Sunday, November 4, 2018

Yeremia, Ratapan ~ Ps. Philip Mantofa

Surat Cinta Tuhan: Yesaya
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 04 Nov 2018
(youtu.be/FCUg_yAi1ZM?a dan youtu.be/pjal17Fol2o?a)

YEREMIA
Kitab ini ditulis oleh nabi Yeremia untuk menyerukan pertobatan sejati di hati, agar Tuhan dapat mengembalikan kita pada rencana-Nya dan membuat segala sesuatu indah kembali pada waktu-Nya. Yeremia ini menubuatkan pembuangan bangsa Israel dan dia tetap tinggal di Yehuda ketika bangsanya dibuang ke Babel. Yeremia melayani hingga 60 tahun dan akhirnya dia dihabisi pada masa pemerintahan raja yang jahat.

Yeremia 18:3-6 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

Jika kita melakukan kesalahan, Tuhan akan memberikan rencana baru. Jika kita gagal dengan rencana A, Tuhan sudah menyiapkan rencana B bagi kita. Jadi, janganlah meratapi rencana A yang gagal terjadi. Sekalipun rencana B, C, D, E, atau lainnya jika rencana ini datang dari Tuhan yang sama, terimalah dan berhentilah meratapi kegagalan dalam rencana A. Ratapan harus dilakukan di depan sebelum sesuatu terjadi. Kita harus menyadari kesalahan-kesalahan yang mungkin kita perbuat nantinya dan meratapinya. Ada seorang remaja yang sempat rusak karena narkoba. Ketika dia bertobat dan mau menikah, ko Philip berpesan kepadanya untuk mengajar anaknya agar tidak sampai melakukan kesalahan yang pernah dia perbuat.

Yeremia 29:10-11 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Kitab Yeremia mengharuskan kita bertobat lebih dulu sebelum dipulihkan. Bertobat dulu, baru pemulihan. Jika pemulihan belum terjadi, teruslah menanti karena Tuhan sudah menjanjikan hari depan yang penuh harapan. Tuhan Yesus tidak pernah menyerah dengan kita. Sekalipun kita berdosa, Dia mau memulihkan kita. Oleh karena itu, jangan berpikir untuk bunuh diri. Karena Yesus tidak menyerah dengan kita, mengapa kita harus menyerah? Teruslah menantikan Tuhan hingga pemulihan terjadi.

RATAPAN
Kitab ini ditulis oleh nabi Yeremia untuk mengajari kita bahwa tidak taat kepada Allah mendatangkan bencana dan bahwa Tuhan turut menderita ketika harus menghukum kita. Jika seorang ayah memarahi dan menghukum anaknya yang telah berbuat salah, dia akan merasa sedih sekalipun anaknya bisa melupakan hal itu dengan cepat. Tuhan juga sama. Nabi Yeremia juga dikenal sebagai nabi peratap karena dia banyak mencucurkan air mata untuk bangsanya. Di dalam bahasa aslinya kitab ini ditulis seperti puisi atau sajak. Tulisan ini untuk acara kematian dan berisi lagu-lagu yang menyedihkan.
Ratapan 2:11 Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota.

Di dalam buku Before 30 ko Philip juga menuliskan bahwa dia mengkontrakkan air matanya untuk Tuhan. Jadi, dia tidak mudah menangis sekalipun kakinya terantuk. Apa yang kita tangisi mencerminkan siapa diri kita. Jika kita menangisi milik kita yang hilang, berarti kita masih egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Kitab Ratapan terdengar cengeng tetapi kitab ini membuat kita mengerti isi hati Tuhan. Menangislah jika ada jiwa-jiwa yang terhilang.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.