Catatan Ibadah ke-2 Minggu 10 April 2016
2. Melayani dan Memperhatikan Orang yang
Membutuhkan meskipun Kita sedang dalam Masalah.
Lukas 23:42-43 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Yesus tidak sedang berada
di kantor, tetapi dia disalib. Yesus juga tidak sedang memakai jas seperti
pendeta. Dia telah disiksa selama 15 jam dan hanya mengenakan kain penutup
bagian bawah. Namun, Dia tetap mau memperhatikan orang yang membutuhkan-Nya.
Setiap orang pasti mengalami penderitaan. Namun, orang yang belum mengenal Tuhan cenderung
menyalahkan keadaan, situasi, atau kondisi, menyalahkan orang, bahkan
menyalahkan diri sendiri sehingga mereka kehilangan harapan. Sebaliknya, para
pengikut Kristus dipanggil untuk meneladani Yesus yang tidak sibuk dengan
penderitaan atau masalahnya sendiri. Dengan memperhatikan masalah orang lain,
kita pun beroleh pengharapan untuk mengatasi masalah kita.
Kasih dapat memberikan harapan. Jika ingin dipakai Tuhan, mungkin saja kita
mengalami penderitaan agar kita dapat menjadi berkat atau pembawa harapan bagi
orang lain. Contoh: khotbah mantan pasien kanker lebih memberkati para pasien
kanker daripada khotbah dokter. Dengan memberikan harapan kepada orang lain,
kita pun akan beroleh kasih.
3. Menyampaikan Keluhan dan Pertanyaan Berat
kepada Tuhan.
Di kayu salib Yesus telah
mengalami penderitaan fisik (dicambuk, dipukul, dll), penderitaan emosi (dihina
dan diolok-olok), dan penderitaan rohani (terpisah dari Bapa dan Roh Kudus
karena menanggung dosa semua manusia, baik manusia yang pernah ada, yang ada,
maupun yang akan datang). Pada saat inilah harapan-Nya mencapai titik Nol.
Namun, Dia tahu kepada siapa Dia harus berseru. Yesus pun bertanya kepada Bapa.
Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Jawaban yang kita
dapatkan seringkali bukanlah jawaban atas pertanyaan kita. Tidak penting apa
jawabannya karena yang terpenting adalah
siapa yang menjawab. Untuk pertanyaan berat, jangan bertanya kepada manusia
tetapi bertanyalah kepada Tuhan karena hal ini menentukan keselamatanmu.
Yeremia 33:3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.
0 komentar:
Post a Comment