Sunday, April 27, 2025

Mana Kebaikan Tuan?

<< Kuasa Pemulihan Kristus
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 April 2025

Eh, tadi ada hati hitam legam di atas kursi gereja. Untungnya itu hanyalah tas kulit wanita. Namun, bagaimana jadinya jika hati pengusaha sehitam itu? Inilah yang sedang viral akhir-akhir ini. Puluhan perusahaan dilaporkan karena menahan ijazah karyawan. Laporan ini dipelopori oleh seorang karyawan di sebuah perusahaan di Surabaya. Setelah dua tahun bekerja sebagai tangan kanan bos, dia mengundurkan diri, tetapi ijazahnya tidak dikembalikan.

Ah, aku salut kepadanya. Aku juga pernah salah masuk ke dalam perusahaan seperti itu. Namun, mereka telah mengembalikan ijazahku karena aku juga tak mau berlama-lama di sana setelah menyadari ada hal-hal yang abnormal. Setelah berhasil lulus dari sana dan mendapatkan ijazahku lagi, aku tidak mau lagi bekerja di perusahaan yang suka menahan ijazah. Jika terlalu lama di sana, karyawan baik pasti susah keluar baik-baik karena diminta menunggu penggantinya dulu dan mengajarinya sampai bisa.

Jadi, ketika diterima bekerja di sebuah perusahaan periklanan ternama di Surabaya, aku pun langsung melepas kesempatan tersebut karena mereka juga mau menahan ijazah selama beberapa bulan. Karakter perusahaan yang suka menahan ijazah cenderung sama. Wajah bosnya, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda, semuanya terlihat jutek. Sebagus apapun gedung kantor mereka, wajah-wajah jutek itu menyiratkan masa depan suram. Perusahaan seperti itu selalu dikelola oleh bos-bos berhati hitam yang hanya memikirkan kebaikan pribadi.

Kalau menghadapi bos atau pimpinan seperti itu, aku akan terus terang berbicara terang terus, "Kalian ini terkenal pemarah dan suka marah-marah sehingga karyawan takut berbicara kepada kalian." Walaupun ujungnya pernah diusir oleh bos Kristen pemarah yang merupakan anggota majelis gereja di Jakarta, aku malah makin berani bicara kepada bos-bos semacam itu. Ini yang namanya turut menderita bersama Kristus... wkwwkw...

1 Petrus 2:18-19 (TB) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Sekalipun diulang-ulang pertemuan dengan bos-bos macam begitu, aku belum bisa tunduk begitu saja. Penundukan diri kepada yang bengis tuh tidak mudah. Jadi, gagal pun sudah biasa... hahaha... Selain itu, kupikir ada baiknya jika kita terus terang terus kepada mereka agar tidak terpengaruh untuk menjadi sama dengan mereka. Ih, amit-amit deh kalau sampai terbawa arus emosi mereka yang labil.

Matius 25:24 (TB) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

>> Karena itu aku harus dan harus memberitahu Tuan bahwa aku punya talenta untuk memberitahu Tuan bahwa semua masalah Tuan yang stagnan dari dulu sampai sekarang justru ada kaitannya dengan diri Tuan sendiri. Kata Confusius, “Orang bijaksana belajar dari kesalahan orang lain, tetapi orang cerdas belajar dari kesalahannya sendiri.” Nah, orang bodoh tidak pernah belajar. Tuan lebih suka belajar dari mana? Kesalahan sendiri atau kesalahan orang lain atau keberhasilan orang lain?

YESUS KAU SUNGGUH BAIK
Yesus Kau sungguh baik. Yesus nama-Mu indah. Yesus kucinta Kau selalu. Kutinggikan, kuagungkan s'lamanya.
Kumau memuji-Mu, ku s'lalu puji-Mu. Kumau menyembah-Mu, ku s'lalu sembah-Mu.
Kau yang layak t'rima semua pujian. Kemuliaan hanya bagi Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment