika kita lupa membawa smartphone, rasanya ada yang kurang.

Semakin lama generasi mendatang akan semakin bergantung kepada teknologi. Jika tidak mengikuti teknologi, kita bisa dianggap jadul. Dulu komputer amat besar lalu semakin lama semakin kecil hingga muncul laptop, tablet, dan akhirnya diri kita sendiri bisa menjadi gadget. Sejak 2004 chip komputer dapat dipasang di dalam tangan kita sendiri. Suatu hari nanti kita pun bisa melakukan segala bentuk transaksi keuangan dengan chip di dalam tangan kita sendiri (tanpa repot-repot membawa gadget).

Dengan adanya teknologi kita bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Jika kita berada di luar 'kotak teknologi' tersebut, kita bisa memandang penggunanya 'aneh'. Kita bisa melihat beberapa orang dalam satu meja makan saling diam membisu dan membiarkan makanannya dingin karena masing-masing sibuk dengan gadget-nya. Namun, kita yang berada di dalam 'kotak teknologi' tersebut akan merasa baik-baik saja (tidak merasa ada yang aneh).

Hikmat Ilahi
Teknologi itu bermata dua: bisa berdampak baik bila jatuh ke tangan orang benar tetapi bisa berdampak buruk bila jatuh ke tangan orang jahat. Oleh karena itu, yang penting di sini ialah hikmat. Chip komputer yang dipasang di tangan seseorang dapat membantu dokter mengetahui penyakitnya. Namun, teknologi yang sama juga bisa digunakan untuk kejahatan. Bila semua perusahaan pengembang teknologi bersepakat untuk menciptakan satu mata uang elektronik untuk memudahkan pembayaran, mereka bisa mengendalikan dunia.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.