Catatan Ibadah ke-1 Minggu 02 Des 2018
1 KORINTUS
Ini ditulis oleh rasul Paulus di akhir masa pelayanan 3 tahunnya di Efesus. Gereja di Efesus berkembang dengan baik tetapi dia mendapat kabar buruk tentang penyalahgunaan kasih karunia oleh gereja-gereja di Korintus. Jadi, Paulus sudah terbiasa menerima kabar baik dan kabar buruk.
Surat penggembalaan ini bertujuan untuk mengoreksi penyalahgunaan karunia dan penyelewengan pelayanan dalam gereja. Korintus itu mirip Las Vegas. Kalau ke Las Vegas, jangan ajak anak kecil karena selain banyak kasinonya, hampir di sepanjang jalan terlihat gambar wanita telanjang. Di Korintus juga banyak tempat prostitusi yang dilegalkan dan banyak tempat pemujaan berhala.
Kadang kala Tuhan memang menempatkan orang Kristen di tempat yang gelap untuk menjadi terang. Ko Philip memiliki teman di Belanda yang gigih menjaring jiwa bagi Kristus sekalipun di sana mariyuana dijual bebas secara legal. Jadi, hati-hati kalau membeli lolipop di Belanda karena setelah memakannya bisa membuat seseorang melihat gambar-gambar atau tertawa sendiri.
Paulus juga mau mengingatkan jemaat Korintus bahwa lahir baru tidak otomatis mengubah orang berdosa menjadi manusia yang sempurna, melainkan tetap ada proses pertumbuhan dari bayi rohani menjadi dewasa melalui pergumulan nyata. Jangan sampai setelah diselamatkan dari prostitusi malah kembali menjadi prostitusi yang rohani. 1 Korintus ini menjelaskan tentang perkawinan, hubungan suami isteri, dan juga hubungan yang terlarang antar sesama jenis.
1 Korintus 1:7-9 Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.
2 KORINTUS
Ini ditulis oleh rasul Paulus dari Makedonia. Jangan samakan 1 Korintus dengan 2 Korintus karena tujuannya berbeda.
2 Korintus 5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Surat penggembalaan di 2 Korintus ini bertujuan untuk menegakkan otoritas kepemimpinan seorang gembala di dalam gereja dan menekankan pentingnya tudung rohani atas setiap kita. Mempercayai manusia memang beresiko. Ketika masih kecil, ko Philip pun pernah dilecehkan oleh pendeta. Namun, akhirnya dia mengetahui ada yang benar-benar pendeta, tetapi ada pula pendeta palsu. Meskipun demikian, jika Tuhan menempatkan pendeta di atas kita, sebaiknya kita mau mempercayainya, terutama jika kita sudah melihat buah-buahnya. 2 Korintus 6:3-10 Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Jika jemaat jatuh ke dalam dosa, biasanya dia akan didoakan tetapi jika pendeta jatuh ke dalam dosa, seringkali mereka langsung dihakimi. Namun, jika gereja tanpa gembala, jemaat akan kocar-kacir. Maka, kita perlu mendoakan para pendeta karena bagaimanapun juga jemaat tetap membutuhkan pendeta sebagai tudung rohani dan mereka mengemban tugas yang berat. Kadang mereka dicela, dihina, dianggap penipu, dan saat kurus dibilang menderita, tetapi kalau gemuk, dibilang tidak pernah puasa.
0 komentar:
Post a Comment