Saturday, May 13, 2017

First Look and Last Look in This Place

Last Look Before We Say Good Bye to This Place
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 14 Mei 2017

Ps. Jusuf Soetanto: "Nanti 28 Mei 2017 di SIBEC ITC saya akan mendoakan pasangan yang rindu mempunyai keturunan. Bagi yang ada di satelit-satelit tidak perlu ikut datang ke sini karena banyak yang bersaksi dari Jakarta dan kota-kota lain bahwa mereka dapat keturunan setelah didoakan lewat live streaming. Jangan mengatakan jika dikasih, ya syukur dan jika tidak, tak apa. Jika masih belum dapat keturunan, mintalah tetapi jangan menuntut. Mohonlah. Jangan lihat saya tetapi lihat Tuhan. Saya tidak enak kalau diliatin atau ditanyai kenapa saya tidak dikasih keturunan? Bukan saya yang memberi tetapi Tuhan. Semua bergantung pada kedekatan hubunganmu dengan Tuhan. Jika saya yang bisa memberi, saya akan buka praktek... hahaha... Ini bercanda..."

Setuju pak. Diliatin emang nggak enak. Ini sebabnya aku juga tidak suka berada di depan kamera dan alat perekam. Kalau ada yang mau wawancara, ne ne ne. Aku harus mengambil langkah seribu alias kabur. Kalau ada yang mau memotret, menyingkir ah. Namun, ketika ada teman yang mengajak selfie, ya susah kutolak. Alhasil, di dalam foto hasil selfie seringkali diriku terlihat bermuka masam sehingga ada teman yang berkata: "Kamu tersenyumlah. Kalau senyum, cantik." Lalu sesi selfie diulang kembali dan kupaksa diriku untuk tersenyum kepada kamera itu tetapi hasil fotonya tetap tanpa senyum.

Ah, susah dech kalau harus tersenyum kepada benda mati. Selain itu, ketika aku masih remaja ada yang berkata: "Jangan sembarangan memberikan fotomu karena bisa diguna-guna atau dibakar orang. Jika fotomu dibakar, kamu akan merasa panas." Maka, saat kubayangkan foto-fotoku tersebar, wew... aku semakin tak ingin berfoto. Namun, pada suatu hari di akhir 2007 si jago merah merenggut album fotoku dan menghanguskan pula semua isinya tetapi aku tidak merasa panas tuh. Ternyata itu cuma takhayul.
1 Timotius 4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Meskipun begitu, aku tetap tak ingin ada orang asing menyimpan fotoku sehingga aku tetap tidak suka berfoto. Sekitar 3 tahun di GMS pusat aku pun tak pernah berfoto di dalamnya sekalipun pada hari baptisku. Namun, aku yakin saat itu aku diamati oleh seluruh penghuni Surga pula (karena Lukas 15:7 menyatakan bahwa ada sukacita di Sorga karena satu orang yang bertobat) ... sampai-sampai grogi dan nyaris terpeleset... wkwwkw...

Ketika pada suatu ibadah Ps. Philip Mantofa meminta jemaat selfie di gereja sebagai kenangan sebelum gereja dibongkar, aku pun tidak mau ikutan, kecuali ada teman perempuan di dekatku yang mengajak selfie. Untunglah tidak ada karena aku selalu tegang kalau lihat kamera. Hingga hari terakhir di gedung ini pun aku ingin melakukan hal yang sama, yaitu tidak berfoto. Namun, sesuatu terjadi.

Hari ini aku tiba di gereja lebih pagi daripada biasanya karena nebeng titiku yang mendapat tugas pelayanan di pagi hari. Sementara menunggu ibadah dimulai kulihat bapak yang duduk di kanan depanku sedang berdiri sambil memegang ponsel di depan hidungnya. Lalu dia berputar perlahan bersama ponsel tersebut. Hmmm... pasti dia sedang merekam karena sekilas terdengar dia berkata kepada wanita di sampingnya: "momen terakhir".

