Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Juni 2025
Keluarga super Injili merupakan keluarga
yang pondasinya adalah Injil (kabar baik). Ibadah nanti sore ada kelanjutannya
tentang keluarga pencitraan.
Efesus 5:32 (TB) Rahasia
ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Hubungan Kristus dan jemaat seperti
hubungan suami istri. Rahasia ini besar, tetapi sudah banyak orang yang
mengetahuinya. Hubungan suami istri haruslah antara pria dan wanita. Jadi, jika
anakmu berpacaran dengan sesama jenis, laranglah dia. Tuhan
tidak pernah memberkati pasangan sesama jenis.
Ada seorang pria yang dirawat di rumah sakit. Keadaannya parah hingga dia tak sanggup membuka mata. Lalu dokter mengatakan bahwa dia akan meninggal sehingga istrinya diminta untuk mengumpulkan seluruh anggota keluarganya. Ketika semua sudah berkumpul di rumah sakit, pria itu mulai memanggil istri, anak, menantu, dan cucunya satu per satu.
Rupanya kebersamaan ini bisa menguatkannya sehingga dia segera membuka mata dan bangun dari tidurnya lalu berkata, “Jika semua di sini, siapa yang menjaga toko?” Oh, ternyata bukan kebersamaan yang membuat dia sehat, tetapi pekerjaan. Semoga kita semua tidak seperti dia dan lebih memperhatikan kebersamaan bersama keluarga daripada pekerjaan.
Ciri-ciri Keluarga Super Injili:
Pasangan saling menghargai, anak
menghormati orang tua, dan orang tua menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.
1. Pasangan Saling Menghargai.
Efesus 5:33 (TB)
Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu
seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Perhatikan cara kita berkomunikasi. Jangan
menggunakan nada atau intonasi tinggi. Jika perkataannya sama, tetapi intonasi
berbeda, hasilnya akan berbeda. Contoh: "Kamu sudah makan?" Jika
diucapkan dengan nada tinggi, pendengarnya mungkin berpikir jika dia diajak berantem
atau makanan akan dilempar ke mukanya. Cobalah mengucapkannya dengan lembut,
"Sayang, kamu sudah makan?"
Makin lama bersama, seharusnya sesama pasangan bisa makin saling mengerti bahasa tubuh masing-masing. Jika suami pulang malam dan tampak lelah, istri jangan bertanya, "Darimana saja? Kenapa baru pulang jam segini?" Lalu ditambah, "uang bulanan kurang." Mungkin saja suami baru dimarahi oleh bosnya karena tidak mencapai target. Jika di rumah masih diomeli istrinya, suami mungkin berpikir, "Jika tahu begini, lebih baik saya tidak pulang."
Maka, lebih baik istri menyiapkan air
hangat untuk mandi suami, menyiapkan makanan untuknya lalu berbicara baik-baik
dengannya. Jika suasana hati suami terlihat baik, istri boleh memberitahukan
bahwa uang bulanan kurang. Nah, dengan senang hati suami pasti akan memberikan
uang tambahan.
Suami juga sama. Jika melihat istri
mengeluh harga-harga bahan makanan naik, suami perlu menyadari bahwa istri
membutuhkan tambahan uang belanja. Jika istri lelah sehabis berbelanja untuk
keperluan keluarga, suami bisa memberinya minuman dan membantunya memasukkan
barang belanjaan. Suami jangan hanya diam saja sambil scroll HP.
Suami istri juga perlu bersikap terbuka.
Jangan sampai salah satu menghabiskan uang di tabungan tanpa diketahui
pasangannya. Setiap akan melakukan pengeluaran, harus didiskusikan bersama. Jangan
ada dusta di antara pasangan!
Pernikahan sekarang lebih mendapatkan
banyak tantangan daripada pernikahan zaman dulu. Kini banyak pasangan ingin
bercerai setelah sebulan pernikahan. Bahkan, ada yang mau bercerai setelah
seminggu menikah. Mereka minta konseling karena sudah tidak tahan dengan
pasangannya. Padahal, jika ada ketidakcocokan, ini hal biasa. Milikilah
ketahanan kasih dalam pernikahan.
HORMATI AYAH IBUMU
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian.
Hormati ayah ibumu.
Hormati ayah dan ibumu. Ini suatu p’rintah yang penting supaya kamu berbahagia
dan panjang umur di bumi.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan karena haruslah demikian.
Hormati ayah ibumu. Hormati ayah ibumu. Hormati ayah ibumu.
0 komentar:
Post a Comment