Monday, May 2, 2016

Jangan Memanggil Arwah dan Peramal - Ps.Philip Mantofa

Catatan Ibadah ke-3 Minggu 1 Mei 2016 (youtu.be/MFZfE_kuQbY)

Jalan terbukanya olkutisme adalah keserakahan dan rasa takut. Ketika iblis tidak bisa membinasakan Tuhan, dia pun berusaha membinasakan anak-anak Tuhan.
1 Samuel 28:5  Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
Karena takut, Saul mencari pemanggil arwah untuk memperoleh kepastian.
1 Samuel 28:7  Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."
1 Samuel 28:15a Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?"
Iblis bisa meniru wujud dan suara manusia. Iblis juga bisa menetap di dalam diri manusia yang sengaja membuka celah bagi iblis melalui dosa dan kebencian. Jadi, seringkali pemanggil arwah hanya memunculkan roh jahat yang menyerupai arwah orang mati tetapi dalam kisah ini benar-benar arwah Samuel yang muncul. Hal ini sangat jarang terjadi tetapi mungkin Tuhan izinkan sebagai pembelajaran bagi kita agar tidak memanggil arwah karena orang mati tidak mau diganggu. Ketika diganggu, mereka pasti akan mengutuki kita.

Setiap orang mati yang meninggal dalam Tuhan telah kembali bersama-Nya. Untuk orang mati yang meninggal tidak dalam Tuhan, kita harus ingat bahwa Tuhan juga mengasihinya. Tuhan itu adil. Orang yang belum pernah mendengar Injil sama sekali akan dihakimi berdasarkan hati nuraninya karena Tuhan juga meletakkan hukum-Nya di dalam hati seseorang. Tuhan lebih berhak atas arwah orang mati daripada kita karena Dia yang telah mati dan bangkit untuk menebus dosa setiap orang sehingga kita tidak perlu mendoakan orang yang sudah mati.

Ilustrasinya seperti ini: Ketika pergi jauh, saya menitipkan anak saya kepada pegawai saya. Ketika saya kembali, saya jemput anak saya. Namun, hampir tiap hari pegawai saya menelepon untuk memantau keadaan anak saya. Hal ini membuat saya kesal sehingga berkata kepadanya: "Saya ini papanya. Saya pasti memperhatikannya. Apa saya tidak lebih sayang kepadanya daripada kamu? Apa saya tidak lebih mampu menjaganya daripada kamu?"

Hidup sebagai Anak Terang
Kita ini hanyalah pegawai Tuhan yang dititipi anak atau orang tua. Kita hanya menjaga mereka sebelum mereka kembali kepada Tuhan. Setelah mereka kembali kepada-Nya biarkan Tuhan sendiri yang mengurus mereka.

SEMUANYA dari-MU (GMB)
Berjalanlah di depanku dan tuntunku di setiap langkahku. Ku 'kan s'lalu berharap pada-Mu Sahabatku, Bapa, dan Rajaku.
T'rimalah semua hormat dan pujian yang kuberi dan kubawakan syukur bagi kasih yang sejati.

Semuanya dari-Mu, Semuanya untuk-Mu. Pujian syukurku Tuhan kus'rahkan pada-Mu. Semuanya dari-Mu, Semuanya untuk-Mu. Pujian syukurku Tuhan kus'rahkan pada-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.