Ouw... apa dia juga merekamku? EGP... yang penting aku tidak melihat ke arah ponselnya sehingga wajahku tidak akan terlihat di rekamannya. Aku juga enggan selfie. Apalagi semua foto masa kecilku sudah menjadi abu. Lantas tiba-tiba ulah pria itu membuatku teringat sepenggal adegan film Korea 'The Legend of the Blue Sea' episode 4 yang kutonton kemarin malam.

Pada saat melihat kembang api Sim Cheong Yi bertanya kepada Heo Joon Jae: "Apa yang dilakukan oleh orang-orang itu?" Jawabnya: "Mereka sedang mengambil gambar." Karena Sim Cheong Yi merupakan putri duyung yang belum lama menjelma jadi manusia, dia belum memahami kehidupan manusia sehingga dia bertanya lagi: "Apa itu mengambil gambar?" Maka, Heo Joon Jae mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan caranya. Lantas Sim Cheong Yi bertanya: "Mengapa kamu tidak ikut mengambil gambar seperti mereka? Tentu kamu menyimpannya di hatimu."

Iya. Itulah yang dilakukan Heo Joon Jae seperti pesan ibunya: "Karena hal-hal baik dan indah akan menghilang dengan cepat, maka kau harus mengingatnya di dalam hatimu." Nah, aku pun ingin seperti itu: menyimpan kenangan baik di hati dan bukan mengabadikannya dengan kamera. Namun, tiba-tiba kurasakan dorongan untuk mengambil ponsel dan membuka kamera. Mumpung gereja masih sepi. Ketika kulihat kamera, aku melihat banyak cahaya lampu yang seakan-akan menyorotiku saja. Tanpa sadar aku pun tersenyum lalu kutekan tombol. Klik. Lalu kuulangi sebanyak 3 kali lagi.

GMS My Home - 140517
Kemudian kulihat hasil fotoku dan ternyata foto terbaik adalah hasil jepretan pertamaku. Hasil jepretan ke-2 hingga ke-4 langsung kutanggalkan alias kuhapus karena lebih terlihat masam daripada yang pertama. Hehehe... rupanya semakin lama fokusku semakin bergeser ke kamera. Ketika sadar kamera, jelas saja aku tak bisa tersenyum. Saat mengamati hasil foto pertama dan terakhirku di dalam gedung gereja yang akan dibongkar, seketika itu juga aku teringat sebuah ayat
Bilangan 6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
Hahaha... aku belum pernah foto di gereja dan sekali foto malah ingat firman. Jadi, aku akan meninggalkan gedung ini dengan membawa cahaya-Nya, kasih karunia-Nya, dan cerita ini... xixixi... pengalaman dengan Tuhan. Nggak nyangka Tuhan ikut nonton film yang kutonton kemarin malam... wkwwk...

YESUSKU DAHSYAT - Sari Simorangkir
Alangkah indahnya hidup di dalam Tuhan. Dia mencurahkan berkat yang melimpah. Alangkah indahnya jalan bersama Tuhan. Dia memb'rikan kuasa untuk menang.
Reff: Yesusku dahsyat. Ku tak ragu kepada-Mu. Kau Tuhan yang setia di pihakku.Yesusku ajaib. Tak terbendung kuasa-Mu. Kau yang terhebat, terbesar bagiku.

Ps. Jusuf Soetanto: "Mungkin ada yang merasa baik-baik saja jika lupa berdoa dan lupa firman tetapi menjadi masalah jika lupa bawa ponsel. Namun, Tuhan mau kita banyak berdoa dan membaca firman. Minimal tiap hari berdoalah 5 menit untuk Indonesia. Tuhan akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya dan Dia memberikan kekekalan di hati kita sehingga tak seorang pun memahami pekerjaan Tuhan tetapi rancangan-Nya adalah damai sejahtera dan penuh pengharapan."

16 Mei 2017 melihat foto orang dibaptis.
"Ulala... aku baru ingat. My first look di GMS pusat terjadi setelah baptis karena saat itu diharuskan foto di sana (seperti foto KTP) untuk pembuatan sertifikat baptis. Tapi, fotonya untuk pribadi doank ye..."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.