Sunday, March 17, 2019

Hal Pengabulan Doa ~ Ps. Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Maret 2019

Ada seorang bernama Bill yang melihat bungkusan di tengah laut. Dia pun tergerak untuk terjun ke laut dan mengambilnya. Ternyata isinya adalah surat-surat yang ditujukan kepada seorang pendeta yang telah lama meninggal dunia dan semuanya tampak belum pernah dibaca karena masih tertutup rapat.

Beberapa isi suratnya pun lucu karena ada yang meminta dukungan doa pendeta agar bisa menang lotere atau agar tidak diganggu oleh tetangganya. Namun, beberapa di antaranya menyentuh hati karena meminta pengampunan dosa dan ada yang minta didoakan agar mantan pacarnya mau menikahinya sebab dia sudah hamil dengannya.

Bayangkan kita mengirim surat kepada presiden tetapi belum pernah mendapatkan jawaban. Suatu hari kita mengetahui bahwa teman kita bekerja di kantor presiden dan tiap hari bertemu dengannya. Lantas kita pun menitipkan surat kepadanya untuk diberikan kepada presiden. Namun, suratnya malah hilang entah kemana dan tidak pernah diberikan ke presiden. Bagaimana rasanya? Tentu saja kecewa.

Jika surat-surat tadi tidak pernah dibaca oleh pendeta yang bersangkutan, mana mungkin pendeta mendoakannya? Meskipun demikian, Tuhan Yesus memberi kepastian bahwa Tuhan pasti mengetahui masalah mereka. Ketika mereka menulis surat tersebut, Tuhan sudah mengetahuinya.
Matius 7:7-8 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Pengabulan DoaKedengarannya berdoa itu mudah. Ketika meminta, mendapatkan. Ketika mencari, menemukan. Ketika mengetok, pintu dibuka. Namun, sesungguhnya di sini ada unsur ketekunan agar kita tidak menganggap Tuhan sebagai mesin penjawab doa yang mengabulkan semua doa secara instan. Minta, minta, dan mintalah terus hingga mendapatkan. Cari, cari, dan carilah terus hingga menemukan. Ketok, ketok, dan teruslah mengetok hingga pintu dibukakan.
Lukas 18:4-5 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerangku."
'Menyerang' di sini berarti mengganggu hakim hingga matanya menghitam karena kurang tidur. Karena janda tersebut terus menerus meminta tanpa henti, hakim pun membenarkan dia.
Lukas 18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
Ketika berdoa, kita perlu mengetahui karakter Tuhan. Dia itu baik sehingga tidak mungkin memberikan yang buruk. Jika kita meminta ular, tentu tak akan diberi oleh-Nya.
Matius 7:9-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Sebenarnya setiap orang berdoa, termasuk ateis. Namun, kita harus mengetahui kepada siapa kita berdoa. Ada orang yang selalu berdoa selama puluhan tahun di tembok Ratapan untuk perdamaian dunia. Ketika ditanya, bagaimana rasanya berdoa selama puluhan tahun tersebut? Dia berkata: “Rasanya seperti berbicara dengan tembok.” Jika doa tidak dijawab atau belum dijawab, ada beberapa penyebabnya.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.